Indonesia – Propinsi Jatim – Kabupaten Banyuwangi, Detikkasus.com – Senin, 18/09/2017. Pemerintah melalui Program Indonesia Pintar (PIP) yang diberikan untuk siswa pada satuan pendidikan negeri dan swasta bertujuan agar segala kebutuhan siswa bisa terpenuhi dan tepat sasaran.
Sebagaimana telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah (PP) dan Petunjuk Teknis pelaksanaannya. Yang dimaksudkan agar tepat guna dan tepat sasaran tentunya.
Namun sayangnya masih ada saja satuan pendidikan tingkat SD yang berani mengabaikan aturan dan ketentuan dimaksud. Seperti yang terjadi di SDN IV Setail, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Menurut keterangan nara sumber sebut saja Na’as, salah satu orang tua wali siswa.
Penuturan Na’as, dana PIP untuk anaknya dari jumlah bantuan sebesar RP. 450.000,- yang seharusnya diterimakan, ternyata dipotong sebesar Rp. 150.000,-. Dan pemotongan itu berlaku kepada semua siswa.
Ditambahkan Na’as, ketika siswa membutuhkan dana untuk membeli seragam sekolah dan buku, justru dijawab oleh salah satu guru yang bernama panggilan Beni, katanya tidak bisa. Masih kata Na’as, guru Beni juga mengatakan, untuk pembelian baju seragam tidak boleh lebih dari nilai Rp.100.000,-.
Bahkan, disampaikan pula kepada wali siswa tanpa melalui rapat komite, dana tersebut akan dipotong 150.000/siswa. Karena adanya penyampaian seperti itu oleh guru Beni, maka wali siswa akhirnya memakai uang pribadi untuk membeli seragam sekolah anaknya. Yaitu seragam pramuka dan seragam merah putih seharga Rp. 180.000 untuk dua stel baju.
Dari beberapa keterangan yang disampaikan Na’as, dia berharap agar dana bantuan PIP diserahkan langsung kepada yang berhak.
“Kita ingin agar uang itu diserahkan langsung kepada orang tuanya pak. Dari pada ketika kita minta untuk kebutuhan anak tetapi tidak diberikan. Kartunya juga dipegang pak gurunya lho pak,” lontar Na’as lagi.
Diakhir keterangannya, Na’as mengatakan, jangankan uangnya, kartunya saja tidak diberikan.
“Apa memang aturannya kartu itu tidak diberikan kepada siswa pak,” keluhnya dengan nada tanya.
Media ini yang berusaha mendatangi SDN IV Setail, Kecamatan Genteng dengan maksud hendak konfirmasi terkait persoalan tersebut, harus gigit jari karena setiba di SDN IV dimaksud ternyata sudah pada pulang. (Teddy Perwakilan Jawa-Bali).