Detikkasus.com | Cirebon – Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) adalah sebuah sistem Ujian Nasional (UN) dimana dalam pelaksanaannya menggunakan media komputer.
Pemerintah mengadakan program UNBK bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan utamanya untuk program UN adanya sistem yang terintegrasi langsung dengan aplikasi – aplikasi pendidikan lainnya seperti Dapodik, E-Raport dan lain sebagainya akan mempermudah sekolah untuk melakukan pelaksanaan kegiatan UN.
Akan tetapi butuh sumber daya lebih agar bisa melaksanakan kegiatan UNBK dengan lancar utamanya dari sisi sumber daya manusia dan juga perangkat pendukung (Komputer).
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gunung Jati Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
Melaksanakan UNBK Tahun Pelajaran 2018/2019 di salah satu SMK yang berada di Cirebon.
Untuk mengikuti UNBK diduga siswa/siswi harus membayar sebesar Rp125 ribu.
Hal ini dikatakan oleh siswa/siswi SMPN 1 Gunung Jati, Senin (20/5/2019).”Untuk UNBK kita bayar Rp125 ribu ke guru,” ungkap beberapa siswa/siswi SMPN 1 Gunung Jati.
Sugiarto Wakasek Kesiswaan menjelaskan sebanyak 300 lebih siswa/siswi SMPN 1 Gunung Jati laksanakan UNBK di sekolah lain.”Mengenai uang pungutan sebesar Rp125 ribu, saya tidak mengetahuinya, yang saya tahu hanya transport 1 hari Rp8 ribu/anak. Kalau gak dikondisikan seperti itu kami khawatir anak itu liar nanti ngamprak kemana – mana, oleh karena itu kami kondisikan,” ungkap Sugiarto saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.
Caradi bendahara SMPN 1 Gunung Jati membenarkan adanya pungutan untuk UNBK. “Memang benar ada pungutan sebesar Rp125 ribu yang memungut itu wali kelas masing – masing dan itu melalui rapat. 16 guru – guru dari SMPN 1 Gunung Jati baik yang honor maupun PNS ikut mengawal ke SMK (tempat UNBK). Tidak semuanya kegiatan di SMP diketahui bendahara kecuali acara kedinasan”, ungkap Caradi.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 1 Gunung Jati sampai saat ini belum bisa dihubungi dikarenakan sibuk rapat di dinas.(Inka)