Detikkasus.com | Pamekasan – Okol, istilah warga Madura untuk menyebutkan olahraga gulat tradisional. Beberapa minggu belakangan ini okol mulai digelar di sejumlah pedesaan di Pamekasan. Okol tidak semata-mata olah raga tapi juga sebagai tradisi masyarakat Pamekasan menunggu datangnya musim hujan.
Tradisi okol biasa dilakukan pada saat musim kemarau berkepanjangan melanda. Seperti sekarang ini, kekeringan yang dibarengi paceklik air bersih terjadi hampir di wilayah Pamekasan dan kabupaten lainnya di Pulau Garam.
Tradisi okol telah dikenal puluhan tahun lalu. Bahkan kabarnya orang Madura telah mengenal tradisi okol jauh sebelum Indonesia merdeka.Tradisi okol merupakan warisan budaya leluhur masyarakat Madura. Salah satu desa yang menggelar okol adalah Desa Akkor Kecamatan Palengaan,Kabupaten Pamekasan,Madura Jawa Timur, Jum’at (01/11/2019).
Salah satu Panitia Okol Zainal Abidin mengatakan ada sejumlah aturan yang diberlakukan,dalam tradisi okol. Yang paling penting adalah peserta yang kalah dan pendukungnya tidak boleh memendam dendam kepada sang pemenang. Sebab, okol merupakan olah raga yang menjunjung spotivitas.
“Aturan lainnya, adalah, baik peserta maupun penonton tidak boleh berjudi,juga peserta dinyatakan kalah jika punggungnya menyentuh tanah. Peserta tidak boleh memelihara kuku di kedua tangannya. Kuku tangan harus dipotong bersih sebelum bertanding. Panitia akan mengusir peserta berkuku panjang dari luar arena,”kata Zainal kepada Jejak Kasus,Info
Lebih lanjut Zainal berharap,agar olahraga okol tersebut terus dilestarikan karena ini merupakan warisan para leluhur.
“Saya selaku generasi muda Pamekasan mengharapkan agar supaya tradisi ini terus dilestarikan,agar semua seluruh masyarakat Indonesia tau kalau di Kabupaten Pamekasan ada olahraga gulat tradisional Kabupaten Pamekasan disaat Kemarau panjang melanda pulau Madura khususnya Kabupaten Pamekasan,” harap Zainal.
Ketua Lembaga Pemantau Penyelengara Negara Republik Indonisia (LPPN RI) cabang Surabaya Dapil Madura Moh.Jaka memberikan apresiasi atas terselenggaranya pertandingan Okol.
“Saya selaku ketua LPPN RI Dapil Madura menyambut baik dan mendukung penuh atas dilaksanakannya pertandingan olahraga tradisional Okol ini,agar budaya peninggalan nenek moyang kita terus dikenal oleh generasi muda dan dikenal oleh seluruh Masyarakat terutama agar dikenal oleh masyarakat manca negara,selain olahraga budaya ini merupakan sebagai pengikat tali silaturrahmi seluruh masyarakat Pamekasan,karena pesertanya dari berbagai kecamatan dan Desa tetangga yang ada di Kabupaten Pamekasan,” tutur Bang Jaka ( sapaan akrabnya).(mochtar)