SITUBONDO | Detikkasus.com – Masih kental tradisi petasan rayakan hari raya di Kabupaten Situbondo. H-7 menjelang hari raya iedul fitri maupun saat setelah sholat Ied nuansa lebaran itu terasa kental dengan petasan suara dentuman sana sini di beberapa desa disekitar kota Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo. Jumat, (15/06/2018).
Selain itu warga desa maupun kota mulai mempersiapkan diri dengan membenahi rumah, membuat panganan anak-anakpun tak kalah serunya dengan mempersiapkan kembang api dan petasan. Oleh karena itu di sejumlah pasar tradisonal dan juga tempat keramaian lainnya terlihat pedagang kembang api dan petasan menggelar daganganya untuk mendapatkan keuntungan di moment hari lebaran ini.
Kembang api yang dijajakan beraneka ragam dari kembang api sederhana sampai dengan yang dapat bersuara dan meledak diudara seperti halnya kembang api di keramaian ibu kota. Untuk petasan yang dijajakan saat ini adalah petasan jenis cabe rawit ( kecil-kecil ) yang suara tidak begitu keras dan cukup aman bagi anak-anak.
Pengakuan pedagang kembang api yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, “Untuk petasan jenis besar sudah beberapa tahun ini saya tidak berjualan, selain membahayakan juga larangan kami takut digaruk polisi. Yang saya jual hanya kembang api dab petasan yang dijual dimana-mana”.
Disinggung kok masih banyak sih suara petasan besar, emangnya beli dimana?.
“Jika terdengar suara petasan besar dikampung-kampung itu biasanya mereka membuat sendiri dengan meramu bahan pembuat petasan sendiri“ kata salah seorang penjual kembang api di pasar Baru di Kelurahan Mimbaan.
Dikatakan pedagang lainnya, “Penjualan kembang api dan petasan mulai ramai 7 hari sebelum hari raya Idul Fitri hal iti disebabkan anak-anak mulai menerima angpao dari saudara-saudaranya yang pulang kampong dari merantau”, ujarnya.
Selain itu pantauan Tim S One kembang api atau petasan biasa dibunyikan ketika malam menjelang hari raya dengan menggelar takbir keliling kampung, mengarak maket masjid, burok dan lainnya dan disela-sela arak-arakan tersebut terlihat kilatan cahaya kembang api dan serunya suara petasan. Walaupun petasan sudah dilarang oleh kepolisian dan ada yang sudah kena dampaknya akibat petasan dengan ukuran besar.
“Wah lebaran tanpa kembang api dan petasan rasanya garing, oleh karenanya sebelum hari raya tiba anak-anak disini sudah menyimpan kembang api dan petasan untuk persiapan malam takbir”, imbuhnya.
Sementara itu, disaat hari lebaran tiba setelah selesai sholat Ied sudah mulai terdengar dentuman petasan atau mercon besar sana sini. Salah satunya di Kelurahan Mimbaan.
Menurut pembuat petasan atau mercon yang juga tidak mau disebutkan nama membeberkan,”Hari raya atau Lebaran tiba tanpa mercon atau petasan, bagaikan tanpa garam, hambar rasanya. Walaupun saya pribadi masih sembunyi sembunyi membuatnya takutnya digaruk Polisi”.
Memang hari raya tanpa keramaian kembang api dan suara petasan kelihatan kurang meriah, oleh karenanya meskipun petasan merupakan larangan nyatanya di setiap hari raya atau lebaran masih banyak orang yang membunyikannya. (Aka)