Aceh |Detikkasus.com – Isu panas yang terus bergulir terkait, adanya cawe-cawe yang bernuansa KKN. Dalam proses penjaringan direktur RSUD langsa, yang santer akan di menangkan dokter helmizar fahry Sp.OT.
Yang kini berstatus wakil direktur administrasi umum pada rumah sakit umum langsa, dan juga menjabat sebagai PLT direktur rumah sakit umum daerah langsa selama lebih kurang empat tahun lamanya.
Menurut sumber yang layak di percaya dan tidak ingin di ungkapkan jati dirinya, mengatakan. Bahwa peran cawe-cawe setda pemko langsa itu. Dalam menyusun strategi beberapa waktu ke depan, untuk melantik dokter hermizar fahry dugaan sebagai kepala rumah sakit umum daerah langsa.
Dengan secara dilakukan definitif, pada.hal jika kita melihat rekam jejak digital. Dalam memimpin RSUD langsa saja, sangat tidak tepat jika dokter helmizar fahry, di lantik sebagai direktur definitif RSUD langsa.
Yang menjadi pertanyaan para pegawai RSUD dan publik serta pemerhati mempertanyakan kepada tim penjaringan mau pun setda pemko langsa, apakah di kota langsa sudah tidak ada lagi dokter yang memiliki kemampuan. Serta kapabilitas, dalam memimpin RSUD Langsa, mengapa harus dokter helmizar fahry dan dokter syarbaini. Yang akan muncul sebagai pemenang dalam memimpin rumah sakit umum langsa, pada hal masih banyak dokter lainnya.
Yang baik dan terampil dalam mengelola manajemen, mau pun pelayanan kepada masyarakat selaku pengguna jasa kesehatan .
Setda pemko Langsa, jangan mementingkan pribadi mau.pun kelompok namun tidak membawa dampak profesionalisme dalam penentuan mencari kepemimpinan di harapkan jangan kepentingan sesaat saja namun akan berdampak buruk yang berkepanjangan di masa yang akan datang, adanya isu kepentingan setda pemko Langsa itudi karenakan menjelang pensiun terus melakukan manufer untuk memperkaya diri untuk kelompok dan mengkorbankan orang banyak dan penderitaan yang berkepanjangan .
Seharusnya perlu pengkajian sinergisitas antara pemimpin dan pegawai serta semua lingkup yang berinteraksi dengan kepemimpinan maupun personal contact yang berdasarkan pengetahuan ledersif sesuai ilmu manajemen hal tersebut sangat mendasar untuk di jadikan patokan dalam memilih calon direktur jangan hanya memperoleh segepok uang tapi akan menyengsarakan banyak pihak dugaan tersebut sangat wajar mengingat rekam jejak digital yang selama ini di duga kuat kemampuan dokter fahry dalam melakukan menejerial di rumah sakit umum langsa karena prestasi kerjanya hanya biasa biasa saja tutur pemerhati dan sejumlah oknum pegawai di RSUD langsa.
(Jihandak Belang/Team)