Detikkasus.com l Labuhanbatu – Sumut
Senin (06/07/2020) Terkait keluhan seorang anak dari Buk Lamria BR Hasibuan pemilik KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) Masyarakat Titi Aloban Dusun Bandar Tinggi Desa Bandar Tinggi, Kecamatan Bilahhulu Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera, yang mengeluh karena sangat terkesan menghilang entah kemana raibnya bantuan pemerintah tersebut.
Menjawab adanya keluhan tersebut WULAN Pengurus DTKS Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Kecamatan Bilah Hulu mengatakan “Atas nama ibu Lamria..
Alasan PKH tidak keluar lagi karena didalam KK sudah habis komponen artinya didalam KK tidak ada lg anak sekolah,balita,lansia atau ibu hamil…
Alasan kedua kenapa Saldo BPNT terputus..karena setelah dicek Data secara online dan melalui aplikasi SIKS-NG di DTKS, data yg bersangkutan ganda..???
Menyikapi penyampaian WULAN pengurus DTKS, Ngantas Karo-Karo mengatakan “Sistim aplikasi di DTKS perlu direnovasi yang menyangkut ganda, sebab sangat tidak mungkin yang bersangkutan bisa data ganda tatapi terferikasi, adanya keluhan pemilik Kartu Keluarga Sejahtera KKS kiranya kroscek kembali kelapangan, agar kiranya bantuan KKS bisa tepat sasaran sebagaimana mestinya, ujar Ngantas di salah satu Warkop Rantauprapat
Sekedar mengingat sebagian edisi 03/07/20 yang lalu, anak kandung Lamria BR Hasibuan mengatakan “Sekitar dua tahun ini sudah tidak bantuan pemerintah dan kalau memang tidak dapat bantuan karena adanya mukzizat atau kuasa Allah hingga mampu merubah jalan kehidupan orang tuaku atau serba berkecukupan, sepertinya tidak masalah bantuan tidak diterima orang tuaku”.
Akan tetapi sejak jenis bantuan Kartu Keluarga Sejahtera KKS itu pernah dirasakan mampa’atnya oleh orang tuaku hingga sampai sekarang belum ada perubahan yang signifikan, parahnya lagi jalan dua (2) tahun ini malah sama sekali tidak dapat bantuan”. Berat terasa tapi apalah daya yang tidak punya kekuatan selain pasrah dan berserah.
Pernah kami tanyakan kepada salah seorang kepengurus KKS “Setelah dikasihinya bantuan yang terakhir itu, sampai sekarang tidak dapatan lagi, tapi katanya sewaktu dirinya mengasih dia bilang bukan dari program pemerintah, yang dikasihinya itu adalah karya uang pribadinya”. Bantuan itu serasa berat untuk diterima tapi apa hendak dikata. (J. Sianipar)