Detikkasus.com | Hikayat Islami
Karena kalah perang melawan Muslimin, Yazdajir Kaisar Persia saat itu akhirnya mengutus seorang utusan untuk meminta bantuan kepada Raja Cina.
Raja Cina bertanya kepada Utusan Yazdajir: “Apa yang terjadi, kalian yang begitu besar bisa dikalahkan oleh kaum yang kecil ..?!
“Bagaimana kaum itu sebenarnya ..?”
Utusan Yazdajir berkata:
“Silahkan Tuan bertanya, apa yang Tuan ingin tahu tentang kaum itu ..?”
Raja Cina bertanya:
“Apa yang mereka katakan kepada kalian sebelum perang ..?”
Utusan Yazdajir menjawab:
“Mereka menawarkan satu dari tiga hal. Pertama, kami diajak masuk Islam dengan demikian kami sama dengan mereka.
Kedua, kalau kami tidak mau masuk Islam maka kami harus membayar jizyah (semacam pajak) dengan demikian maka kami dalam jaminan dan perlindungan mereka.
Ketiga, kalau kami menolak, maka perang. “
Raja Cina bertanya:
“Apakah mereka menepati janji ..?”
Utusan Yazdajir menjawab:
“Ya, mereka adalah kaum yang sangat menepati janji”.
Raja Cina bertanya:
“Apakah mereka, ada ajaran tentang Halal dan Haram ..?”
Utusan Yazdajir menjawab: “Ya”
Raja Cina bertanya:
“Apakah mereka suka Menghalalkan yang Haram dan Mengharamkan yang Halal ..?”
Utusan Yazdajir menjawab:
“Tidak. Mereka adalah kaum yang sangat memegang teguh ajaran Agama mereka”.
Raja Cina berkomentar:
“Selama mereka tidak Menghalalkan yang Haram dan Mengharamkan yang Halal”
“Maka mereka takkan bisa dikalahkan.”
Lalu Raja Cina bertanya tentang pakaian, kendaraan dan perkakas kaum muslimin, dan Utusan Yazdajir menjawab dengan jelas dan detail.
Akhirnya Raja Cina menulis Surat sebagai jawaban untuk Kaisar Persia Yazdajir. Isi Surat itu adalah:
“Sesungguhnya bukan aku tidak tahu bahwa sesama raja ada hak dan kewajiban untuk membantu, dan bukan aku tidak mau membantu.
Aku bisa membantu pasukan perang yang paling depan sudah sampai di wilayah Persia dan yang belakang masih di Cina.
Tapi itu tak ada gunanya.
Karena, kaum yang memiliki sifat-sifat-sifat yang datang oleh Utilitasmu itu jika mau meruntuhkan gunung niscaya mereka bisa meruntuhkannya, dan jika mereka menyerang kerajaanku karena ikut membantu, niscaya mereka melenyapkanku dan kerajaanku.
Kaum ini, yang bisa dikalahkan hingga mereka, berubah Menghalalkan yang Haram dan Mengharamkan yang Halal.
Maka saranku, berdamailah dengan mereka. Dan terima tawaran mereka. “
Dari kisah di atas bab Mengharamkan yang Halal salah satu contoh Nikah Sirri yang nyata Tuhanpun Menghalalkan, tentunya dengan beberepa kreteria.
Kitapun tak tau menahu secara pasti masalah setiap rumah tangga orang lain, karena itu islam di turunkan untuk memberi kesempatan
Fakta tentang nikah sirri walau secara tidak langsung di sebut haram, tetapi sangat banyak umat muslim kususnya wanita kurang faham dan kurang menerima ketentuan Tuhan
Mereka menyebutkan bahwa nikah siri adalah sebagian dari kedholiman padahal banyaknya kedholiman atau KDRT di natural bukan dari hasil nikah sirri.
Soal tidak ada tanggung jawabnya bukan di sebabkan masalah nikah siri, tapi dari manusia nya, mari kita tengok asal mùla wanita (janda) bertemu seorang pria dan mau di nikahi siri, hingga tinggal kembali, kita harus liat di awal nya terlebih dahulu.
Setiap manusia punya kekurangan dan kelebihan, salah satunya menjadi seorang janda yang sudah beranak ituù sebuah kekurangan, kalau seorang pria sudah bisa menerima keadaan janda tersebut dan bertanggung jawab atas dirinya dan anak-anak nya, kenapa sang janda juga tidak bisa menerima kekurangannya menjadikan dia sebagai imam nya di karenakan dia sudah beristri
Apakah harus menyuruhnya bercerai dengan istri agar menjadi duda dan akhirnya bisa menikah secara resmi ..? Tentunya hal tersebut malah banyak kemudhorotan nya
Apakah menikahi dengan seorang duda dan perjaka sebuah jaminan keluarga menjadi sakinah..tèntunya tidak kan?
Jadi semua kembali pada manusia nya
Bila kita menyatakan nikah siri adalah kedholiman dan yang di rugikan kaum wanita, mari kita tengok di awalnya, Wanita bekerja di mana, dan bertemu pria yang akan menikahi siri juga di mana, dan bagaimana karakter dan ketaatan yang dilakukan dalam agama, apakah saling mempengaruhi karena penampilan / keuangan di awalnya semata-mata
Karena dalam anjuran menurut islam dalam memilih di karenakan ketaatan agama nya, akhlaq dan moralnya yang tepat di jadikan seorang imam
Kalau kita menunjukkan contoh soal risiko hasil dari nikah siri, tentunya kita bisa lihat secara nyata dan fakta bahwa KDRT sampai ke tingkat pembunuhan kepada wanita bukan hasil dari nikah sirri dan apakah kita lebih menghalalkan zina dari menikahi sirri.?
Dalam islam ketentuan mencari jodoh atau seorang imam itu karena keturunan, Agama nya (Ketaatan nya)
Karena dalam Islam dan di hadapan Tuhan pasangan pasangan secara sirri akan di mintai jawaban pertanggungjawaban di hadapan Tuhan secara Adil dan mereka tidak bisa lari dari apa yang dia perbuat selama di dunia
Yang kedua adalah bab KB, Nabi sangat senang kaum muslimin banyak, tapi secara nyata banyak kaum muslimin yang kurang imannya meragukan kuasa Tuhannya bahwa Allah mencukupi setiap mahluknya
Mereka menyangkal dengan akalnya sekaligus memberi banyak contoh hasil dari banyaknya anak yang banyak dari kalangan kaum muslimin yang mengikuti keturunan hanya 2 anak saja, sedang rasul Muhammad sendiri berasal dari umatnya banyak keturunan (anak)
Dan sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاشِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
“Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sebenarnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)”
[Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan Ma’qil bin Yasar]
Masalah bukti anak tidak bisa sekolah dll, hingga tidak kurang kaum muslimin mengimani nya
Telah banyak contoh pula kita bisa lihat bagaimana orang tua yang miskin bagaimana orang tua mendidik anak-anaknya dengan didikan agama yang cukup, toh akhirnya telah besar-anak-anaknya yang banyak dan sudah bekerja walau dengan wiraswasta, malah tidak kurang yang menjadi orang sukses dan menjadi orang tua bahagia telah mempunyai keluarga besar yang rukun
Mari kita berfikir, bahwa cita-cita setiap orang tua yang ingin menyekolahkankan sampai tinggi dan menjadi orang yang pintar, walau pada akhirnya bisa mencetak orang kita juga tidak tahu dan kita melihat secara nyata bahwa sekolah tinggi juga tidak dapat menjamin suatu prestasi dalam dunia, apalagi akherat.
Do’a Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Anas bin Malik.
اَللَّهُمَّ أَكْشِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيْمَا أَعْطَيْتَهُ
Ya Allah! Banyakanlah hartanya dan (banyakanlah) anaknya dan berkahilah apa yang engkau telah berikan kepadanya” [Hadits shahih riwayat Bukhari (7/152, 154, 161, 162 dan Muslim 2/128]
Dan bisa kita lihat pula telah banyak para orang tua / umat muslim yang benar-benar beriman membawa anak-anak laki-laki atau kaum wanita mulai sejak dini di taruh ke tempat pendidikan agama di pesantren salaf yang tidak ada sekolah umum, itu karena orang tua paham akan pentingnya pendidikan agama darìpada pendidikan formal pada umum nya.
Sebuah kesuksesan itu sudah ketentuan Tuhan, manusia wajib berusaha dan sebuah iman (kepercayaan Tuhannya) itu lebih penting dari sekedar otak atik akal soal kesuksesan manusia yang sebenarnya sangat relatif menurut pemahaman itu sendiri
Sumber:
1. Tarikh Atthobari
2. Alkamil Fittaariikh, Ibnul Atsir.
3. Al bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir.