Sirrullah, Dzatullah, Sifatullah, Wujudullah, Af’Alullah, dan Kunfayakun

Detikkasus.com | Sirrullah, Dzatullah, Sifatullah, Wujudullah yang Bisa Kita Ketahui Bersama

Empat khasiat wirid Sirrullah Dzatullah Sifatullah Wujudullah berikut ini.

Kita patut untuk mengetahui 4 khasiat wirid Sirrullah Dzatullah Sifatullah Wujudullah ini agar menambah ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Penjelasan terkait 4 khasiat wirid Sirrullah Dzatullah Sifatullah Wujudullah dibawah ini.

Wirid “Sirrullah Dzatullah Sifatullah Wujudullah” merupakan doa atau azimat yang terkenal dalam tradisi spiritual Islam Sufi.

Bahwa sebenarnya tidak ada referensi langsung ke wirid ini dalam Al-Quran atau Hadith yang sahih.

Wirid ini lebih berkaitan dengan tradisi Sufi yang menjelaskan tentang pemahaman konsep ke-Tuhanan atau konsep Tauhid.

“Sirrullah” berarti “Rahasia Allah”. “Dzatullah” berarti “Dzat Allah”. “Sifatullah” berarti “Sifat-sifat Allah”. “Wujudullah” berarti “Wujud Allah”.

Secara keseluruhan, ini adalah doa yang mencerminkan konsep keesaan Tuhan (Tauhid) dalam level yang sangat dalam dan pribadi.

Khasiat dari wirid ini, seperti wirid-wirid lainnya, tergantung pada intensitas dan keikhlasan seseorang dalam melantunkannya.

Banyak yang meyakini bahwa wirid ini dapat membantu memperdalam kepercayaan dan ketergantungan seseorang terhadap Tuhan, membuka pintu pemahaman spiritual yang lebih tinggi, dan melahirkan keikhlasan dalam beribadah serta cinta terhadap Allah, sesuai dengan ajaran-ajaran tasawuf.

Adapun khasiat wirid, tujuan utama dari berdoa dan berdzikir adalah mengingat Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya, bukan mencari manfaat tertentu.
Sirrullah, Dzatullah, Sifatullah, Wujudullah dan Af’Alullah.

Bismillahirrohmanirrohim

1. Sirrullah
Ini adalah tentang ajaran sadar ma’rifat.
Sirrullah (rahasia Allah)

Siapa Allah? Yang tahu hanya DIA sendiri.
Allah Maha Batin (ghaib), Maha Halus (Lathiifu), Tidak dapat dicapai dengan pengelihatan mata. Namun nurani manusia dapat merasakan kehadirannya. Kehadiran kasih sayangNYA, kehadiran keagunganNYA. Untuk mengenal Allah harus menempuh jalan ma’rifat (ma’rifatullah).

Baca Juga:  Angkat Bicara Pengawas Tresna Asih : Menyesatkan Pernyataan Refli Harun Libatkan Anak Demo Tidak Melanggar Hukum

Apa ma’rifatullah itu?
Ma’rifatullah sulit didefinisikan, Begitu luas cakupan yang harus diraih, Begitu banyak unsur-unsur yang harus dipilih, Begitu beragam pengertian yang tumpang tindih.
Secara sederhana ma’rifatullah dapat diartikan: “mengenal Allah”.
Para muhaqqiqin (orang-orang yang mendalami ilmu hakekat) mengartikannya sebagai : “Ketetapan hati mempercayai Dzat yang wajib wujud (Allah) yang memiliki segala kesempurnaan”.
Ma’rifatullah atau “mengenal Allah” wajib hukumnya bagi setiap mukmin.
Setiap insan harus mengenal Allah, mengenal Penciptanya.
Sumber dan muara dari segala sesuatu yang ada, Sumber dan muara terjadinya alam semesta.

Pada hakekatnya tiada yang mengenal Allah kecuali hanya Allah sendiri.
Barang siapa yang mengenal Allah, sesungguhnya itu merupakan rahmat yang dilimpahkan Allah kepada dirinya.

2. Dzatullah
Pertama, ma’rifatudz-dzat
(mengenal dzat Allah–Dzatullahi)

Ini bagian yang tidak tercapai oleh insan Bagian khusus yang merupakan hak Tuhan. Pikir manusia tidak mungkin mencapainya, Akal manusia tidak mungkin menggapainya. Nabi Muhammad saw bersabda : “Berpikirlah kalian tentang makhluk Allah, jangan sekali-kali berpikir tentang dzat Allah, karena sungguh kamu tidak akan mampu memenuhi kadarnya”

Asma’nya: “Allah SWT”

3. Sifatullah
Kedua, ma’rifatus-sifat
(mengenal sifat-sifat Allah – Sifatullahi)

Dengan mendalami makna Asma-ul husnah
Insan menjadi mengenal sifat-sifat Allah
Mengenal sifat-sifat kesempurnaan Allah.
Insan hendaknya berakhlak dengan sifat keutamaanNYA
Tentu saja dalam batas kemampuan kemanusiaannya.

Baca Juga:  SMAN 01 Kaur Mengikuti Kegiatan KSNK

Asma’nya:
Al Ahad, Allah Maha Tunggal (Esa)
Al Awwalu, Maha Awal tanpa permulaan
Al Akhiru, Maha Akhir tanpa pungkasan,
Al Hayyu, Maha hidup
Al Jabbar, Maha Perkasa
Ar Rahman, Maha Pengasih
Al Wadud, Maha Mencintai hamba-Nya

4. Wujudullah
Ketiga, ma’rifatul-wujud
(mengenal wujud Allah–Wujudullahi)

Allah itu wujud (Ada).
Namun wujud Allah itu tidak mungkin terjangkau oleh otak manusia.
Tidak mungkin terbayangkan khayal manusia
“laisa kamitslihi syaitu” firman Allah;
“(Allah) tidak serupa dengan apapun juga”
Apapun yang bisa dibayangkan sebagai Allah maka itu bukan Allah, (Maha Besar Allah).
Apapun yang bisa dilukiskan sebagai Allah pasti itu bukan Allah, (Maha Suci Allah).
Siti Aisyah ra, istri Rasul, berkata:
“man khaddatsaka anna Muhammadan saw, ro-a rabbahu fa qad kadzaba”
“barangsiapa menceritakan kepadamu bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya (pada waktu mi’raj) maka dustalah ia”
Bersabda Rasulullah Muhammad SAW :
“wa qad ro’aitu nuron, anna anahu”
“dan sungguh saya melihat cahaya, bagaimana mungkin saya melihatNya (Tuhan)”
“subhanaka, ma’arafnaka haqqa ma’rifataka”
“Maha Suci Tuhan, tidaklah kami dapat mengenalMU dengan pengenalan yang setepat-tepatnya”.

Asma’nya :
Al Bathin, Maha Ghaib
Al Lathiifu, Maha Lembut/halus
Az Zhahir, Maha Nyata

5. Af’alullah
Keempat, ma’rifatul-af’al
(mengenal karya-karya Allah – Af’alullahi)

Melalui Asma-ul Husna, Allah memanifestasikan karya-karyaNYA
Menampakkan af’alnya yang maha hebat
Tergelar dipermukaan seluruh jagad raya
Tersusun rapi dalam organ tubuh manusia
Jagad besar (makrokosmos), jagad kecil (mikrokosmos)
Karya tercanggih yang tak ada bandingannya
Suatu bukti kebesaran Allah tiada taranya
Bagi yang bisa membaca rahasia alam semesta,
Kebesaran Allah nampak jelas, nampak nyata.

Baca Juga:  Dermawan Desa Nebuk Baru Sangat Sosial Dan Ringan Tangan Membantu Bangunan TPA Atau Bale Pengajian

Asma’nya :
Al Khalik, Maha Pencipta
Al Muhyi, Maha Menghidupkan
Al Mumit, Maha Mematikan
Al Jami’, Maha Mengumpulkan
An Nur, Sang Pemilik Cahaya
Al Ghaniyyu, Maha Kaya.

Kunfayakun adalah ayat atau kalimat suci yang bermakna “jadi terjadilah” atau “jadi jadilah”. Ayat ini mengandung makna bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini tercipta atas izin dan kehendak Allah. Allah menciptakan segala sesuatu dengan mudah tanpa kesulitan apapun.

Kunfayakun Adalah Berserah Diri pada Keputusan Allah SWT, Berserah diri pada keputusan Allah adalah cara mengamalkan Kunfayakun. Umat muslim harus menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas izin dan kehendak Allah, sehingga kita harus menerima segala keputusan-Nya dengan ikhlas.

Memperbaiki diri juga dapat menjadi cara mengamalkan Kunfayakun. Dengan memperbaiki diri dan selalu berusaha untuk berbuat baik, umat muslim akan menjadikan dirinya sebagai orang yang baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Berdoa dan berdzikir dengan rasa rendah hati, keikhlasan, dan rasa syukur kepada Allah. Merupakan kunci sukses untuk bertemu Allah SWT kelak di Akhirat.

Penyusunan : Supriyanto alias Ilyas Ketua Umum LBH Yayasan Generasi Muda Indonesia Cerdas Demokrasi (Gemindo), Hariyadi Advokat LBH Gemindo,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *