Bojonegoro | Detikkasus.com – Penyediaan air baku irigasi setiap tahun terus dilakukan Pemkab Bojonegoro. Tahun 2022, Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air membangun enam (6) embung baru dan menormalisasi empat (4) embung. Ini sebagai upaya penyediaan air yang bermanfaat untuk mengairi sawah.
Kepala Bidang (Kabid) Air Baku dan Irigasi Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya Air (SDA) Bojonegoro Bungku Susilowati menjelaskan, enam lokasi tersebut tersebar di lima kecamatan. Di antaranya embung Desa Bareng dan embung Desa Bobol di Kecamatan Sekar; embung Desa Kabalan di Kecamatan Kanor; Embung Desa Kedungadem, Kecamatan Kedungadem; Embung Desa Ngrancang, Kecamatan Tambakrejo; dan Embung Desa Lengkong, Kecamatan Balen.
“Sementara untuk empat lokasi normalisasi embung semuanya dilakukan di Kecamatan Kedungadem. Tepatnya embung di Desa Dayukidul, Desa Kedungadem, Desa Kesongo, dan Desa Babad. Untuk normalisasi embung sudah 100 persen. Sementara pembangunan embung baru khusus di Desa Ngrancang masih berjalan. Lainnya juga sudah 100 persen,” jelasnya Jumat (18/11/2022).
Ia menambahkan, sebagai upaya menjaga ketersediaan suplai air baku untuk irigasi atau pertanian di Kabupaten Bojonegoro, Pemkab Bojonegoro melalui DPU SDA telah membangun 528 embung tersebar di 28 Kecamatan Bojonegoro.
Adapun kriteria teknis embung dalam rangka memenuhi tujuan Bojonegoro sebagai lumbung pangan negeri di antara lain, lokasi secara elevasi berada di daerah cekungan yang cukup untuk menampung air dengan efek manfaat mampu mengairi sawah. Selain itu, lokasi berada di daerah manfaat yang memerlukan air sehingga jaringan distribusinya pendek. Selain itu, lebih baik bila lokasi berada dekat dengan jalan. Serta berada dalam daerah dengan kemiringan 8 sampai 30 persen sehingga air limpasan hujan dapat masuk ke dalam embung.
Sementara pada 2021, Pemkab Bojonegoro telah merampungkan 16 lokasi embung. Baik itu pembangunan embung baru maupun normalisasi embung. Selain bermanfaat untuk mengairi sawah, embung juga dapat meningkatkan produktivitas lahan, intensitas tanam, dan pendapatan petani di lahan tadah hujan. Selain itu juga dapat mencegah/mengurangi luapan air pada musim hujan serta menekan risiko banjir.
(Andri)