Detikkasus.com | Sekitar bulan Agustus tahun lalu, saya membaca, ada yang menyebut diri saya seorang pemimpin Otoriter. Saya benar-benar heran, bagaimana bisa? Saya tidak punya potongan sama sekali sebagai seorang otoriter. Penampilan saya juga tidak sangar. Ke mana-mana saya juga selalu tersenyum.
Saya bukan pemimpin otoriter. Saya seorang demokrat. Ciri-ciri demokrat itu bisa menjadi pendengar yang baik, menghargai pendapat orang lain, dan menghargai perbedaan-perbedaan tanpa menjadikannya sebagai sumber permusuhan.
Saya ini seorang demokrat. Kebetulan pula, saya menyampaikan soal ini di hadapan sebelas ribu kader Partai Demokrat yang tengah menghadiri Rapat Pimpinan Nasional partai ini di Sentul International Convention Center, Bogor, siang tadi. ?
Pada kesempatan itu, saya mengajak keluarga besar Partai Demokrat untuk bersama-sama menjalankan agenda bersama yakni membangun kedewasaan berpolitik, etika berpolitik, tata krama dalam berpolitik dan juga keadaban dalam berpolitik.
Mari kita mengisi momentum tahun politik ini, dengan tetap saling menghargai dan menghormati antarkontestan, tidak saling mencela atau mencemooh, atau saling menjelek-jelekkan. Kita saling adu ide, adu program, adu gagasan. Berbeda pendapat itu biasa, tapi harus saling menjunjung tinggi adab ketimuran kita serta sopan santun.
Sumber: Biro Pers Setpres