Rotasi Yang Beralas Surat Tugas, Masyarakat Pesimis Akan Perbaikan Sistem dan Tatanan , Reporter Hernandi K S.Sos M.Si.

 

Sampang, Detikkasus.com – Kebijakan Bupati yang melakukan mutasi terhadap dua Pimpinan Tinggi Pratama di respon miring oleh warga Masyarakat di Kabupaten Sampang Madura Jawa Timur

Mereka menilai mutasi tersebut bukan berorientasi pada peningkatan kinerja dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pelayanan kepada masyarakat

Salah satu warga Masyarakat Sampang yang pesimis dengan kebijakan H Fadhilah Budiono yakni Dewan Penasehat Haryono Centre H Haryono Abdul Bari

Menurut Mantan Anggota DPRD Jatim jumat 14/7 gebrakan awal H Fadhilah Budiono telah mencerminkan Pemerintahan Alfalah belum bisa menebus kegagalan dalam sisa masa Pemerintahan

Baca Juga:  Doa Bersama Kodim 0824 Untuk Keselamatan HUT TNI Ke 73 Dan Kesematan Bangsa

Ia mempertanyakan dasar dari kebijakan dalam konteks personality pejabat yang di mutasi, pasalnya anggaran di Dinas PUPR itu terbesar setelah Dinas Pendidikan sementara luas wilayah cakupan sekitar 186 Desa dari titik alokasi Anggaran

Sedangkan di Dinas Perikanan hanya ada 7-10 titik wilayah cakupan, belum lagi kalau berbicara latar belakang pendidikan karena Dinas PUPR merupakan OPD Tekhnis

Baca Juga:  Sat Lantas Polres Buleleng Melaksanakan Penjagaan Antisipasi Trek trekkan Yang Dilakukan Anak Muda

Sehingga akan berdampak pada tidak tercapainya harmony di tengah masyarakat sampai akhir masa Pemerintahan Alfalah
“Saya merasa prihatin, keprihatinan ini juga pasti akan di rasakan oleh masyarakat sebab masyarakat saat ini tidak bisa di bodohi,”‘ujar H Haryono Abdul Bari

Ditambahkan janji untuk mengembalikan tatanan serta sistem penempatan sesuai kompetensi sulit di wujudkan

Baca Juga:  Apel Siaga Penebalan Hari Minggu Kasi Propam Polres Buleleng Cek Kehadiran Personil

Ungkapan yang hampir sama di lontarkan Anggota DPRD asal PKS Rahmad Hidayat jumat 14/7

Rahmat Hidayat tidak mempermasalahkan kewenangan Bupati Sampang yang melakukan mutasi dua Kepala Dinas

Namun yang di pertanyakan adalah orientasi penempatan dari indikator kemampuan maupun latar pendidikan dari Pimpinan Tinggi Pratama yang di mutasi

Sebelumnya H Fadhilah Budiono mengaku mutasi dua pejabat itu untuk penyegaran dan hanya tukar tempat saja. (Her).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *