Detikkasus.com | Indinesia -Jakarta, “Satu” ormas strategis mendeklarasikan dukungan pemenangan terhadap pasangan calon (Paslon) Presiden Dan Wakil Presiden : Jokowi – Amin (01). Ormas ini bernama “Suara Untuk Negeri” yang dipimpin oleh Ketua Umum Nur Pandysyah ; Sekretaris Jenderal Anton Weka ; Bendahara Umum Yuli Indriasari ; dengan Dewan Pembina Dedi Mulyadi (mantan calon Wakil Gubernur Jabar dan Bupati Purwakarta dua periode) dan Dewan Pembina Firman Jaya Daeli (mantan Ketua DPP PDI Perjuangan dan Anggota DPR-RI). Deklarasi semakin bermakna dan menjadi berarti ketika acara diawali dan disertai dengan pementasan seni Budaya Nusantara melalui penampilan “Ngariung Ansambel” dengan group leader Mumu. Deklarasi yang berlangsung, Selasa, 12 Maret 2019, di Jakarta ini, semakin memiliki nuansa dan dinamika ketika acara diisi dengan Kata Sambutan Deklarasi oleh Dewan Pembina Firman Jaya Daeli dan Dedi Mulyadi.
Rangkaian acara bertemakan “Menangkan Calon Presiden Terbaik”, dibuka dengan pemaparan dan penjelasan dari pimpinan ormas SUN (Nur Pandysyah, Anton Weka, Yuli Indriasari) mengenai keberadaan Ormas SUN dan Pemenangan Capres Terbaik. Acara Deklarasi dihadiri dan diikuti dari berbagai kalangan. Hadir mengikuti acara juga dari kalangan Remaja dan Pemuda, dari komunitas Millenial, dari kalangan Profesional, dari kalangan Jurnalis dan para Aktifis berbagai spektrum latarbelakang, dari komunitas Kesenian dan Kebudayaan, dari kalangan Masyarakat umum, dan lain-lain.
“Suara Untuk Negeri : Menangkan Calon Presiden Terbaik”
Oleh : Firman Jaya Daeli (Dewan Pembina Suara Untuk Negeri ; Mantan Ketua DPP PDI Perjuangan Dan Anggota DPR-RI)
Terminologi kata “Suara” dalam nama Ormas “Suara Untuk Negeri” merupakan satu kata Dinamis dan Humanis. Makna pemahaman dan agenda perjuangan pertama dari kata Suara adalah Suara Matematis (Suara secara matematis). Hakekat Suara matematis mengartikan bahwa suara dalam konteks ini adalah suara yang secara kuantitatif dan sebanyak mungkin harus Digalang, Dikonsolidasi, dan Diperjuangkan untuk Kemenangan Jokowi – Amin (01) sebagai Pasangan Calon (Paslon) terbaik untuk melanjutkan Memimpin dan Melayani Negeri (Indonesia Raya).
Kualitas kepribadian dan kapasitas kepemimpinan Jokowi selama ini melambangkan Keadaban dan Kebajikan serta memastikan keberhasilan dan kemanfaatan bagi Negeri. Jokowi adalah figur Pemimpin dan Pelayan yang tidak bermasalah apapun dan tidak terbeban apapun dengan masa lalu. Jokowi bahkan sudah selesai dengan dirinya. Juga sarat dengan berbagai pengalaman beragam ; dan kaya dengan berbagai prestasi gemilang – dengan rekam tugas dan jejak kerja yang terurai Nyata, Bagus, Baik, Positif, Jelas, dan Efektif. Integritas kepribadian dan kepemimpinan Jokowi berhasil baik dan sukses selama dalam masa kedinasan ; tidak pernah diberhentikan (dipecat) dari tugas dan jabatan kedinasan. Jokowi menghormati dan melindungi HAM, membangun dan Menegakkan Kemanusiaan, keadilan, dan Keberadaban ; tidak pernah melakukan pelanggaran HAM, tidak pernah melakukan penganiayaan kemanusiaan dan penghilangan paksa (penculikan) orang.
Moralitas kepribadian dan kepemimpinan Jokowi sungguh-sungguh sangat menumbuhkan optimisme dan menyuburkan pengharapan bahkan senantiasa menebarkan kesemangatan perjuangan dan menyebarkan optimisme kehidupan bagi masyarakat dan bangsa Indonesia bahkan dunia internasional. Jokowi tidak pasrah memahami dan tidak pesimis menilai Indonesia serta tidak menebarkan virus ketakutan dan tidak mengedarkan kuman keresahan kemana-mana ke penjuru bumi Indonesia. Jokowi juga berdiri tegak dan kukuh kuat di kawasan regional dan dunia internasional tanpa membenci dan dengan tidak memusuhi negara-negara luar sebagai negara sahabat. Kandungan kepribadian dan kepemimpinan Jokowi selalu berbasis dan beorientasi pada kerangka pemikiran yang ideologis dan visioner serta tugas kinerja pekerjaan yang efektif dan produktif bagi keseluruhan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Kepribadian dan kepemimpinan Jokowi mengandung Kematangan, Kedewasaan, Kesabaran, Ketabahan ; berorientasi pada etos dan semangat berdialog, bermusyawarah, sembari mendengari dan menyelami Aspirasi Rakyat. Jokowi bertujuan membangun dan merawat Demokrasi, Kebebasan, Kemanusiaan, Kebangsaan, Kesatuan dan Kegotongroyongan, Kebhinnekaan dan Kebersamaan, Keadilan dan Toleransi.
Kepribadian dan kepemimpinan Jokowi tidak berbasis dan tidak berorientasi pada kerangka pemikiran yang sempit, sesaat, dan kelompok ; tidak berorientasi pada kekuasaan dan nafsu berkuasa ; tidak memiliki kebimbangan, keraguan, kelabilan, ketergesaan, keterpaksaan. Karakteristik Jokowi tidak mempunyai pikiran yang sepotong-potong, terputus-putus, dan tidak membeda-bedakan secara diskriminatif. Jokowi juga tidak memiliki sifat dan watak pemarah (marah-marah), labil, emosional, temperamental, elitis, eksklusif. Jokowi juga tidak memiliki dan tidak mengandung sikap, tindakan, perilaku otoriter, diskriminatif, radikal, dan ekstrim ; tidak memiliki aksi dan ambisi untuk mengganggu, mengacau, dan mengkudeta. Jokowi juga tidak membiarkan kelompok kecil yang radikal, ekstrim, fundamentalis, intoleran untuk bertumbuh dan berkembang yang melakukan kampanye hitam yang bersifat SARA dan rasis. Jokowi juga menindak dan tidak membiarkan kekerasan dan kejahatan kelompok kecil melakukan penentangan dan perlawanan terhadap kemanusiaan, NKRI, Pancasila, UUD 1945 – meskipun kelompok kecil ini memfitnah dan menyerang pribadi Jokowi. Namun Jokowi tetap sabar, segar, dan tegar. Jokowi tidak menonjolkan bahkan tidak melakukan retorika kosong belaka yang hanya berkoar-koar tanpa makna, yang tanpa perencanaan program yang terstruktur, sistematis, komprehensif, dan juga yang tanpa penjabaran program dan kegiatan yang terurai bagus, baik, rasional, logis.
Kapasitas kepribadian dan kepemimpinan Jokowi bersandarkan pada pengalaman matang dan keberhasilan sukses memimpin, melayani, dan mengorganisasikan Pemerintahan dan seluruh jajaran di tingkat kota sebagai Walikota, di tingkat provinsi sebagai Gubernur, dan di tingkat negara sebagai Presiden. Juga bertumpu pada fakta nyata pelayanan dan pengabdian sepenuhnya memimpin, melindungi, dan melayani seluruh rakyat dan tumpah darah Indonesia. Jokowi juga memimpin dan memperjuangkan aspirasi dan diplomasi Indonesia di dunia internasional dalam pergaulan dan persahabatan sesama masyarakat, bangsa-bangsa, dan negara-negara lain – dengan tetap berdasarkan pada garis kebijakan doktrin sebagai Negara Non Blok dan dengan senantiasa bersandarkan pada garis semangat perjuangan Trisakti (Berdaulat Di Bidang Politik, Berdikari Secara Ekonomi, Berkepribadian Dalam Kebudayaan). Kapasitas kepribadian dan kepemimpinan Jokowi tidak berorientasi dan tidak berdasarkan hanya pada sekadar memimpin dan melayani kelompok ; juga tidak memimpin dan tidak melayani hanya di kalangan terbatas dan tertentu saja. Jokowi adalah tipologi (tipe) pemimpin dan pelayan yang sarat pengalaman dan kaya kematangan ; bukan tipe pemimpin dan pelayan yang miskin pengalaman dan minus kematangan. Jokowi juga konsisten dan teguh dengan pendirian untuk menebarkan dan menyebarkan pikiran, sikap, tindakan persahabatan tulus, persaingan sehat, pelayanan maksimal, perilaku humanis, toleran, dialogis. Jokowi bukan tipe pemimpin yang pragmatis, yang membiarkan bahkan mendukung narasi dan aksi kebencian dan permusuhan ; bukan juga tipe yang mendorong dan memanfaatkan berita hoax dan teror-teror ketakutan. Jokowi hari ini, masa kini, dan masa depan adalah “satu” pemimpin dan pelayan terbaik yang solutif dan kreatif yang kehadirannya merupakan jawaban nyata dan tanggapan konkrit bagi masyarakat dan bangsa Indonesia yang ber”satu” untuk memilih dan mendukung hanya “satu” Presiden Republik Indonesia (RI 1).
Terminologi kata “Suara” dalam nama ormas “Suara Untuk Negeri” merupakan satu kata dinamis dan humanis. Makna pemahaman dan agenda perjuangan kedua dari kata suara adalah Suara Sosiologis (Suara secara sosiologis). Hakekat Suara sosiologis mengartikan bahwa suara dalam konteks ini adalah suara yang secara kualitatif dan selama mungkin dan sesering mungkin harus digagaskan, diorganisasikan, dipublikasikan, disosialisasikan, dinarasikan, diperjuangkan, dan dibumikan untuk kebangkitan dan kemenangan Indonesia Raya. Setiap dan semua narasi, literasi, refleksi, konsolidasi, dan aksi atas nilai-nilai keadaban, kebajikan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, keadilan, kemanfaatan, kesatuan, kebersamaan, kegotongroyongan merupakan “Suara” dan mesti selalu di”suarakan”.
Suara Untuk Negeri (SUN) adalah ormas yang berdiri, bergerak, dan berjuang untuk menyuarakan Suara Matematis (pemenangan dan perkuatan Jokowi – Amin) dan Suara Sosiologis (pemenangan dan perkuatan Indonesia Raya). Terminologi kata Negeri dalam konteks ini tidak sebatas dan tidak terbatas secara sempit yang hanya meliputi Negara (State). Negeri dalam kerangka pemahaman dan perjuangan di sini meliputi dan mewadahi perihal kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan, kemanusiaan, kewargaan, civil society, state, dan lain-lain. Pengertian dan pemahaman perihal Negeri pada dasarnya memiliki kandungan sosial, kultural, HAM, demokrasi, lingkungan-ekologi, keadilan, kebhinnekaan, solidaritas, dan lain-lain. Inilah sinar terang mengenai Negeri dalam satu rangkaian Suara Untuk Negeri (SUN) yang merupakan “Satu Rumah Besar Bersama Kerakyatan Dan Kebangsaan Indonesia”. Rumah ini mempunyai keluasan saripati dan kedalaman maknawi. Perjuangan membumikan Suara matematis dan Suara sosiologis untuk Satu Negeri sebagai Rumah Besar Bersama – akan dapat menjadi kenyataan yang berdampak positif, juga akan bisa mengalami kemajuan yang berarti efektif – bersama dengan kepemimpinan Jokowi yang dilengkapi dengan kewibawaan moral dan kultural serta kematangan sosial dan politikal K.H. Ma’ruf Amin. Pasangan Terbaik Inilah (Jokowi – Amin) Merupakan Jalan Keluar Sesungguhnya Dan Sebenarnya Bagi Indonesia Yang Bersatu, Berdaulat, Berdikari, Dan Berkepribadian. (Jul/Red)
Sumber:Firman Jaya Daeli, SH