Dirilis : Sri Danarsih
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis.
Berawal dari rutinitas mahasiswa yang sering disibukkan dengan aktivitas organisasi dan tugas. sebagai mahasiswa, seringkali mengeluh atau berujar bahwa dirinya merasa tertekan. Dari wajah mahasiswa saja sudah terlihat bahwa kebanyakan mahasiswa dapat dikategorikan sebagai golongan yang tertekan. Pada fase ini, seorang mahasiswa akan menghadapi berbagai tantangan baru. Salah satunya ialah proses adaptasi ketika menjadi mahasiswa baru seperti tinggal jauh dari orangtua, menyesuaikan jadwal kuliah yang berbeda-beda, mencari teman baru, atau mengatur keuangannya sendiri. Sebagai pelajar sangat mungkin bagi mahasiswa untuk merasa bingung maupun tertekan atau yang umum disebut sebagai stres.
Stres merupakan suatu keadaan di mana sumber daya yang miliki oleh seseorang tidak dapat mendukung keinginan yang ingin dicapai. Misalnya, seorang mahasiswa ingin mendapatkan nilai A tetapi ia malah dapat C. Terjadi kesenjangan antara apa yang diinginkan terhadap kemampuan yang dimilikinya. Pada dasarnya, seorang mahasiswa dapat memberikan respon yang berbeda pada setiap permasalahan yang dihadapinya.
Tingkat stres mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa factor, Salah satunya dikarenakan ketegangan yang timbul ketika proses belajar mengajar. Kalau dosennya killer, mahasiswanya cenderung lebih tertutup. Karena itu, seharusnya mahasiswa bisa belajar untuk menciptakan suasana senang ketika dalam proses perkuliahan. Susah senang itu diciptakan oleh mahasiswa sendiri, dengan menciptakan rasa senang itu, dosen paling killer pun dapat terlihat menyenangkan sehingga akan lebih memudahkan untuk memahami suatu pelajaran.
Terdapat dua respon yang biasa mucul saat menghadapi stres yaitu seorang mahasiswa akan menghadapi atau menghindar dari permasalahannya. Alangkah baiknya jika permasalahan yang dihadapi seorang mahasiswa menjadi kesempatan belajar bagi dirinya untuk menemukan solusi yang sesuai diri mereka karena nantinya mahasiswa perlu menjadi seseorang yang mandiri dan mampu mengambil keputusan secara tepat.
Stres dapat dinilai menjadi dua hal, yaitu bentuk stress positif atau bentuk stres negatif . Misalnya, seorang mahasiswa merasa stres dengan tugas algoritma (sumber stres) yang diberikan oleh dosennya. Jika ia menilai sumber stres tersebut sebagai hal yang negatif, maka ia akan merasa terbebani dan motivasinya menurun. Namun, jika ia menilai sumber stres tersebut sebagai hal yang positif, maka ia akan merasa semakin semangat serta tertantang untuk menyelesaikannya.
Terdapat dua cara yang biasa dilakukan seseorang untuk mengatasi stress. pertama yaitu masalah harus selesai, cara ini lebih berfokus kepada pemecahan masalahnya. Bertujuan untuk mengurangi tuntutan dari situasi yang menyebabkan stres atau memperluas sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menghadapinya. Misalnya, melakukan diskusi, mencari informasi mengenai cara belajar, bertanya ke dosen, dan lain sebagainya. Dan yang kedua yaitu harus tenang, cara ini lebih fokus kepada pengendalian respon emosi ketika menghadapi stres. Misalnya, menonton TV, beribadah, mencari dukungan dari keluarga dan teman, berolahraga, menangis, curhat, jalan dengan teman, dan lain sebagainya.
Permasalahan stres sebaiknya tidak dijadikan sesuatu yang rumit. Setiap mahasiswa perlu menerapkan manajemen stres yang baik agar program kerja tetap terlaksana sesuai rencana. Apabila program kerja dan tugas-tugas perkulihan sudah terlaksana dengan baik maka waktu yang ada juga tidak terbuang dengan sia-sia. Maka dari itu selain harus bisa menerakan manajemen stress mahasiswa juga harus bisa menerapkan manajemen waktu. Karena apabila seorang mahasiswa sedang merasa stress atau tertekan dengan banyaknya tugas dan tidak cepat diselesaiakan itu juga akan berdampak pada menyianyikan waktu yang ada akibatnya akan berimbas pada kegiatan lainya, seperti telat masuk kelas yang bisa disebabkan karena bangun kesiangan atau tugas belum selasai dan semuanya serba terburu-buru seperti dikejar waktu.
Penting hukumnya untuk setiap mahasiswa agar bisa mengelola waktu (time management), karena manusia bukanlah mesin yang dapat melakukan pekerjaan secara bersamaan. Secara alami, tubuh manusia hanya didesain untuk mengerjakan satu hal dalam satu waktu. Untuk seorang mahasiswa yang biasa melakukan segala sesuatunya sendiri dan dituntut untuk hidup mandiri tentunya time management dan kedisiplinan sangat dibutuhkan.
Patut diingat bahwa inti dari manajemen waktu adalah konsentrasi pada hasil dan bukan sekedar menyibukkan diri. Banyak orang menghabiskan hari-harinya dengan berbagai kegiatan yang seakan tiada habisnya tetapi tidak mendapat capaian apapun karena kurang konsentrasi pada hal yang benar. Sebagai mahasiswa harus mengetahui dan menyusun prioritas dengan banyak cara yaitu: Pertama buatlah daftar kegiatan, termasuk membuat to do list, rencana mingguan, rencana bulanan, dan rencana semesteran. Kedua menetapkan tujuan (goal setting) untuk mengukuhkan konteks bagi manajemen waktu. Ketiga menelusuri penggunaan waktu dan membangun kesadaran tentang bagaimana anda akan menghabiskan waktu. Terakhir memantau (self monitoring) apa yang telah dikerjakan. Pada tahap ini anda menilai seberapa baik anda menjalankan rencana, seberapa akurat anda membuat rencana, seberapa tepat anda menduga kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan sebagainya.
Beberapa strategi yang mungkin membantu membuat jadwal Anda menjadi efektif dan efesien adalah dengan identifikasi waktu terbaik pada setiap harinya, belajar subyek yang sulit atau membosankan lebih dulu, pastikan bahwa lingkungan sekitar kondusif untuk belajar, jangan tinggalkan rekreasi dan hiburan, usahakan anda punya waktu tidur dan makan yang cukup dan berkualitas dan manfaatkan waktu menunggu atau kombinasikan dua kegiatan.
Pastikan seorang mahasiswa tetap fokus dan memprioritaskan kuliah karena kewajiban pertama seorang mahasiswa adalah belajar dan lulus kuliah. Karena yang diharapkan orang tua kepada seorang mahasiswa ialah lulus kuliah, menjadi orang sukses dan berguna bagi orang lain. Agar nilai kuliah tetap tinggi, program kerja seperti organisasi tetap maksimal dan dapat menikmati waktu maka beberapa cara diatas dapat dilakukan untuk dapat mengatur waktu dengan baik. (***).