Bandar Lampung, detikkasus.com
Polinela Tim penelitian dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) mengolah limbah cair tahu menjadi produk pupuk organik hayati cair pada tanaman cabai keriting. Tim yang terdiri dari Yeni, S.Si M.Si. (Ketua), Dila Febria, S.P., M.Biotech., Betari Safitri, S.P., M.Si., dan Nanang Wahyu Prajaka, S.P., M.Biotech melakukan penelitian di lahan percobaan Polinela.
Selaku Ketua Tim Penelitian, Yeni menjelaskan alasan memanfaatkan limbah cair tahu karena limbah ini banyak mengandung senyawa organik seperti protein, N-organik, lemak dan kerbohidrat.
“Masih sangat jarang pemanfaatan limbah cair tahu dan kebanyakan hanya dibuang begitu saja. Sehingga peluang besar untuk memanfaatkan limbah cair tahu itu menjadi produk yang lebih bermanfaat seperti contoh menjadi pupuk organik hayati cair,” jelasnya.
Inovasi yang dibuat, lanjut Yeni, pupuk organik hayati cair yang berasal dari limbah cair tahu ini diberi tambahan bioaktivator yang dibuat dari akar bambu dan akar putri malu dan kemudian dilakukan proses fermentasi.
Proses fermentasi membutuhkan waktu kurang lebih 14 hari. Setelah itu, pupuk organik hayati cair limbah tahu ini siap diaplikasikan pada tanaman cabai.
“Penelitian ini masih tahap awal yang tujuannya adalah menemukan dosis pupuk organik cair hayati yang optimal untuk tanaman cabai keriting,” ujarnya.
Labih lanjut, Yeni mengatakan, rencana kedepan produk pupuk organik hayati cair limbah tahu ini akan terus dikembangkan dengan harapan formulasi pupuk organik hayati cair ini dapat dipatenkan.
“Ketika sudah mendapatkan paten, kedepannya nanti semoga dapat dikembangkan menjadi produk yang dapat dipasarkan agar manfaat dari pupuk ini dapat dirasakan oleh Masyarakat secara luas,” katanya.
Perlu diketahui penelitian cabai keriting ini dilakukan pada media tanah dalam polybag yang kemudian diberi perlakuan pupuk organik hayati cair. Peneliti melakukan pengamatan per minggu untuk mengetahui data pertumbuhan dari tanaman cabai keriting.
“Rencananya dalam waktu dekat ini akan dilakukan pengujian kandungan pupuk organik hayati cair limbah tahu yang dibuat. Hal ini akan menjadi landasan untuk melakukan penelitian lanjutan di waktu yang akan datang,” pungkasnya.
Bambang