Detikkasus.com | Jateng – TNI Manunggal Masuk Desa Reguler ke 104 secara serentak telah dibuka.
Khusus di wilayah Kodam IV/Diponegoro, TMMD Reguler dilaksanakan di empat wilayah yakni di Kodim 0711/Pemalang di Desa Jatiroyom Kec. Bodeh, Kab. Pemalang, wilayah Kodim 0706/Temanggung di Desa Tlahap Kec. Kledung Kab. Temanggung, wilayah Kodim 0721/Blora di Desa Jurangrejo, Kec. Bogorejo, Kab. Blora dan Kodim 0726/Sukoharjo di Desa Celep, Kec. Nguter, Kab. Sukoharjo.
Selain TMMD Reguler, Kodam IV/Diponegoro juga menggelar TMMD imbangan atau disebut dengan istilah TMMD Sengkuyung yang digelar diseluruh Kodim jajaran.
Baik TMMD reguler maupun sengkuyung merupakan wujud nyata dari kemanunggalan TNI dengan masyarakat.
Salah satunya terlihat dari kebersamaan TNI dan masyarakat di Desa Jatiroyom Kecamatan Bodeh, Pemalang yang bergotong royong membangun jalan yang menghubungkan dua desa yang terisolasi.
Tak hanya itu, kebersamaan juga terwujud ketika para prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD Kodim Pemalang tinggal bersama di rumah-rumah warga.
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, S.E., M.M., saat menghadiri pembukaan TMMD menyampaikan, Satgas yang tidur di rumah warga tersebut untuk menjalin dan membangun rasa kebersamaan antara TNI dengan masyarakat.
“Selama 30 hari para prajurit akan tinggal di rumah warga, disinilah bentuk nyata kemanunggalan TNI dan masyarakat”, ungkap Pangdam.
Dijelaskan, TNI dan masyarakat akan bersama-sama dan bergotong-royong untuk meraih keberhasilan dengan semangat meraih harapan serta ketahanan nasional.
Hal ini sesuai dengan tema TMMD kali ini yaitu
“Melalui TMMD Kita Tingkatkan Kebersamaan Umat Serta Semangat Gotong Royong Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Guna Mewujudkan Ketahanan Nasional”
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sambutan yang di bacakan Wakil Gubernur Taj Yasin mengatakan, kita mengabdikan diri demi kemajuan Indonesia, melalui TMMD inilah bagian dari cara kita merawat dan mengikat kebersamaan serta kegotong royongan mengatasi persoalan kebangsaan.
Sinergitas dan kemanunggalan TNI dengan rakyat, serta Pemerintah Pusat dan Daerah melalui TMMD seperti inilah menjadi solusi untuk mengatasi persoalan dan suatu kekuatan luar biasa untuk memajukan desa, menggali dan mendayagunakan potensi serta mengatasi berbagai permasalahan
masyarakat.
Dengan merujuk data BPS Per-Bulan September 2018, yang menunjukkan angka cukup tinggi maka kita terus memfokuskan program penanggulangan kemiskinan di
pedesaan dengan prinsip keroyokan melalui pendekatan holistik-integratif-tematik dan spasial.
Lebih lanjut dikatakan bahwa semangat kebersamaan, kegotong-royongan serta persatuan dan kesatuan merupakan senjata ampuh bangsa Indonesia dalam menghadapi segala permasalahan dan tantangan,Ini harus
senantiasa kita rawat dan jaga bersama.
Jangan sampai kapital sosial berharga ini luntur dan sirna tergerus oleh berbagai perbedaan yang ada.
“Berbeda itu biasa karena berbeda memang kodrat Sang Pencipta. Dan, berbeda itu indah. Maka melalui TMMD ini, mari kita gelorakan lagi semangat v kolektifitas serta persatuan dan kesatuan seluruh elemen masyarakat yang ada.
Mari kita bangun sarana prasarana, fasilitas umum dan sosial yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat desa,” terang Taj Yasin .
Tidak hanya itu, program TMMD ini juga harus diarahkan untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, meningkatnya kesehatan lingkungan dan memantapkan kerukunan antar umat beragama dalam rangka mencegah terjadinya konflik SARA, radikalisme, terorisme dan intoleransi.
Yang tidak kalah penting, kita harus terus mendorong dan mendampingi masyarakat desa agar berkreasi serta berinovasi untuk menggali dan mengoptimalkan potensi desa agar lahir startup wirausaha sehingga masyarakat desa makin sejahtera.
Pembukaan TMMD Reg ke 104, juga dimeriahkan dengan Tari Kuntulan, Kuda Lumping dan Brendung. Selain itu juga dilaksanakan bazar, donor darah, pembagian RTLH, pembagianvg v sembako untuk masyarakat kurang mampu.
Usai upacara pembukaan, Pangdam beserta tamu undangan dilaksanakan peninjauan lokasi TMMD, peletakan batu pertama, dan penanaman 1000 pohon mangga.( Detik kasusJateng DIY / Pendam IV Diponegoro )