Detikkasus.com | SEMARANG
Menyambut peringatan Hari Anak Sedunia yang diperingati pada 20 November nanti, sejumlah anak di Kota Semarang membuat boneka dari kertas. Tak lazim, biasanya anak Indonesia memeringati Hari Anak Nasional.
Acara yang digelar Yayasan Anantaka bersama Forum Anak Kelurahan Kemijen dan beberapa organsisasi seperti Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak Kelurahan Kemijen, LPMK Kemijen, PKK Kemijen, LRC-KJHAM, Sineroom dan Radio Imelda itu digelar di Kantor Kelurahan Kemijen, Kota Semarang, Minggu (3/11/2019).
“Workshop pembuatan boneka kertas ini merupakan kegiatan awal atau pembuka dari rangkaian peringatan Hari Anak Sedunia. Peringatan kali ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya ruang ekspresi bagi anak-anak,” ujar Direktur Yayasan Anantaka, Tsaniatus Solihah, kepada Detikkasus.Com
Menurut perempuan yang akrab disapa Ika Camelia itu, Hari Anak Sedunia merupakan hari untuk merayakan dan mempromosikan kesejahteraan anak di seluruh dunia. Tujuannya, tak lain untuk menghargai dan menghormati hak yang harus diterima seorang anak.
“Di Kota Semarang, hak anak sudah terpenuhi dari beberapa cluster, ditandai juga dengan penghargaan Kota Layak Anak predikat Nindya kepada Kota Semarang. Tapi, ini bukan berarti kewajiban Kota Semarang telah selesai dalam mengembangkan pemenuhan hak anak,” ujar Ika.
Ika menyebut masih adanya anak yang belum memperoleh akte kelahiran, mendapat kekerasan baik di rumah maupun sekolah, serta tidak memiliki ruang cukup untuk berpartisipasi adalah protret masih perlu ditingkatkan program dalam pemenuhan hak anak.
“Oleh karena itu, menyambut Hari Anak Sedunia ini kami menggelar berbagai kegiatan dengan melibatkan anak. Selain workshop boneka kertas ini, kita juga akan menggelar screening film, sosialisasi tentang penggunaan media digital dengan baik, talkshow radio, dan panggug ekspres,” ujarnya.
Workshop boneka kertas diikuti sekitar 30 anak. Mereka cukup antusias memperhatikan cara membuat bonek kertas dari instruktur yang dipandu Eng Unyil dan Death Sugar.
“Boneka kertas yang dibuat anak-anak dibebaskan bentuknya. Mereka bebas membuat seusai yang mereka inginkan. Ini merupakan salah satu media untuk mengekspresikan diri,” ujar Eng.
(Adi.OneOne Detikkasus.Com Jateng & DIY)