Oleh : Ahmad Rizal UMM.
Alamat: Jln. Cempaka 2
Email : rizalalda90@gmail.com
Detikkasus.com | Wabah corona sampai saat ini telah menjadi ancaman dunia. Badan kesehatan dunia telah mengumumkan prubahan status penyebaran virus corona dari level epidemi ke level pendemi. Perubahan status ini menimbulkan kecemasan berlanjut bagi masyarakat dunia. Pasalnya korban yang meninggal akibat virus ini telah mencapai 8.007 dari total 201.634 dan korban yang sembuh sudah mencapai 82.030 orang. Pada awalnya, virus corona muncul di Kota Wuhan. Dalam menangani penyebaran wabah ini, pemerintah China melakukan beberapa alternatif solusi antara lain dengan mendirikan rumah sakit darurat dalam waktu beberapa hari. Selain itu, pemerintah china juga memberikan arahan untuk informasi tentang wilayah yang sudah di lockdown, pemerintah china memastikan kebutuhan pokok warganya tetap terkontrol dan terjaga dengan menerapkan sistem tracking. Hal lain juga dilakukan dengan menyediakan pusat pelaporan agar masyarakat tetap mendapatkan informasi terbaru terkait peristiwa ini. Langkah tersebut memberikan dampak positif kepada masyarakat.
Wabah ini kemudian merambat ke Indonesia. Berdasarkan data yang ada per Rabu,18 Maret 2020, Pasien yang positif corona sejumlah 227 jiwa, 19 pasien meninggal dunia dan pasien yang sembuh 11 jiwa. Data tersebut menunjukan bahwa tingkat kematian di Indonesia 8,2% lebih tinggi dua kali lipat dari angka kematian di Dunia. dengan melihat fenomena tersebut, tentu tidak bisa lagi jika metode penanganan yang dijalankan oleh pemerintah masih biasa-biasa saja. Karena, dengan posisi Indonesia yang sangat heterogen dan terpisah oleh pulau-pulau berpengaruh terhadap intensitas penyebaran virus ini. Sampai saat ini pemerintah menjalankan alternatif kebijakan social distancing. Social distancing adalah rangkaian protokol guna memperkecil penyebaran virus dari orang yang jerjangkit kepada orang lain, namun dari penerapan social distancing dari pemerintah pada saat ini belum bisa menjawab permasalah yang ada. Faktanya peningkatan Pasien positif corona akan terus meningkat dari 177 orang yang terjangkit corona hingga kini sudah menjadi 227 jiwa yang mana tidak dari seminggu orang yang terjangkit corona bertambah 50 orang.
Dari hal ini tentu pemerintah tidak cukup jika hanya menerapkan social distancing. Jika pemerintah tetap dengan penerapan social distancing maka tidak bisa di pungkiri akan terus bertambah nya orang yang terjangkit virius corona. Pasalnya dalam menangani penyebaran virus corona ini terdapat alternatif lain seperti tes massal dan lockdown atau penguncian yang hingga saat ini kebijakan dari dua alternatif tersebut belum di keluarkan oleh pemerintah Indonesia, Sedangkan masyarakat indonesia sendiri berharap sebaliknya dengan keputusan pemerintah Indonesia segera menerapkan kebijakan dari dua alternatif tersebut. Karena, jika dilihat dari negara-negara sebelumnya seperti Italia yang memakai alternatif lockdown dalam metode pencegahan virus corona, dari membatasi pergerakan masyarakatnya, penutupan toko-toko tempat wisata sekaligus bandara terkecuali apotek dan tempat persediaan makanan. Pemerintahan Italia melarang adanya penerbangan dari luar negeri yang masuk ke kawasan negara Italia dan juga di perketat oleh militer. Dari penerapan lockdown ini baru saja dua minggu Italia terbukti bisa menurunkan penularan khususnya pada kota-kota yang terdampak virus corona ini. Persentasi yang diperoleh untuk negara Italia yaitu 3 persen saja yang masih terinfeksi virus corona dan sisanya tidak menunjukan gejala flu atau gejala lainnya yang berdampak terinfeksi virus corona. Sangat berpengaruh untuk penerapan lockdown bagi suatu negara yang terinfeksi virus cororna. Jika dilihat dari pristiwa di Italia ini dalam penerapan kebijakan lockdown mampukah Indonesia melakukan hal yang sama.
Jika Indonesia sudah menyatakan untuk melakukan penerapan kebijakan lockdown tentu tidak akan berjalan mulus seperti yang terjadi di Negara Italia. Adanya opsi-opsi lain yang akan bertolak belakang dengan penerapan kebijakan lockdown, memang akan sangat efektif dengan alternatif kebijakan lockdwon dengan konteks melindungi masyarakat agar tidak lebih banyak lagi orang yang terjangkit virus corona, Dari peguncian kota, tutupnya toko-toko dan di tambah dari keamanan kepolisan atau TNI. Akan tetapi jika dilihat dari sisi masyarakat indonesia tentu pemerintah tidak bisa begitu saja hanya dengan melakukan kebijakan lockdown. Tentu pemerintah harus mempunyai kesiapan dengan kebijakan lain agar 100% bisa suksesnya dalam penerapan kebijakan lockdown. Pasalnya masih banyak masyarakat dari Indonesia yang tidak akan sanggup untuk menjalani masa lockdown dengan alasan faktor ekonomi. Dilihat dari Fakta yang ada masih banyak masyarakat yang dari segi ekonomi hanya mampu bertahan untuk satu hari saja, maksudnya yaitu penghasilan dari masyarakat tersebut hanya untuk menutupi uang makan sehari-sehari. Jika pemerintah melakukan penerapan kebijakann lockdown tanpa memperhatikan secara lebih untuk masyarakat seperti ini, Maka penerapan kebijakan lockdown tersebut akan berpotensi gagal.
Pemerintah Indonesia harus berfikir lebih dan secara tegas dalam melakukan kebijakan, tidak cukup untuk himbauan terkait dengan masyarakat Indonesia yang seakan-akan tidak peduli dengan himbauan pemerintah dalam penerapan social distancing. Dalam menangani penyebaran virus corona ini pemerintah harus berani menggambil alternatif lain, terlepas dari kebijakan lockdown yang harus di putuskan oleh pemerintahan pusat, pemerintah juga harus segara melakukan kebijakan Tes massal secara serentak di seluruh Indonesia. yang nantinya akan mempermudah dari pihak pemerintah sendiri dan dari pihak Rumah Sakit untuk mendapatkan informasi langsung berapa banyak Orang di Indonesia yang terjangkit virus corona dan bisa secara langsung di tangani Oleh pihak Rumah Sakit. Mengapa demikian, Jika pemerintah hanya ingin berharap dari masyarakat yang datang sendiri ke Rumah Sakit untuk melakukan Tes virus corona maka harapan itu sangat minim untuk diperoleh.
Terlepas dari kebijakan Tes massal alankah efektifnya jika pemerintah membiarkan daerah lain selain Jakarta dari pemerintahan daerah untuk boleh melakukan kebijakan lockdown. Pasalnya jika di biarkan begitu saja dan hanya berharap dengan himbauan social distancing tidak akan membuat penyebaran virus ini berhenti dan tidak menutup kemungkinan akan menyebar ke daerah-daerah yang awalnya bersih dari virus corona malah menjadi biang baru untuk penyebaran virus ini semakin meluas. Karena tidak semua daerah di Indonesia yang mempunyai Rumah Sakit yang memadai seperti selayaknya Rumah sakit Jakarta pusat. ada beberapa belahan daerah di Timur Indonesia yang dari segi Rumah Sakit nya saja tidak memadai untuk penangan pasien virus corona apa lagi pasien yang sudah terlampau banyak. seperti di daerah Flores tepatnya Kota Mamuere, Maumere sendiri hanya memiliki 1 Rumah sakit (RSUD) Dr. TC Hillers yang mana kendala dari Rumah Sakit Hillers sendiri adalah Alat Pelindung Diri (ADP) untuk tenaga medis nya. Dari Kendala yang di alami Rumah Sakit Hillers apakah pemerintah pusat masih ingin bertahan dengan hanya penerapan social distancing. Karena sejatinya Dalam dunia medis mempunyai prisnsip lebih baik menghindar dari pada mengobatan.