Tahajud Ialah Tertidur Saat Berjaga di Saat Membaca AlQur’an,Berdzikir Ataupun Saat Melakukan Shalat Sunnat Hajjat 

Detikkasus.com | Hikmah Islami

Sholat Tahajjud adalah adalah salat sunnah yang dikerjakan pada malam hari. Tata cara sholat tahajud sama seperti sholat sunnah pada umumnya, tetapi dikerjakan setelah tidur.

Sholat tahajud dianggap sebagai ibadah sholat sunnah yang paling istimewa, sebab disebutkan dalam Alquran dapat membuat pengamalnya diangkat ke tempat yang terpuji di hadapan Allah.

 

Waktu Mengerjakan Sholat Tahajud :

Sholat tahajud bisa dikerjakan kapan pun dalam kurun waktu setelah isya’ sampai masuknya waktu subuh. Walaupun begitu ada waktu yang paling dianjurkan untuk melaksanakan sholat tahajud, yaitu sepertiga malam terakhir.

Sepertiga malam terakhir berarti lepas tengah malam hingga masuknya waktu subuh. Jika mengerjakan sholat tahajud pada waktu tersebut, insya Allah doanya akan diijabah oleh Allah SWT.

Sholat Tahajud Dikerjakan Sendirian atau Boleh Berjemaah?

Dilansir Republika, Syekh al-Batini berpendapat bahwa sholat tahajud yang dikerjakan secara berjemaah menurut kajian fikih klasik disebut ta’qib. Artinya mengerjakan sholat sunnah berjemaah apa pun di luar sholat tarawih.

 

Menurut Mazhab Hanafi, hukum ta’qib seperti sholat tahajud berjemaah adalah makruh. Seperti disampaikan Ibnu Muflih, sholat sunnah itu hendaknya dilakukan berjemaah sekali saja.

Jadi jika hendak sholat tahajud padahal sudah mengerjakan tarawih berjemaah, sebaiknya ditunaikan sendiri saja. Penegasan ini juga disampaikan oleh Ibnu Najim dalam al-Bahr ar-Raiq Syarh Kanz Daqaiq dan al-Kasani di kitab Bada’i as-Shana’i fi Tartib as-Syara’i.

Sebelum mengerjakan sholat tahajud, bacalah niat seperti berikut ini:

Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini (mustaqbilal qiblati) lillaahi ta’aalaa.

Artinya:

“Aku niat sholat sunnah tahajud dua rakaat (dengan menghadap kiblat) karena Allah Taala.”

Setelah membaca niat sholat tahajud, lakukan sholat 2 rakaat dengan 2 kali sujud dan 1 kali salam.

Didalam kitab suci Alquran Allah Ta’ala berfirman:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

Artinya: “Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku)”. (QS Al-Isra [17]: 79-80).

Baca Juga:  Pawas dan Anggota Sambangi  Masyarakat Desa Tembok dan Ajak Ikut Menjaga Kamtibmas Mejelang Pileg dan Pilpres

Keutamaan Shalat Tahajud:

Adapun keutamaan Shalat Tahajud atau Shalat Malam disebutkan di dalam beberapa ayat dan hadits, di antaranya:

Pertama , Tahajud merupakan amalan Nabi dan para sahabat.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam senantiasa menganjurkan kepada para sahabatnya untuk melakukan shalat tahajud.

Kedua, tahajud merupakan amalan utama setelah Shalat Fardhu.

Disebutkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.

Artinya: “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari.” (HR Muslim).

Ketiga, tahajud merupakan pembersih dan penyemangat jiwa.

Disebutkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيْلٌ فَارْقُدْ! فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللهَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيْطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيْثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ.

Artinya: “Syaitan mengikat di pangkal kepala seseorang darimu saat ia tidur dengan tiga ikatan yang pada masing-masingnya tertulis, ‘Malammu sangat panjang, maka tidurlah!’ Bila ia bangun lalu berdzikir kepada Allah, maka satu ikatan lepas, bila ia berwudhu’ satu ikatan lagi lepas dan bila ia shalat satu ikatan lagi lepas. Maka di pagi hari ia dalam keadaan semangat dengan jiwa yang baik. Namun jika ia tidak melakukan hal itu, maka di pagi hari jiwanya kotor dan ia menjadi malas.” (HR Bukhari).

Keempat, tahajud lebih tepat untuk khusyu’.

Allah menyebutkan di dalam firman-Nya:

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا

Artinya: “Sesungguhnya bangun pada waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan pada waktu itu lebih terkesan.” (QS Al-Muzzammil [73]: 6).

Kelima, tahajud waktu yang mustajab untuk berdoa.

Dari Jabir bin ‘Abdillah berkata, ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَـةً، لاَ يُوَافِقُهَا رَجُـلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ.

Artinya: “Sesungguhnya pada malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam.” (HR Muslim).

Baca Juga:  Bahan Renungan, Ketika Ruh Meninggalkan Jasad

Keenam, dengan tahajud membawa rahmat.

Disebutkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

رَحِمَ اللهُ رَجُـلاً، قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ اِمْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِيْ وَجْهِهَا الْمَاءَ، وَرَحِمَ اللهُ اِمْرَأَةً، قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَ أَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِيْ وَجْهِهِ الْمَاءَ.

Artinya: “Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun membangunkan isterinya lalu sang istri juga shalat. Bila istri tidak mau bangun ia percikkan air ke wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang isteri yang bangun di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila si suami enggan untuk bangun ia pun memercikkan air ke wajahnya”. (HR Abu Dawud).

Ketujuh, tahajud tanda ahli dzikir.

Dari Abu Sa’id al-Khudri menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

مَنِ اسْتَيْقَظَ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا، كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ.

Artinya: “Barangsiapa yang bangun di waktu malam dan ia pun membangunkan isterinya lalu mereka shalat bersama dua raka’at, maka keduanya akan dicatat termasuk kaum laki-laki dan wanita yang banyak berdzikir kepada Allah.” (HR Abu Dawud).

Kedelapan, tahajud mengantarkan ke surga dengan selamat.

Dari ‘Abdullah bin Salam berkata, “Yang pertama kali aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah sabda beliau:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا اْلأَرْحَـامَ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.

Artinya: “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah pada malam hari saat manusia tertidur, niscaya kalian akan masuk ke dalam surga dengan selamat.” (HR At-Tirmidzi).

‘Aisyah isteri Nabi, pernah memberikan nasihat, “Janganlah kalian meninggalkan shalat malam, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkannya. Jika beliau sakit atau lelah, beliau shalat dalam keadaan duduk.”

Kesembilan, tahajud bagaikan shadaqah.

Dari Ibnu Mas’ud menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

فَضْلُ صَلاَةِ اللَّـيْلِ عَلَى صَلاَةِ النَّهَارِ، كَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى صَدَقَةِ الْعَلاَنِيَةِ.

Artinya: “Keutamaan shalat malam atas shalat siang, seperti keutamaan bershadaqah secara sembunyi atas bershadaqah secara terang-terangan.” (HR Abu Nu;aim).

Baca Juga:  Seputar Bengkulu | Mengantisipasi Gerakan Terorisme TNI Polri Giat Oprasi Rutin.

Kesepuluh, tahajud memberikan rasa aman.

Dari Ibnu Mas’ud menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

أَلاَ إِنَّ اللهَ يَضْحَكُ إِلَى رَجُلَيْنِ: رَجُلٌ قَـامَ فِيْ لَيْلَةٍ بَارِدَةٍ مِنْ فِرَاشِهِ وَلِحَافِهِ وَدِثَارِهِ، فَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ، فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِمَلاَئِكَتِهِ: مَا حَمَلَ عَـبْدِيْ هَذَا عَلَى مَا صَنَعَ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: رَبُّنَا رَجَاءً مَا عِنْدَكَ وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدَكَ، فَيَقُوْلُ: فَإِنِّي قَدْ أَعْطَيْتُهُ مَا رَجَا وَأَمَّنْتُهُ مِمَّا يُخَافُ.

Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya Allah tertawa terhadap dua orang, yang bangun pada malam yang dingin dari ranjang dan selimutnya, lalu ia berwudhu dan melakukan shalat (tahajud). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada para Malaikat-Nya, ‘Apa yang mendorong hamba-Ku melakukan ini?’ Mereka menjawab, ‘Wahai Rabb kami, ia melakukan ini karena mengharap apa yang ada di sisi-Mu dan takut dari apa yang ada di sisi-Mu pula.’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadanya apa yang ia harapkan dan memberikan rasa aman dari apa yang ia takutkan”. (HR Ahmad)

Kesebelas, mempertajam insting kebaikan.

Sahabat Nabi, Ibnu Mas’ud, menjelaskan, “Sesungguhnya di dalam Taurat tertulis, ‘Sungguh Allah telah memberikan kepada orang-orang yang lambungnya jauh dari tempat tidur apa yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia, yakni apa yang tidak di-ketahui oleh Malaikat yang dekat kepada Allah dan Nabi yang diutus-Nya.”

Kedua belas, tahajud tanda kemuliaan seseorang.

Ini seperti dikatakan Ibnu ‘Abbas, “Kemulian seseorang terletak pada shalatnya pada malam hari dan sikapnya menjauhi apa yang ada pada tangan orang lain.”

Ketiga belas, tahajud menjadikan wajah cerah.

Al-Hasan juga pernah ditanya, “Mengapa orang yang selalu melakukan shalat Tahajud wajahnya lebih cerah?” Ia menjawab, “Sebab mereka menyendiri bersama Ar-Rahman (Allah), sehingga Allah memberikan kepadanya cahaya-Nya.”

Masih banyak lagi kalau akan diurai dan dirinci lagi tentunya. Namun ini pun sudah cukup bagi kita orang-orang beriman untuk menjadikan shalat tahajud sebagai kebiasaan harian, mengikuti jejak Nabi, sahabat, dan orang-orang shalih. (A/RS2/P1)

 

Berbagai sumber

Mi’raj News Agency (MINA)

Penulis : Pria Sakti

Sumber II : Kitab suci Alquran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *