Detikkasus.com | Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Serdang Bedagai – Ribuan ikan ditemukan mati mendadak di Sungai Rampah Hingga Sungai Bedagai yang mengalir di Desa Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Kematian ikan-ikan tersebut diduga karena air sungai tercemar limbah Tapioka PT.STS (Sumber Tani Sari) berlokasi di desa Cempedak lobang Belidaan Sei Rampah yang pipa nya berada dibawah tanah hingga mengalir keanak sungai.
Menurut warga peristiwa tersebut terjadi sejak jum,at, (3/5/2019) Saat itu warga Bernama Min Saat Turun Kesungai dan melihat sejumlah ikan yang mati diperkirakan mencapai ribuan ekor. Hingga sekarang, ikan-ikan masih ditemukan mati mendadak di Sungai Rampah dan Sungai Bedagai. Tumpukan ikan mati pun menumpuk di banyak titik. “Di sepanjang Sungai Tersebut bisa dilihat banyak ikan yang mati,” kata warga Min, Minggu (6/5).
Hal ini membuat warga yang umumnya bekerja sebagai nelayan sungai, menjadi resah karena tangkapan berkurang drastis. Bagi warga , keberadaan sungai tersebut sangat penting karena mereka menggantungkan hidup dari sana. Kini, mereka mengaku tidak tahu harus berbuat apalagi dengan kondisi anak Sungai itu. “Kami di sini ya mengeluhkan kondisi ini. Karena penghasilan kami kan dari ikan-ikan di Sungai Rampah Hingga Sungai Bedagai,” katanya.
Dilihat dari kondisi air sungai saat ini, warga curiga ribuan ikan mati mendadak karena sungai tercemar limbah Tapioka PT.STS atau Bodrex. Sejumlah warga mengatakan, ada kebocoran kolam limbah dari pabrik pengolahan kelapa sawit dan pengolahan Limbah Tapioka di desa tersebut sehingga limbah mengalir ke sungai.
“Kami memang tidak tahu pasti penyebabnya, bisa jadi dari limbah pabrik, bisa jadi juga karena yang lain. Kami hanya berharap pemerintah daerah bisa segera turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini,” kata Min.
Terpisah Ketua NGO PMBDS A.Sirait mengatakan, jika memang kematian ikan-ikan secara mendadak di sepanjang Sungai Rampah hingga Sungai Bedagai karena kebocoran limbah pabrik pengolahan Limbah sawit maupun Limbah Tapioka, dia meminta perusahaan bertanggung jawab. “Kami minta Pihak Pabrik pengolahan tersebut bertanggung jawab, bagaimana caranya memberikan ganti rugi kepada masyarakat karena mereka telah kehilangan mata pencaharian selama ini,” ujarnya.(@$)