Detikkasus.com | Hikmah Islami
Singkat cerita, pada suatu sa’at/seorang sufi bernama Dzun-Nun Al-Mishri melakukan perenungan semdori di dalam hutan yang sepi
Ia bersama seorang murid setianya.
Pada suatu ketika, mereka mendapati se’ekor burung yang tiada daya untuk terbang, dikarenakan sayapnya patah.
Kondisi burung itu hanya bisa menggelepar-gelepar di atas tanah.
Selang beberapa saat kemudian, datang burung yang lain membawakan makanan baginya.
Burung yang patah sayapnya pun, tanpa perlu repot-repot mencari makanan, dapat makan kenyang berkat jasa kawannya.
Menyaksikan kejadian langka itu, si murid termenung dan berpikir keras untuk menggali pelajaran yang dapat dipetik.
”Ternyata, tanpa harus berusaha mencari makanan sekalipun, tak luput dari Rizqi Alloh dan kita masih dapat bertahan hidup berkat jasa orang lain.
Alangkah besar Rochmatnya Alloh SWT kepada setiap makhluknya..’ simpulnya.
Sebagai seorang waliyulloh
Dzun Nun al-Mishri bisa merasakan apa yang direnungkan oleh muridnya.
Lalu ia pun berkata padanya :
”Seharusnya kamu tidak berpikir menjadi burung yang patah sayap itu.
Tapi, berpikirlah menjadi burung yang memberi makan, yang dapat menolong saudaranya..”
Ucapan Dzun Nun al-Mishri ini mengingatkan kita pada sabda Nabi SAW :
”Al-yadd al-ulya khoir min al-yadd al-sufla.”
(HR al-Bukhori dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim ditambahkan, yang dimaksud al-yadd al-ulya adalah : Al-munfiqoh (pemberi sedekah) dan al-yadd al-sufla adalah : Al-sailah (peminta atau penerima)
Itulah ajaran Islam.
Islam mengajarkan pemeluknya untuk menjadi pemberi dan pengasih (Rochman – Rochim)
Bagi yang membutuhkan.
Hal Ini menunjukkan, bahwa menolong orang yang membutuhkan itu mendapat perhatian besar dalam ajaran Islam.
Seperti janji Alloh SWT dalam QS Saba’ ayat 39, kendati kita banyak memberi itu tidak akan mengurangi harta kita.
Alloh SWT sendiri akan mengganti dan malah menambahnya.
Alloh SWT berfirman :
”Katakanlah:
” Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)
Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan
Maka Alloh akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya..”
Sedang di sisi lain, Alloh SWT juga menganjurkan kepada kita untuk mendermakan barang-barang yang paling kita cintai.
Alloh SWT berfirman :
”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna)
Sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.
Dan apa saja yang kamu nafkahkan, Maka sesungguhnya Alloh mengetahuinya.”
(Ali Imron ayat 92)
Semua itu kalau kita ambil kesimpulan, semua agar kita sebagai hamba hidup di dunia ini sementara dan apa yang kita cintai pastinya juga akan kita tinggalkan dan semua agar seorang hamba yidak terlalu mencintai dunia besrta gemerlap isinya, agar tidak takut akan kembali (Mati)
Karena kebanyakan orang yang terlalu mencintai dunia ia akan menjadi budaknya dan takut akan kematian yang ada hanya menumpuk-numpuk koleksi harta
Mari kita cermati salah satu hadits berikut ini :
السَّخِيُّ قَرِيْبٌ مِنَ اللهِ، قَرِيْبٌ مِنَ النَّاسِ، قَرِيْبٌ مِنَ الْجَنَّةِ بَعِيْدٌ مِنَ النَّارِ، وَالْبَخِيْلُ بَعِيْدٌ مِنَ اللهِ، بَعِيْدٌ مِنَ النَّاسِ، بَعِيْدٌ مِنَ الْجَنَّةِ، قَرِيْبٌ مِنَ النَّارِ، وَالْجَاهِلُ السَّخِيُّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ عَابِدٍ بِخَيْلٍ. – رواه الترمذى
“Orang yang dermawan dekat dengan Alloh, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka.
Sedangkan orang yang kikir jauh dari Alloh, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka.
Orang jahil yang dermawan lebih disukai Alloh daripada ahli ibadah yang kikir”
[HR. Tirmidzi].
Hadits tersebut membedakan keistimewa’an para dermawan (Suka memberi) dan keburukan orang-orang yang kikir / pelit
Perbedaan ini berhubungan langsung dengan kedudukan mereka di hadapan Alloh SWT
Beserta konsekuensi kehidupannya masing-masing, baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak.
Rosululloh SAW Bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّه
“Sebagaimana sabda Rosululloh SAW :
” Sedekah itu tidak akan mengurangi harta.
Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Alloh akan menambah kemuliaannya.
Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Alloh, melainkan Alloh akan mengangkat derajatnya ‘ .
(HR. Muslim)
Secara tersirat, hadits tersebut mengandung perintah kepada kita untuk menjadi pemberi / dermawan dan menjauhi kekikiran / pelit
Hal tersebut termasuk salah satu tantangan terberat bagi kebanyakan mamusia.
Karena, memberikan / mendermakan barang yang kita cintai
Semua itu membutuhkan kesadaran keihlasan/Ketulusan.
Dalam hal ini bisa juga bisa di katakan sebagai suatu ujian bagi orang yang beriman.
Dari Abu Huroiroh R.A, Nabi SAW, bersabda:
“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin
Maka Alloh akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat.
Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain,
Pasti Alloh akan memudahkannya di dunia dan di akhirat.
Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim
Pasti Alloh akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat.
Alloh senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya..”
(HR Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).
Di kutib dari kisah Rosululloh
Pada suatu hari Rosululloh Saw ditanya oleh sahabat beliau :
“Ya Rosululloh..
Siapakah manusia yang paling dicintai Alloh dan Apakah perbuatan yang paling dicintai Alloh..?
Kemudian Rosululloh Saw menjawab:
“Manusia yang paling dicintai oleh Alloh adalah manusia yang paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia yang lain.
Sedangkan perbuatan yang paling dicintai Alloh adalah memberikan kegembiraan kepada orang lain atau menghapus kesusahan orang lain
Ataupun melunasi utang orang yang tidak mampu untuk membayarnya, serta memberi makan kepada mereka yang sedang kelaparan tanpa harus di minta
.
Jika seseorang itu berjalan untuk menolong orang yang sedang kesusahan
Maka itu lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjidku ini selama satu bulan.”
(HR. Thobrani).
Selain itu, memberikan bantuan juga dapat menolak bala
Sebagaimana dinyatakan :
“Sedekah itu dapat menolak tujuh puluh pintu bala.”
( HR Thobrani ).
{ A-R)