Labuhanbatu l Detikkasus.com – Maju Pasaribu Ketua Partai Solidaritas Indonesia PIS diwilayah Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara mengatakan, penerapan standar pedoman manual (SPM) disetiap proyek harus dapat jadi acuan. Apa bila bidang pekerjaan umum (PU) dan kontraktornya pada bermain mata. Senin 17/10/2022.
Akibatnya bisa fatal dalam artian proyek itu memang dikerjakan tapi pelaksananya bakal menyimpang dari spesifikasi, sementara pencapaian pekerjaan kualitas yang direncanakan akhirnya sama persis dengan panggang jauh dari api, masyarakat disekitar proyek tau ada kegiatan tapi gak bisa memanfaatkan proyek tersebut.
Maju Pasaribu menambahkan “Semua itu dapat terjadi dan tidak terlepas dari minimnya pengawasan mencari kebenaran agar pekerjaan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang direncanakan, sampai pada pengendalian biaya agar hasil pelaksanaan dapat diperoleh secara efisien (berdaya guna) dan efektif (tepat guna)”.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Sumber Daya Air, atau pekerjaan pemeliharaan D.I.R Kualu yang ada di Desa Penggantungan, menelan anggaran sebesar Rp: 1.650.000.000,- APBN TA.2022. Kubikasi galiannya sebenarnya perlu diketahui hingga spesifikasinya, jika PU dan kontraktornya tidak ada bermain mata, sebut Maju Pasaribu.
Melalui whatsAAp sekitar Pukul 14.16 WIB inisial D. Purba mengatakan “Itu sudah dilaksanakan sesuai spesifikasi pekerjaan, masalah yang 50.m itu memang belum selesai dikerjakan (bukan tidak dikerjakan). Kontraknya juga belum selesai dan kita masih kerja disana, bisa koordinasi dengan orang kita yang ada dilapangan bang. Sebut D Purba
Kemudian awak media meminta dikirim gambar/poto spesifikasi pekerjaan aslinya, dengan tujuan agar dapat dilihat atau sebagai perbandingan dengan spesifikasi yang sudah dikerjakan. Regulasi tidak sebatas satu aspek kehidupan tetapi bisa Kehidupan bermasyarakat, D Purba sama sekali tidak mengirim gambar/poto spesifikasi pekerjaan tersebut. (J. Sianipar)