Religius Tourism: Salah Satu Konsep Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat di Kota Parepare

 

Kabupaten Parpare – Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia I detikkasus.com – Kunjungan Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi) dan Wakil Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama ( LPNU ) Kabupaten Blitar ke Pondok Pesantren Istana Tahfidzul Qur’an (ITQ ) PCNU Kota Parepare berjalan lancar dan sukses, Kamis (18/7/2019).

Beliau salah satu penggagas Kampung Coklat di wilayah Kabupaten Blitar, awalnya berangkat dari pengajian rutin, Sekarang Kampung Coklat menjadi tujuan wisata di yang ada di Kabupaten Blitar Jawa Timur.

Kampung Coklat menyerap para pekerja sekitar 600 orang, menurut keterangan setiap hari Sabtu ada pengajian rutin yang dihadiri kurang lebih 2000 orang. Mereka diberikan ceramah dan ngaji kitab kuning serta makan bersama gratis dari pengelola Kampung Coklat.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Pengedar Pil Koplo Dikalangan Pelajar dan Sita BB 285 Butir Obat Terlarang

Pengurus PCNU Blitar terinspirasi dari pengelolaan Kampung Coklat sehingga mendirikan NU Mart setiap Kecamatan. Dengan kehadiran Kampung Coklat masyarakat dapat hidup secara mandiri.

Menurut Ketua Asidewi Indonesia, Andi Yuwono yang juga wakil Ketua LPNU Blitar, saat di konfirmasi mengatakan bahwa mengelola desa wisata dibutuhkan kesabaran. “Kesungguhan & kreatifitas membangun kebersamaan sehingga masyarakat sekitar desa dapat peduli dan berpartisipasi dalam mengembangkan desa wisatanya,”Terangnya.

Baca Juga:  Ratusan Banpol Kota Blitar Tuntut Kejelasan Potongan Gaji dan Kontrak Kerja

Lebih lanjut Andi Yuwono mengatakan bahwa, (Pengelola Desa Wisata di butuhkan kesabaran _red), Juga Kerjasama yang baik pemerintah setempat & pihak masyakat sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalapahaman, “Imbuhnya.

Andi Yuwono dalam kesempatan itu juga mengatakan, saat ini Kampung Coklat sudah memilki Pondok Pesantren Anharul Ulum mulai tingkat SMP sampai SMK.” Sementara ini akan digagas untuk pendirian universitas, selain itu kami sengaja mengundang beliau ke Pondok Pesantren Israna Tahfudzul Qur’an agar dapat memberikan sumbangsih dan saran dalam pengelolaan Wisata Religi ( Religious Tourism ) yang sementara ini kami bangun, “Tagasnya.

Baca Juga:  DETIK KASUS | SALURAN GORONG-GORONG JALAN PANAS BUMI ANGKERONG DESA SUNDAWENANG TERGENANG AIR.

Dalam kegiatan itu Beliau sangat terlihat mengapresiasi apa yang sementara kami bangun, apalagi latar belakangnya sama-sama warga Nahdliyyin. Menurutnya Pondok Pesantren ITQ sangat cocok dijadikan wisata religi disamping tempatnya dekat dari aliran sungai serta berada di lereng gunung.

Andy nama panggilan akrabnya beliau berdomisili di Blitar tapi keliling Indonesia menyampaikan gagasan Desa Wisata, tidak heran ia dipercaya menjadi ketua ASIDEWI Asosiasi Desa Wisata Indonesia. “Terkadang sekali-kali mengeluarkan istilah arab, ternyata pengakuannya sebagai santri kalong tidak tinggal di pesantren,” Tandasnya. (Anang Sastro).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *