Tinjau Pemindahan ke Isoter, Wali Kota: Isoter Punya Fasilitas Lengkap untuk Mempercepat Kesembuhan

KOTA MADIUN I detikkasus.com – Upaya pemindahan warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) ke fasilitas isolasi terpusat (isoter) terus dimaksimalkan. Wali Kota Madiun Maidi kembali meninjau langsung proses pemindahan warga isoman tersebut Senin (23/8). Pun, tak hanya satu tempat. Namun, beberapa tempat sekaligus. Di antaranya, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Sembada Mulya, Jalan Bumi Mas I, Jalan Gegono Manis, Jalan Sumo Manis, dan Jalan Citarum. Sebelumnya, wali kota juga pernah meninjau pemindahan serupa di Kelurahan Klegen.

Baca Juga:  Tidak Pernah Berhenti Berikan Penyuluhan Dan Pembinaan Kamtibmas Kepada Warga Binaan

‘’Orang-orang yang saat ini menjalani isoman harus segera sembuh. Agar segera sembuh maka kita pindahkan ke isoter karena penanganan juga lebih cepat di sana (isoter),’’ kata wali kota.

Wali kota menyebut setidaknya masih ada 182 warga isoman yang belum dipindahkan sampai saat ini. Petugas terus melakukan pendataan untuk dilakukan pemindahan. Petugas gabungan bersama TNI/Polri memang diterjunkan untuk mempercepat pemindahan. Wali kota menargetkan pemindahan tuntas dalam dua sampai tiga hari ke depan.

‘’Kita masih ada 200 bed lebih yang kosong. Karenanya, 182 yang masih ada di rumah ini kita bawa ke isoter. Harapannya, segera mendapatkan penanganan jika muncul gejala,’’ jelasnya.

Baca Juga:  Bertemu Warga Binaan Bhabinkamtibmas Banjar Bali Jalin Kerjasama Jaga Keamanan Wilayah

Wali kota berharap pasien Covid-19 yang dirujuk ke rumah sakit berangkat dari isoter. Artinya, sudah mendapat penanganan terlebih dahulu. Sebab, pasien rujukan yang dibawa dari rumah biasanya sudah dalam kondisi buruk. Alhasil, penanganan tak bisa maksimal. Wali kota menyebut itu bisa karena kurangnya pengawasan warga isoman.

‘’Karena di rumah, kurang kontrol, jadi kurang pemantauan. Karena kita pindahkan ke isoter yang ada petugas dan dokter jaga 24 jam,’’ jelasnya.

Baca Juga:  HMI Dengan Tegas Tolak Intoleransi dan Radikalisme.

Kontrol yang dimaksud bukan hanya urusan kesehatan. Tetapi juga urusan asupan gizi dan kedisiplinan. Wali kota mencontohkan bisa saja yang isoman tersebut tak enak makan hingga akhirnya drop. Sebaliknya, di isoter dilakukan pengawasan apa yang harus dimakan dan harus dihabiskan. Artinya, kebutuhan gizi pasien tercukupi.

‘’Di sini semua tercukupi. Tidak perlu khawatir. Ini demi kebaikan warga semua,’’ pungkasnya. (Fad/kmf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *