Subulussalam l Detikkasus.com – Rabu (16/02/2022) Sekitar Pukul 11:45 WIB nara sumber mengatakan “Inisial R Pinem Bendahara Kampong Panji datang kerumah Ketua BPKam, untuk mengantar stempel Badan Permusyawaratan Kampong (BPKam) Panji”. Kecamatan Longkip Pemerintah Kota Subulussalam, Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Saat ini stempel BPKam Panji benar bertambah menjadi dua. “Kalau dilihat dari warna hampir mirip tapi tak sama, terus kalau disebut stempel itu beranak gak mungkin juga siih. Bisa jadi mungkin kisah seperti inilah yang bisa disebut, stempel BPKam Panji menjadi dua adalah untuk memuluskan rencana maupun keinginan tuannya yang perkasa itu”.
Atau mungkin posisi stempel BPKam Panji kurang sakti mandraguna makanya perlu mereka dabal stempel itu, supaya power stempel BPKam Panji benar-benar ampuh dan dapat dirasakan oleh Kepala Kampong Panji. “Dengan gandanya stempel BPKam Panji, semoga sukses dan lancar-lancar saja rejekinya”. Ujar nara sumber yang tidak ingin namanya ditulis.
Melaui whatsAAp inisial R Pinem Bendahara Kampong Panji, membenarkan dirinya datang kerumah Ketua BPKam Panji untuk mengantarkan stempel. Hal itu disampaikannya melalui whatsAAp, kemudian dirinya mengatakan “Yang membuat itu an wakil BPKam, karena pas perubahan 2020 Ketua BPK tidak mau neken”.
“Maka anggota hadir dan wakil membuat, supaya lanjut urusan perubahan di setujui 4 Anggota BPKam”. Bukan Pak Kecik mencetak. Wakil kesepakatan Anggota BPKam, mungkin Ketua BPKam masuk pribadi gak mau cap perubahan”. Ujar R Pinem
Diedisi 15/02/2022 dengan judul Wow,,, Stempel BPKam Panji Ada Dua, saat itu nara sumber mengatakan “Untuk memuluskan suatu bentuk laporan keterangan pertanggung jawaban LKPJ pada penggunaan, anggaran dana desa TA/2020 akhirnya stempel BPKam (Badan Permusyawaratan Kampung) Panji di isukan ada dua”.
Ada lagi kisah tentang kenderaan inpentaris yang sudah di musyawarahkan dan disusun di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan sudah masuk dalam daftar susunan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes), akan tetapi kenderaan inpentaris tersebut malah tidak kelihatan, mirip seperti peradapan yang hilang ditelan bumi. Ujar nara sumber
Samsul Bahri Bako Kepala Kampong Panji mengatakan, “Gak benar semua itu. Dia gak tau bagaimana perjalanan RKPDes yang masih dalam usulan, kemarin itu masalah kereta inpentaris jadi gak mau dianya menandatangani dan mencap stempelnya. Kutemui sekretarisnya di pinggir sungai kusuruh distempel kemudian kami pulangkan stempelnya, dan kalaupun seandainya belum dikembalikan stempel tersebut itu diluar sepengetahuaanku”.
(J. Sianipar)