Detikkasus.com | KENDARI
The 6th LISat Symposium on Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Institut Pertanian Bogor (IPB) Satellite. Putra asal Sulawesi Tenggara (Sultra) yang merupakan kandidate Doktor IPB University yakni, Abdillah Munawir SP MSi, hadir mempersentasekan manfaat citra satellite kepada beberapa negara dan menjadi prensenter terbaik diacara 6th LISat Symposium on Lapan IPB satellite
IPB yang digelar di IPB International Convention Center, (ICC) Bogor. Selasa (17/9)
Abdillah Munawir mengatakan pembukaan dilakukan oleh Kepala Pusat Penelitian Linkungan Hidup IPB, Hefni Effendi yang mewakili Rektor IPB.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin, Ketua Pelaksana The 6th LISat Symposium on Lapan IPB Satellite, Yudi Setiawan, Kepala Pusat Teknologi Satelit, Mujtahid, Kepala Bidang Diseminasi Pusteksat, Wahudi Hasbi yang juga menjadi moderator Symposium, para pembicara, peserta dan tamu undangan
Dalam sambutanya Hefni, mengatakan kegiatan Symposium ini menjadi ajang rutin untuk berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Bukan hanya lintas lembaga, tapi lintas negara. “Harapannya LISat tetap ada sebagai wadah berbagi pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Lapan memberikan penjelasan tentang program Lapan khususnya satelit hingga 2040. Prioritas utamanya yaitu meluncurkan satelit Lapan-A4 serta pembangunan bandar antariksa di Biak, Papua.
“Kita punya waktu 25 tahun untuk melaksanakan masterplan, yaitu space launching dan space port,” tutur Thomas.
Dijelaskannya, Lapan telah mengirimkan empat teknisi ke TU Berlin, Jerman untuk belajar membangun satelit yang diluncurkan 2007 silam. Namanya Lapan-A1/Lapan-TUBSat dengan muatan kamera dan video untuk eksperimen. Kemudian di tahun 2015 Lapan meluncukan Lapan A-2/Lapan-ORARI dengan muatan Automatic Identification System (AIS), spacecam, voice repeater dan APRS.
“Setahun berselang yaitu 2016 kita telah meluncurkan Lapan-A3/Lapan-IPB dengan muatan yang hampir sama yaitu AIS, Spacecam, LISA, dan Magnetometer. Satelit ini menghasilkan banyak data yang bisa digunakan untuk keperluan penelitian, salah satunya dilakukan IPB. Data satelit digunakan untuk ketahanan pangan dan pemantauan lingkungan,” tukasnya.
Satelit Lapan juga digunakan untuk keamanan Maritim. Kedepan Lapan akan membuat satelit komunikasi konstelasi orbit rendah untuk mencakup seluruh wilayah Indonesia.
“Dengan 9 Satellite kita bisa memantau Indonesia,” tutupnya.
Untuk diketahui kata The 6 th LISat Symposium on Lapan IPB Satellite digelar pada 17-18 September 2019 di IPB-ICC. Total ada 132 abstrak yang diterima melalui hasil seleksi dibagi menjadi dua kategori yaitu poster dan oral.
“Jadi teroboson peluncuran 9 citra satelite oleh Lapan dan IPB merupakan suatu langkah nyata perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang di gagas
Langsung oleh IPB University,” kata Abdillah kepada Detikkasus.com. Jumat, (20/9) usai penutupan pada Internasional Confrence yang dihadiri beberapa presenter bergelar Doktor dari lima negara Jepang, Malaysia, Cina, German, dan Filipina.
Ia mengatakan bahwa dirinya telah berhasil mendeteksi estimasi fluks energy serta besarnya laju perubahan lahan menggunakan citra satellite ditaman nasional Lore Lindu di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sehingga ini harus menjadi perhatian utama pemerintah dalam menjaga dan melestarikan Sumber Daya alam
Lanjut ketua Bidang 3 Hipmi Sultra ini mengatakan, bukan hanya di Sulteng dan Biak Papua pemanfaatan 9 Citra Satellite yang diluncurkan Lapan dan IPB University perlu dilakukan secara menyeluruh di wilayah Indonesia utamanya daerah Sultra yang juga memiliki luasan kawasan taman nasional, pertanian dan perkebunan serta kawasan hutan lindung yang beberapa tahun kedepan akan tergerus dengan aktivitas penambangan yang mengakibatkan hilangnya potensi keanekaragaman hayati yang menjadi pusat obyektivitas lokal dan mancanegara,” terang Abdillah Munawir Dosen Universitas Halu Oleo (UHO) yang ahli dibidang fluks energi dan spasial lingkungan. (Edi Fiat)