Bojonegoro | Detikkasus.com – Sebagai langkah percepatan penurun stunting, Pemkab Bojonegoro berkolaborasi lintas sektoral bersama TNI dan ibu PKK menggelar pelatihan keterampilan olahan makanan bagi balita stunting.
Pelatihan digelar di Desa Gondang Kecamatan Gondang, Kamis (5/10/2023).
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Bojonegoro, Camat Gondang, Dinas Kesehatan, P4S Gading Bojonegoro, serta para ibu PKK kecamatan Gondang.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua PKK Kabupaten Bojonegoro Dian Adiyanti Adriyanto menyampaikan Pemkab Bojonegoro berkomitmen melaksanakan upaya penanggulangan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan stunting. Hal ini selaras dan mendukung program Pemerintah Pusat, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Hal ini selaras dengan isu utama strategi gerakan PKK yang menjadi acuan Rencana Induk dan Strategi Gerakan PKK 2021-2024. Yakni meliputi penanganan pandemi covid-19, penurunan angka stunting, penguatan ekonomi masyarakat.
“Pencapaian penanggulangan stunting sejak 2018 sampai dengan saat ini Bojonegoro selalu mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, tahun 2018, Balita Prevalensi stunting masih tercatat sebesar 8,76% (6.941 balita). Kemudian berangsur menurun, tahun 2019 sebesar 7,45% (5.868 balita), tahun 2020 tercatat 6,84% (5.192 balita) dan 2021 terdapat 5,71% (4.277 balita) dan hingga bulan timbang Februari 2022 tercatat turun menjadi 5,21% (3.804 Balita). Selanjutnya sesuai data bulan timbang Agustus 2023, prevalensi stunting sekitar 2,26% (1.535 balita),” terangnya.
Lebih lanjut Dian menjelaskan bahwa data riil berdasar hasil bulan timbang di Bojonegoro ini, jika bandingkan dengan data hasil survei nasional, prevalensi stunting Bojonegoro tahun 2021 masih sebesar 23,9%, sedikit di atas Provinsi Jawa Timur yang sebesar 23,5%, dan di bawah angka nasional sebesar 24,4%. Posisi Kabupaten Bojonegoro berdasarkan skala survei nasional (SSGI) saat ini masih masuk peringkat 12 terbesar se-Jawa Timur dan masih masuk dalam daerah lokus penanganan AKI, AKB dan stunting.
Guna mendukung target nasional 2024 yaitu prevalensi stunting di Indonesia mencapai kisaran 14%, maka desa dan kelurahan di Bojonegoro harus bisa Bebas Stunting pada tahun 2024. Ini juga amanat Perpres Nomor 72 Tahun 2021. Termasuk bagi desa-desa yang ada di Kecamatan Gondang, yang saat ini angka prevalensi stunting sebesar 1,01% dengan jumlah balita stunting sebanyak 14 dari 1.380 jumlah keseluruhan balita.
Dian juga mengatakan bahwa Pemkab Bojonegoro terus bersinergi dan berkolaborasi dalam percepatan penurunan stunting. Salah satunya melalui program TMMD yang merupakan program terpadu dan lintas sektoral yang dilakukan sebagai wujud kepedulian TNI untuk membantu pemerintah daerah dalam memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
”Sebagai wujud nyata kepedulian, maka pelaksanaan TMMD dalam bentuk kegiatan karya bakti antara TNI dengan instansi pemerintah dan seluruh komponen masyarakat, hakekatnya untuk memotivasi dan menumbuhkembangkan kesadaran semangat dan gotong royong masyarakat dalam membangun desanya. Termasuk dalam hal ini bersinergi dengan TP PKK sebagai penggerak pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga,” ungkap Dian.
Dian juga menambahkan dalam rangka mendukung pelaksanaan TMMD serta sebagai upaya penurunan angka stunting, maka saat ini dilaksanakan kegiatan Pembinaan Tematik dengan fokus Pelatihan Keterampilan Olahan Makanan Bagi Balita Stunting. Tujuannya untuk memberikan tambahan wawasan dan ketrampilan bagi Pengurus TP PKK Kecamatan dan Desa, khususnya dalam hal ini Pokja IV. Salah satunya menangani peningkatan kesadaran gizi keluarga untuk pencegahan dan penurunan angka stunting.
Dian juga berharap, semua peserta dapat mengikuti pelatihan dengan seksama sehingga mampu menyerap materi. Nantinya dapat dipraktikkan di rumah sekaligus disampaikan kepada seluruh keluarga yang ada di desa masing-masing. Selain itu juga bisa menjadi salah satu pilihan dari berbagai macam varian olahan makanan yang bisa dijadikan ragam melengkapi Isi Piringku. Sehingga anak-anak menjadi lebih berselera makan dengan lahap.
“Ingat, yang penting bukanlah seberapa mahal bahannya tetapi lebih kepada kandungan gizi/nutrisinya, yang sekiranya bisa memanfaatkan bahan dari sekitar rumah kita apalagi dari tanaman/peliharaan di pekarangan rumah masing-masing,” pungkasnya.
(Andri)