Detikkasus.com | JAKARTA – Universitas Nasional menggelar Sidang Terbuka Senat Periode I Tahun 2017/2018. Pada kegiatan ini, Universitas Nasional melantik lebih dari 800 wisudawan dari berbagai program studi dan jenjang pendidikan. Sebanyak 285 wisudawan dari program pascasarjana dan sarjana lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,50 berpredikat cum laude.
Wisuda Periode I Tahun 2017/2018 melantik sebanyak 804 wisudawan, yang terdiri dari jenjang pascasarjana, sarjana dan diploma. Wisudawan tersebut terdiri dari 3 program doktoral, 43 wisudawan program magister, 528 wisudawan program sarjana, 218 program diploma empat dan 12 wisudawan program diploma tiga.
Lulusan terbaik pada wisuda kali ini diraih oleh mahasiswa dari program doktoral bernama Mufidah Said dengan IPK 3,94 dengan predikat cum laude. Mufidah merupakan mahasiswa dari program studi Ilmu Manajemen, yang telah berusia 52 tahun. Sementara pada jenjang sarjana, peraih IPK tertinggi adalah Indri Ustamar dari program studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang lulus dengan IPK 3,92.
‘’Universitas Nasional juga turut meluluskan 285 wisudawan dari program pascasarjana dan sarjana dengan IPK di atas 3,5 dengan predikat cum laude,’’ ungkap Rektor Universitas Nasional, El Amry Bermawi Putera, saat wisuda UNAS di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/3).
Wisuda Universitas Nasional periode ini mengambil tema ‘’Peran Perguruan Tinggi Dalam Mewujudkan Cita Hukum Yang Berkeadilan”. Orasi ilmiah disampaikan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Bambang Soesatyo dan Profesor Jang Youn Cho dari Hankuk University, Korea.
Selain itu, terdapat dua mahasiswa asing asal Tiongkok yang turut diwisuda. Wisudawan tersebut berasal dari program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi. ‘’Hal ini turut menandakan Universitas Nasional cukup diminati oleh mahasiswa asing dari berbagai negara. Selain itu, juga menjadi ciri bahwa kualitas dan pelayanan pendidikan di Universitas Nasional mendapatkan apresiasi yang tinggi dari masyarakat dan diakui secara internasional,’’ ujar El Amry.
Salah satu yang berbeda dari wisuda kali ini adalah diberikannya Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) kepada wisudawan. Selain mendapatkan ijazah, wisudawan juga akan mendapatkan SKPI yaitu dokumen-dokumen yang memuat informasi tentang pencapaian akademik atau kualifikasi dari lulusan pendidikan tinggi bergelar.
Hal ini sesuai dengan ketentuan pemerintah melalui pemberlakuan Kurikulum Pendidikan Tinggi berbasis Standar Nasional Perguruan Tinggi/Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia atau SNPT/KKNI di seluruh program studi guna melahirkan lulusan yang kompeten dan berkualitas.
“Saya berharap, lulusan Universitas Nasional akan setara, bahkan mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi kelas dunia. Untuk itu selain memberikan SKPI, kami juga telah membentuk Badan Pengembangan Profesi untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten berdasarkan standar kompetensi kerja atau profesi,” papar El Amry.
Rektor menambahkan, BP Pro UNAS bekerjasama dengan lembaga sertifikasi profesi, lembaga latihan kerja, industri dan pengguna yang tidak hanya bertujuan untuk memenuhi standar kompetensi kerja dan profesi, namun juga mendapatkan pengakuan dari lembaga sertifikasi profesi yang terlah terlisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dalam waktu dekat, BP Pro akan menandatangani nota kesepahaman dengan 7 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Training Provider yang berbasis kompetensi kerja
*KETUA DPR RI :PERGURUAN TINGGI BERPERAN STRATEGIS PERBAIKI SISTEM HUKUM INDONESIA*
JAKARTA – Perguruan tinggi merupakan tempat menggelorakan semangat kuat untuk mengembangkan jati diri calon pemimpin bangsa dan menimba ilmu pengetahuan. Seperti yang ditegaskan dalam Undang-Undang tentang Pendidikan Tinggi, fungsi dan peran perguruan tinggi sebagai wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat, wadah pendidikan calon pemimpin bangsa, pusat pengembangan ilmu pengetahuan, pusat kekuatan moral, dan sebagai pusat pengembangan peradaban bangsa.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Bambang Soesatyo mengatakan dengan fungsi dan peran tersebut maka perguruan tinggi di Indonesia merupakan sentra pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurutnya, hal inilah yang membuat bangsa Indonesia sangat berharap pada lembaga-lembaga pendidikan tinggi untuk dapat melahirkan generasi yang terampil dan mandiri, karena profil para lulusan tersebut akan menentukan daya saing bangsa dalam menghadapi dinamika persaingan global.
Selain itu, Bambang menambahkan perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis dalam perbaikan sistem hukum di Indonesia. “Tidak ada hal yang lebih urgen lagi untuk dilakukan demi terwujudnya hukum yang berkeadilan selain dari pada pembenahan sistem hukum dari mulai hulu sampai hilir, pembenahan dari hulu dapat dilakukan melalui pendidikan tinggi,” ujarnya dalam orasi ilmiah yang disampaikan pada wisuda Universitas Nasional Periode I Tahun Akademik 2017/2018, di Jakarta Convention Center, Minggu (4/3).
Pria kelahiran Jakarta, 10 September 1962 itu menambahkan, untuk pembenahan di hilir, berkaitan dengan peranan para penegak hukum tempat masyarakat menggantungkan harapan akan keadilan. Sarjana-sarjana hukum yang akan menjadi praktizijins juristen (hakim, jaksa, dan pengacara) dan diharapkan mampu menjalankan tugas demi terwujudnya keadilan di masyarakat.
Dalam kaitan ini, pendidikan tinggi hukum memiliki peran yang sangat besar untuk menghasilkan sarjana-sarjana hukum yang memiliki moral serta pemahaman yang memadai tentang hukum yang berkeadilan. “Meninjau peranan perguruan tinggi saat ini merupakan sebuah keharusan. Potensi wisudawan dan wisudawati khususnya UNAS sangat besar dalam membangun hukum nasional sesuai dengan cita hukum yang berkeadilan,” tegasnya.
Senada dengan hal tersebut, Rektor Universitas Nasional, Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A, mengungkapkan perguruan tinggi turut berperan penting untuk membuat hukum menjadi efektif dalam masyarakat.
‘’Perlu komunikasi hukum yang dijalankan dengan baik agar masyarakat memahami hukum yang ada. Sarana penyampaian isi suatu peraturan hukum harus memadai agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses mobilisasi hukum,’’ ungkapnya dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, lanjut El Amry, keefektifan hukum juga dapat dicapai dengan cara menanamkan nilai-nilai baru melalui proses pelembagaan agar dapat menjadi pola tingkah laku baru dalam rangka pembentukan kesadaran hukum masyarakat. ‘’Kiranya dapat dipahami bahwa usaha untuk menanamkan budaya hukum yang baru dapat tercapai jika proses pelembagaannya telah dilakukan secara baik dan sungguh-sungguh demi terciptanya kesadaran hukum masyarakat,’’ paparnya.
Dalam peranannya menciptakan sumber daya manusia yang handal berkualitas dan profesional serta berintegritas, lanjutnya, perguruan tinggi harsus berperan aktif dalam melakukan penelitian dan kajian terhadap kebijakan negara sehingga dapat memberikan masukan pada lembaga yang berwenang terutama dalam aturan hukum agar tidak terjadi tumpang tindih baik itu pada produk hukum maupun kewenangan dalam penegakan hukum.
*DUKUNG PENDIDIKAN BERBASIS ONLINE, UNAS KENALKAN HYBRID LEARNING MAGISTER BISNIS*
Detikkasus.com JAKARTA – Universitas Nasional, Kampus Terakreditasi Insitusi dengan Nilai A (Sangat Baik) mengenalkan konsentrasi terbaru di jenjang pendidikan strata dua. Konsentrasi ini bernama Manajemen Bisnis yang akan menjadi salah satu konsentrasi ungulan di program studi Magister Manajemen, karena menerapkan metode Hybrid Learning.
Hybrid Learning memadukan antara sistem pembelajaran online dan onsite. Dimana mahasiswa Manajemen Bisnis nantinya akan mendapatkan perkuliahan dengan perbandingan pertemuan tatap muka sebesar 50 persen dan sisanya melalui sistem online, dari total 16 kali pertemuan dalam setiap semester. Materi perkuliahan online ini dibuat secara terencana dan terstruktur di 2 studio UNAS berteknologi terkini dengan peralatan yang didatangkan dari Korea.
‘’Hybrid Learning ini bertujuan untuk menjangkau masyarakat yang berkeinginan untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasinya tanpa ada kendala jarak dan waktu. Para pengajarnya bergelar professor dan doktor lulusan dari Universitas di dalam maupun luar negeri,’’ ujar Rektor Universitas Nasional, El Amry Bermawi Putera, dalam pidatonya pada wisuda Periode I Tahun Akademik 2017/2018, di Jakarta Convention Center, Minggu (4/3).
Universitas Nasional menggandeng Cyber Hankuk University of Foreign Studies – salah satu universitas terbaik di Korea yang telah menerapkan sistem pembelajaran berbasis online pada program studi Manajemen Bisnis yang akan segera dibuka pada tahun akademik 2017/2018.
El Amry menambahkan, MBA merupakan salah satu program studi yang paling diminati di dunia. Sebagai pembanding, Amerika Serikat sebagai negara maju di dunia, jumlah mahasiswa yang mengambil program MBA/ Bisnis mencapai 30 persen dari total seluruh mahasiswa di negara adi daya tersebut. Indonesia, dengan jumlah penduduk sebesar 250 juta jiwa, seharusnya dapat meningkatkan peminatannya terhadap bidang kewirausahaan/ bisnis agar ekonomi negara menjadi lebih maju.
Senada dengan Rektor UNAS, Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, setuju dengan diterapkannya pendidikan berbasis online. Ia pun mengapresiasi gagasan dari Rektor UNAS yang akan memberlangsungkan sistem pendidikan berbasis online tersebut. “Saya sangat mendukung rencana pendidikan online dan ini didukung oleh DPR. Menurut saya itu hal yang baik karena dapat menjangkau masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus dalam hal waktu dan jarak. Selain itu kami juga mendukung pemerintah, dengan menciptakan pendidikan yang cepat, terjangkau, dan efisien,” tandasnya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 menunjukkan, rasio wirausaha di Indonesia baru mencapai 3,10 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Jumlah ini, memang sudah meningkat dibandingkan dengan beberapa tahun lalu dimana rasio tersebut tidak mencapai 1 persen. Namun, apabila dibandingkan dengan pertumbuhan wirausaha di negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura, Indonesia masih tertinggal jauh. Di Thailand, rasio wirausaha sebesar 4 persen, Malaysia mencapai 5 persen, dan di Singapura, rasionya mencapai 7 persen dari jumlah penduduk. Untuk itu, El Amry mengundang seluruh warga negara Indonesia untuk mengambil Manajemen Bisnis di Universitas Nasional dengan biaya yang sangat terjangkau dan dapat diselesaikan hanya dalam 3 semester saja.
Cyber Education
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, turut mempengaruhi berbagai lini kehidupan, Dalam decade ke depan, revolusi industri ke-4 akan berkembang sepenuhnya dan kecerdasan buatan, internet untuksegalanya (Internet of Things), Mahadata, dan juga bioteknologi akan menjadi kata-kata umum dalam kehidupan sehari-hari. Tak terkecuali system dan cara pengajaran di PerguruanTinggi.
‘’Revolusi industri ke-4 juga berarti kehidupan tanpa batas dalam konteks teknologi informasi dengan penggunaan daya dan data komputasi yang tidak terbatas, karena hal ini dipengaruhi oleh perkembangan Internet dan teknologi digital massif sebagai tulang punggung gerakan manusia dan mesin dan konektivitas. Era ini juga akan mempengaruhi bidang sains, teknologi dan pendidikan tinggi. Karena itu, kehadiran pendidikan berbasis online tidak terelakkan,’’ ungkap salah satu keynote speaker, Prof Jang Youn Cho, dalam orasinya berjudul Pentingnya Pendidikan Berbasis Online untuk Pembangunan Indonesia, di depan ratusan wisudawan Universitas Nasional periode I Tahun Akademik 2017/2018, di Jakarta Convention Centre (JCC), Minggu (4/3).
Menurut Rektor Hankuk University, Korea periode 2014 – 2017 dan salah satu pendiri Cyber Hankuk University of Foreign Studies ini, pendidikan berbasis online sangat penting khususnya untuk Indonesia yang merupakan Negara kepulauan, karena dapat memberikan akses pendidikan yang lebih merata kepada seluruh masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada dan mengurangi pengangguran di Indonesia melalui sector pendidikan. Untuk itu, ia sangat mendukung langkah Universitas Nasional untuk menerapkan pendidikan berbasis online (cyber education) di Indonesia.
M.Sha