PONTIANAK I Detikkasus.com -, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat dr. Harisson, M.Kes., menghadiri kegiatan Deklarasi dan Pelantikan Koordinator Wilayah Observasi Kesehatan Indonesia (OBKESINDO) Provinsi Kalimantan Barat Periode 2023 – 2027 yang dilaksanakan di Hotel Mercure, Pontianak, Selasa, (15/08/2023).
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan diskusi panel yang mengangkat tema “Menemukan Outcome Program Sebagai Pintu Terwujudnya Kesehatan Masyarakat Kalbar yang Berkualitas”.
Adapun kiprah utama dari OBKESINDO adalah Membangun Indonesia yang Semakin Sehat, Indonesia Sehat dalam Keadilan dan Adil dalam Kesehatan, hal ini sebagaimana termaktub dalam mars OBKESINDO. Pada kesempatan ini Sekda Prov. Kalbar menyampaikan apresiasi atas inisiasi dibentuknya organisasi ini.
“Saya mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkontribusi penuh dalam mensukseskan acara ini. OBKESINDO hadir untuk mengamati kebijakan – kebijakan pemerintah daerah, khususnya terhadap pembangunan kesehatan masyarakat agar menjadi lebih baik. Belajar dari pengalaman – pengalaman dahulu, mari kita melakukan perbaikan dan menerima saran yang diberikan. Memang benar adanya, yang jadi masalah adalah kolaborasi, walaupun kita kesulitan karena kekurangan sumber daya manusia, anggaran dan koordinasi, dan kita terus berusaha keluar dari masalah tersebut dalam rangka menyelesaikan masalah kesehatan ini. Jangan nilai secara subjektif kinerja kita, tapi harus objektif, inilah peran OBKESINDO di tengah – tengah kita”, ungkap Harisson.
Terkait aspek kesehatan, dirinya tak menampik bahwa untuk kualitas hidup manusia berkaitan erat dengan aspek – aspek lainnya dalam pembangunan. Seperti kita ketahui IPM Kalbar memang tidak tinggi, namun pada aspek kesehatan dinilai sudah cukup baik. Oleh karenanya, dirinya berharap agar sinergitas semua pihak untuk satu tujuan.
“Ini betul, tapi memang kerjanya harus keroyokan. Saya berharap OBKESINDO dapat memberikan masukan – masukan yang berharga untuk Pemprov Kalbar. Kalau saya lihat pengurusnya orang yang diluar birokrat, agar dapat mengamati secara objektif. Saya menitipkan beberapa pesan, yakni agar OBKESINDO dapat lebih kreatif dalam pemberdayaan peran pemerintah yang bersinergi dengan penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Saya juga mengucapkan selamat atas pengukuhan OBKESINDO pada hari ini, mari bersinergi kerjasama dan bermitra dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kalimantan Barat. Kami mengajak semua untuk bersama sama menyehatkan masyarakat dan memasyarakatkan budaya hidup sehat di Kalimantan Barat”, imbuhnya
Di tempat yang sama, Ketua Umum DPP OBKESINDO Abidinsyah Siregar, DHSM, MBA,M.Kes., menerangkan bahwa deklarasi OBKESINDO pertama kali dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2022 di Gedung Museum Kebangkitan Nasional Stovia Jakarta.
“Semangat kami membentuk organisasi ini adalah, kami menemukan Indonesia yang sudah lama merdeka, tapi belum merasakan kemerdekaan yang sebenarnya. Banyak negara yang merdeka pada waktu itu sekarang sudah menikmati kata merdeka, merdeka dari pendidikan yang tertinggal, merdeka dari ketidaksehatan, merdeka dari ketertinggalan ekonomi, merdeka dalam hak – hak hukum” kata Ardiansyah mengawali penyampaiannya.
Terkait merdeka pada aspek kesehatan, dirinya menyayangkan karena Indonesia memperoleh banyak penilaian – penilain buruk. Seperti contoh obesitas dan diabetes, di Indonesia cukup tinggi sehingga menghilangkan umur produktivitas.
“Umurnya memanjang, tapi yang terpakai hanya 10 – 20 tahun, tapi tak produktif, kita mau produktif sampai akhir hayat, inilah tantangan yang kita hadapi. Kita tak bisa hanya meletakkan kesehatan kepada dinas kesehatan saja. Apabila kewenangan kita bersinggungan dengan kewenangan yang lain, mandek, akhirnya birokrat kita hanya bekerja sesuai tupoksinya saja. Itulah tradisi pemerintah kita. Ujungnya output, bukanlah outcome. Ini yang disayangkan”, tambahnya.
Dirinya juga mengajak kepada semua yang hadir untuk lebih peduli terhadap kecerdasan anak. Hal ini karena kualitas hidup seseorang ditentukan pada fase awal kelahiran hingga ia berumur 8 tahun.
“Saya ambil contoh, lama masa belajar masyarakat Indonesia umumnya 10,8 tahun. Berarti tidak tamat SMA. Kira -kira kita melakukan konseling terhadap ayah – ibu yang pendidikannya seperti itu, daya tangkapnya bagaimana? bisa dibayangkan. Wajar pak polisi juga sulit mengajarkan hukum di tengah masyarakat. Kita sudah 78 tahun merdeka. Malu kita kepada para pahlawan yang berjuang untuk negara kita ini” ujarnya.
Sebelum mengakhiri penyampaiannya, Ardiansyah menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam mencerdaskan anak bangsa salah satunya dengan mengajak para stakeholder untuk giat mensosialisasikan dan membuat program konsumsi makanan – makanan yang sehat bagi tumbuh kembang anak.
“Sangat disayangkan, yang saya tahu misalnya ikan diambil untuk dijual, benar, tapi yang menjadi masalah sumber protein terbaik ketika tumbuh adalah ikan, yang bisa membuat lompatan hebat dalam kecerdasan anak yang IQ nya bisa naik luar biasa. Dan yang lebih hebat lagi, anak kita makannya 3 kali sehari. Bayangkan selama 5 tahun pertama hidupnya gemar makan ikan, berarti kita sedang mencetak calon – calon Presiden baru dari makanan ini saja. Hal ini disayangkan karena Indonesia angka konsumsi ikan nya per tahun paling rendah se-Asia, tapi ada negara tak punya laut, tak punya ikan, tapi jumlah makan ikannya paling tinggi di Asia. Kita sudah dikenal dengan laut terlebar, ikan terbanyak tapi tak dimakan oleh anak kita sendiri, inilah tantangan yang belum dapat kita selesaikan selama ini’, jelasnya.
Ia juga berpesan kepada para pengambil kebijakan, untuk lebih peka terhadap tantangan pembangunan di masa datang, tak dipungkiri persaingan antar negara membuat negara tersebut berlaku tidak adil bahkan menginvasi bangsa lain.
“Bayangkan hanya dengan masuknya covid tanpa satu pelurupun, tanpa tank tidak ada serangan apa – apa, negara – negara besar pun tak mampu membendung, semua tumbang, lumpuh. Itulah masa depan, perang biologi, mungkin saja perang virus. Melawannya dengan apa? Imunitas dan penerapan disiplin kesehatan. Kemudian, di Kalbar patut waspada, hari ini Kalbar dihadapkan pada kabut asap. Hati – hati karena halusnya partikel ini, mengendap di paru – paru menimbulkan masalah di paru – paru, menyebabkan kekakuan jaringan lembut paru, menjadi fibrosis paru. Yang kita takut, 10 tahun kedepan, tidak ada anak – anak Kalbar yang bisa masuk AKABRI, karena begitu berenang, lari nafasnya sesak, badan bagus tapi daya tahan tak ada. Kan tak terasa dampaknya sekarang, kita asyik saja bernafas. Ini juga harus menjadi perhatian kita bersama”, pungkasnya.
Kegiatan ini turut dihadiri Ketua Dewan Pengawas OBKESINDO Kalbar,Prof. Chairil Effendy, MS., instansi – intasi yang bergelut di bidang kesehatan, seperti Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Biddokkes Polda Kalbar, Dinkes Lantamal XII, organisasi Profesi kesehatan seperti IDI, IDGI, PPNI serta IAI.
(Hadysa Prana)
Sumber : Adpim Prov Kalbar