Sangkan paraning dumadi

Detikkasus.com | Sangkan paraning dumadi merupakan ungkapan bahasa Jawa yang menjelaskan tentang asal-usul manusia. Ungkapan ini bertujuan untuk menuntun manusia agar dapat mengenal Tuhan-Nya lebih dekat.

Secara harfiah, istilah sangkan paraning dumadi dapat dipecah menjadi dua pengertian, yakni sangkaning dumadi yang artinya asal-usul penciptaan kehidupan dan paraning dumadi yang artinya tujuan akhir kehidupan.

Mengutip buku Tasawuf Syekh Siti Jenar susunan Dr. M. Afif Anshori (2022), konsep tersebut berasal dari ajaran Syekh Siti Jenar. Menurut konsep esoterisme Jawa, konsep penciptaan alam semesta ini mulanya berasal dari awang-awang suwung atau langit yang kosong.

Dalam ajaran tasawuf, konsep ini seringkali dikaitkan dengan dasar akidah Islam. Agar lebih memahaminya, simaklah penjelasan tentang konsep sangkan paraning dumadi selengkapnya dalam artikel berikut ini.

Sangkan Paraning Dumadi,
Maksud dari awang-awang suwung dalam konsep penciptaan alam semesta ini yaitu mulanya bumi berasal dari langit yang kosong. Pada saat itu, tidak ada benda-benda dan makhluk apapun yang diciptakan, kecuali hanya Allah SWT.

Dalam tembang mijil, penjelasan tentang konsep ini pernah beberapa kali dinyanyikan oleh para Sunan. Berikut contohnya yang bisa Anda simak:

Ahadiyat durung nana wiji

Kang dihin mung Allah

Dzat jumeneng klawan pribadine

Awang-uwung alam sunyaruri

Nang ning unong uning

Nang nung ning nong ning gung

Maksud dari tembang mijil tersebut yaitu, ketika zaman ahadiyat, yakni ketika belum ada apa-apa di alam semesta ini, Allah SWT telah lebih dulu ada. Allah jumeneng kelawan pribadi atau mampu berdiri dengan Dzat-nya sendiri.

Baca Juga:  Ketua FKW Kalbar "Bongkar" Tragedi Pengusiran Wartawan di Kantah/ATR BPN Kubu Raya

Dapat dipahami bahwa asal-usul manusia adalah dari Allah SWT. Lalu hanya kepada-Nya lah kita akan kembali.

Dalam Surat Al-Baqarah ayat 46, Allah SWT berfirman yang artinya:

“(orang-orang khusyuk, yaitu) mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya; dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya,”

Dalam ajaran Jawa, sangkan paraning dumadi bertujuan untuk menuntun manusia agar lebih mengenal Tuhan-Nya. Caranya yaitu dengan menelusuri alur atau jalan kehidupannya sendiri.

Manusia harus mencari, mengenali, menghayati, dan menyadari asal-usul kehidupan yang dijalani hingga mencapai tujuan hidupnya untuk bertemu Tuhan yang menciptakannya.

Konseps sangkan paraning dumadi berkaitan erat dengan akhir kehidupan manusia untuk kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga dalam menjalani kehidupan, dunia harus mendekati nilai-nilai luhur yang selaras dengan akidah Islam.

Pada hakikatnya, semua makhluk termasuk manusia akan kembali kepada Allah SWT. Untuk itu, dianjurkan bagi kita untuk mempersiapkan diri dengan mengerjakan amalan shalih dan menjauhi perbuatan maksiat.

Sangkan paraning dumadi dapat mengajarkan manusia tentang asal-usul dan tempat kembalinya. Sehingga, manusia bisa bali muleh marang mula-mulane atau kembali ke tempat asalnya dalam keadaan selamat, gangsar, lancar, dan khusnul khatimah.

Baca Juga:  Jasad dan Ruh-ku akan menerima balasan sesuai amal dan perbuatanku semasa Didunia.

Ada tiga hal substansial dari konsep tersebut, yakni: Pertama, sangkan paraning dumadi yang berarti awal dan akhir dari adanya penciptaan alam semesta. Kedua, sangkan paraning manungsa yang berarti awal dan akhir dari adanya penciptaan manusia.

Sangkan Paraning Dumadi, merupakan sebuah filosofi atau ajaran dalam ilmu Kejawen (kepercayaan tradisional Jawa) tentang bagaimana cara manusia menyikapi kehidupan di dunia.

Dalam bahasa Jawa kuno, sangkan berarti asal muasal, paran adalah tujuan, dan dumadi artinya menjadi, yang menjadikan atau pencipta.

Dengan begitu bahwa yang dimaksud Sangkan Paraning Dumadi adalah pengetahuan tentang “Dari mana manusia berasal dan akan kemana ia akan kembali.”

Keberadaan manusia dan alam semesta merupakan ciptaan Sang Hyang Widhi, yaitu Dzat Pencipta Alam Semesta, Tuhan Yang Maha Esa. Kelak pada akhirnya seluruh alam semesta akan kembali kepada-Nya.

Sangkan Paraning Dumadi dalam filosofi Kejawen mengajarkan bahwa tujuan akhir dari kehidupan manusia adalah Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dalam menjalani kehidupan ini kita harus mendekati nilai-nilai luhur ketuhanan. Nilai-nilai luhur ketuhanan antara lain adalah jujur, adil, tanggung-jawab, peduli, sederhana, ramah, disiplin dan komitmen.

Karena itu, ada sebagian orang yang mengidentikkan pengetahuan Sangkan Paraning Dumadi dengan filosofi ‘Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rojii’un. Yang artinya “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.”

Bacaan diataas biasa diucapkan oleh umat Islam apabila mendengarkan kabar duka cita kematian atau musibah.

Baca Juga:  Deklarasi Scooter Cirebon Timur Bersatu

Dalam al-Quran kalimat tersebut terdapat pada surat Al-Baqarah: 155-157, “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

“Filosofi Sangkan Paraning Dumadi”

Tubuh manusia terdiri dari dua unsur, yaitu jasmaniah berupa badan tubuh dan ruhaniah sebagai isinya.

– Jasmani sebagai materi benda diciptakan dari unsur alam, yaitu tanah, air, udara dan api (panas). Karena asalnya dari bahan sari pati alam, maka kelak jasmani akan kembali ke alam lagi. Yang tanah kembali kepada tanah, yang udara kembali kepada udara, yang api kembali kepada api, dan yang air akan menyatu kembali kepada air.

– Ruh yang didalamnya terkandung Jiwa, merupakan sesuatu yang tidak berwujud materi, terdiri dari tiga unsur ruhaniah yaitu akal, nafsu dan hati/perasaan.
Dari unsur-unsur itulah diri manusia bisa melihat, mendengar, sedih, gembira, marah, benci, cinta, iba, kasih sayang, berfikir dan sebagainya.

Dalam kitab suci Al-Qur’an, Allah berfirman: “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ruh (ciptaan) Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagi kamu”.(Q.S. As-Sajdah, 32: 9). (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *