Detikkasus.com | Propinsi kalbar, Sintang – Akibat pembuatan drainase yang tidak sesuai, membuat para pedagang dan sejumlah warga mengeluh, pasalnya galian parit dan pembuatan gorong-gorong yang tidak memperhatikan keadaan bangunan, dan parahnya lagi justru semakin menyempitnya ruas jalan, akibatnya arus lalu lintas jadi macet, dan mengganggu warga yang ingin berbelanja di warung. (17/10/18).
Tonton Video Proyek Preservasi Rehabilitasi Jalan Dan Jembatan Amburadul, Warga Simpang Pinoh, Sungai Tebelian Mengeluh.
https://youtu.be/hKkZ5DQuHpM
Pembangunan proyek preservasi rehabilisasi Jalan dan jembatan ruas tebelian dari tugu karet simpang pinoh, sungai Tebelian kabupaten sintang ke arah bandara Tebelian, arah kabupaten melawi ini, selalu dikeluhkan pedagang dan masyarakat sekitar dikarenakan pembangunan tersebut tidak ada pemberitahuan sama sekali dari kontraktor sebagai pelaksana mau pun dari pengawas lapangan, seharusnya sebelum pembangunan terlebih dahulu ada pemberitahuan atau sosialisasi dari pengawas, ataupun melalui pemerintah setempat.
Kenyataannya tingkat Rt, Rw dan aparat desa juga tidak tau sama sekali, disaat ada beberapa warga yang mengadu prihal masalah pembangunan drainase tersebut, hal itu diakui oleh tokoh masyarakat Sungai Tebelian simpang pinoh, pak victor “Benar tidak tau kami, tidak ada komunikasi sama sekali dengan kami, bahkan kegiatan tersebut juga asal-asal, dan main hantam.
“Selain itu terdapat drainase yang menyempit sehingga badan jalan mengecil perlu dilebarkan kembali, serta juga parit dibiarkan, terutama depan rumah warga, jadi kami harus membuat jembatan sendiri dengan papan agar bisa lewat menyeberang ke jalan, dan seharusnya pihak, kontraktor bertanggung jawab, tapi kami harus menyemen sendiri” ungkap warga.
Lebih lanjut victor menjelaskan bahwa drainase di simpang pinoh amburadul dan tidak pernah ada komunikasi dengan warga yang terdampak, padahal kami bersyukur pembuatan drainase tersebut, supaya memperlancar aliran air agar banjir yang sering menggenang bisa kering dan lancar.
Proyek normalisasi jalan dan jembatan ini malah tambah rusak bukannya normal dan bagus, dan jalan yang dipotong tempat pembuatan gorong-gorong tidak diaspal lagi, juga parit yang dibuat sepertinya kurang berfungsi karna tidak dibuat dgn sepenuhnya, Sehingga tidak jarang pengguna jalan bermotor yang tidak tahu ada jalan rusak berlobang, sehingga mengakibatkan terjatuh dan tumbang serta barang bawaan tercecer, demikian juga truk angkutan sawit sampai sawitnya terjatuh berceceran. Kalau hujan lebat tetap banjir seperti belum ada proyek normalisasi jalan dan pembuatan parit, padahal seharusnya pembuatan parit bertujuan memperlancar air, tapi malah bikin banjir.
Yang mengherankan plang nama proyek hanya pernah dipasang 2 hari saja, setelah itu dicabut lagi, dan tertera anggaran APBN sekitar 24,4 milyar, ungkap victor yang mulai dari awal terus memantau kegiatan ini, karna kebetulan dekat tempat tinggalnya.
Kini masyarakat dan pedagang di lingkungan Simpang pinoh dan sekitarnya mengharapkan kepada kontraktor serta dinas terkait untuk memperhatikan dan menindak lanjuti. (tns)