Tanjab Barat l Detikkasus.com – Diduga tanpa Kordinasi dengan para pedagang titik lokasi rehat atap Pujasera menimbulkan kecemburuan sosial terhadap pedagang.
Pasalnya,atap yang di rehab luar dari jalur atau titik nolnya tidak sesuai .hal ini disampaikan para pedagang kemarin dalam rapat diskusi bersama pihak pemkab yang di learning sektor oleh dinas PUPR dan koperindag Tanjabbarat.
“Kami bukan cemburu sosial terhadap proyek rehab tersebut,tapi yang kami sayangkan kenapa titik nol rehab tersebut bisa salah tempat,ini akibat kurang Koordinasinya pihak dinas koperindag dengan para pedagang pujasera,kalau benar dilakukan kordinasi sama pedagang tentunya titik nol Rehab atap tersebut tidak salah,”ucap Waldi selaku juru bicara para pedagang pujasera.
Lanjut Waldi, selain itu mulai pekerjaan juga tidak transparan karena awal dari pekerjaan papan merek tidak dipasang seolah takut di awasi oleh masyarakat.
“Kami baru tau itu proyek dan nilai pagu anggarannya dari penjelasan kadis koperindag sapriwan,itupun setelah kami pertanyakan dan minta penjelasan langsung dari kadis dalam rapat diskusi kemarin,”tambah Waldi.
Anehnya lagi kata Waldi,saat kita pertanyakan sama kadis dimana titik nol atap tenda pujasera tersebut,beliau salah menjelaskan.inikan nampak jelas bahwa kadis kita duga jarang kontrol dan turun melihat kondisi di pujasera.
“Kami tidak mempersalahkan berapa besar anggaran proyek tersebut,hanya saja sangat disayangi kurang kordinasi pihak dinas sama para pedagang,”tandasnya.
Terkait hal tersebut kami minta pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan terhadap proyek tersebut meski anggarannya kecil karena sekecil apapun uang negara harus dipertanggung jawabkan.karena kami menduga proyek rehab atap yang dikerjakan ada kejanggalan.
kalau memang tidak ada kejelasan atupun titik terang masalah proyek atap pujes ini kami dari pihak pedagang pujes akan tetap mendesak bila perlu dirubah atau dipindahkan pada ttik nolnya.
Sayangnya sampai sejauh ini pihak konsultan pengawas dan PPTK belum berhasil untuk dikonfimasi terkait gejolak proyek tersebut.
(BEN)