Detikkasus.com | Bali – Sekda Propinsi Bali Dewa Made Indra yang pernah menjabat Kepala Badan (BPBD) berkunjung ke Posko Induk Pasebaya Agung di Banjar Wates Tengah, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem.
Rabu 5 Juni 2019, melepas kangen dengan Pasebaya (Pasemetonan Jaga Baya Gunung Agung) Relawan Kebencanaan yang memang dibentuk dan diinisiasi oleh Dewa Made Indra yang saat itu masih Kalaksa BPBD Provinsi Bali (2017).
Diterima oleh Ketua Pasebaya Gede Pawana, ngobrol santai tentang kondisi terkini Gunung Agung, dan berpesan agar terus jalin komunikasi dan melakukan edukasi kepada masyarakat.
Kunjungan Sekda didampingi oleh Kalaksa BPBD Provinsi Bali (Made Rentin), dan beberapa Pejabat/Staf BPBD Bali, disambut gembira oleh beberapa orang Korps Relawan Baju Orange.
“Kunjungan dan pertemuan berlangsung singkat tetapi maknanya sangat mendalam terutama sebagai suntikan motivasi bagi kami para relawan,” tutur Gede Pawana.
Saat kunjungan, kondisi dan aktivitas Gunung Agung terpantau landai dan tenang, masih pada level III (Siaga), aktivitas masyarakat tetap normal lancar, tetapi dihimbau tetap tingkatkan kesiap-siagaan, lengkapi diri dengan APD (Alat Pelindung Diri) minimal masker saat beraktivitas di luar rumah.
Kalaksa BPBD Bali (Made Rentin) menjelaskan bahwa kunjungan ini sudah lama direncanakan, namun baru bisa terealisasi hari ini, mengingat kesibukan Pak Sekda pada beberapa agenda penting Pemprov. Bali, terakhir kemarin (4/6) Pencanangan Pelaksanaan Perda Desa Adat di Wantilan Pura Samuhan Tiga – Gianyar.
Lebih lanjut Rentin menjelaskan, bahwa Pak Sekda (Dewa Made Indra) yang mantan Kalaksa BPBD Bali, memang sangat mencintai tugas kemanusiaan di Bidang Penanggulangan Bencana.
“Kendatipun sudah sebagai Sekda, beberapa kegiatan BPBD beliau selalu hadir, “saya pinjam istilahnya Pak Sekda, kembali ke habitat jika berada di tengah-tengah sahabat tangguh,” tutur Rentin. Hal ini menunjukan bahwa seorang pemimpin selalu dekat dengan masyarakat, tidak hanya kedekatan secara fisik tetapi juga kedekatan emosional, bahwa sang pemimpin diterima bahkan sangat dirindukan kehadirannya di tengah masyarakat.
Dalam diskusi singkat itu, Kalaksa BPBD Bali sempat melaporkan bahwa sinergi pemerintah (BPBD) dengan Relawan (Pasebaya Agung) terus terjalin, saat ini sedang merampungkan Penyusunan Rencana Evakuasi Berbasis Banjar/Dusun di 28 Desa Lingkar Gunung Agung.
Hal ini bertujuan untuk memetakan dan melakukan pendataan penduduk secara riil yang berada pada daerah (desa) terdampak, dan untuk mengetahui kemana rencana evakuasi yang akan dilakukan jika erupsi Gunung Agung terjadi, “ini adalah bagian penting dalam menyusun kesiapsiagaan bagi masyarakat terdampak, krama Karangasem Lingkar Gunung Agung khususnya,” tegas Rentin.
Pertemuan keakraban itu diakhiri “protes” dari Guru Gede panggilan akrab Gede Pawana sang Perbekel sejuta prestasi, dengan aplikasi smart desanya bahkan mendapat rekor MURI.
Pawana belum puas bernostalgia dan berkeluh kesah, tapi pertemuan harus ditutup karena Sekda bersama rombongan harus melanjutkan perjalanan untuk agenda berikutnya. “Matur suksema Jik Sekda dan juga Pak Kalaksa, pertemuan singkat tapi penuh makna,” ucap singkat sang Ketua Forum Perbekel sambil mengantar rombongan menuju mobil.(sugata/rtn).