Detikkasus.com | Artikel
Dewan Pertimbangan Presiden (biasa disingkat Wantimpres) adalah lembaga pemerintah nonstruktural Indonesia yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden. Wantimpres pertama kali dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2007. Lembaga ini merupakan kelanjutan dari Dewan Pertimbangan Agung yang dibubarkan setelah Perubahan Ke-4 UUD 1945. Pemberian nasihat dan pertimbangan tersebut wajib dilakukan oleh Wantimpres baik diminta ataupun tidak oleh Presiden. Penyampaian nasihat dan pertimbangan tersebut dapat dilakukan secara perorangan maupun sebagai satu kesatuan nasihat dan pertimbangan seluruh anggota dewan.
Dalam menjalankan tugasnya, Wantimpres melaksanakan fungsi nasihat dan pertimbangan yang terkait dengan pelaksanaan kekuasaan pemerintahan negara. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut, Wantimpres tidak dibenarkan memberikan keterangan, pernyataan, dan/atau menyebarluaskan isi nasihat dan pertimbangan kepada pihak manapun.
Sebagaimana kita ketahui, batas waktu pelantikan anggota Wantimpres jatuh pada tanggal 20 Januari 2015 (3 bulan dari tanggal Presiden Joko Widodo dilantik menjadi Presiden RI).
Dan pada hari Jum’at (13/12/2019), Presiden Jokowi resmi melantik sembilan anggota Dewan Pertimbangan (Watimpres) periode 2019-2024. Nama-nama sembilan Wantimpres tersebut yakni Sidarto Danusubroto, Dato Sri Tahir, Putri Kuswisnu, Mardiono, Wiranto, Agung Laksono, Arifin Panigoro, Soekarwo, dan Luthfi bin Yahya. Dari nama-nama tersebut ada sosok yang masih tetap menjabat sebagai Wantimpres dan juga ada sosok baru. Berikut profil singkat beberapa kiprah tokoh dari sembilan Wantimpres tersebut.
Yang pertama adalah Dato Sri Tahir. Beliau merupakan seorang pengusaha sekaligus pendiri Mayapada Group. Dato Sri Tahir pun terpilih menjadi anggota Wantimpres 2019-2024. Dibesarkan di tengah keluarga sederhana, Dato berupaya mencari pemasukan dengan cara berdagang pakaian wanita dan sepeda sambil kuliah. Saat itu Tahir memperoleh beasiswa sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura. Ia pun serius menggeluti bisnis di bidang garmen hingga mendirikan Mayapada Group, sebuah holding company yang memiliki beberapa unit usaha yang terdiri dari perbankan, media cetak dan TV berbayar, properti, rumah sakit dan rantai toko bebas pajak. Hingga kini, Dato tercatat sebagai orang terkaya ke-4 di Indonesia, dengan total kekayaan senilai 4,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 67,2 triliun.
Yang kedua Namanya sudah tidak asing lagi. Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya atau Habib Luthfi ini juga dipilih oleh Presiden Jokowi menjadi anggota Watimpres 2019-2024. Habib Luthfi dikenal sebagai ulama karismatik. Ia telah mendirikan ribuan sekolah dan masjid di Indonesia dan memiliki jutaan pengikut. Ia juga menjadi salah satu dari tiga tokoh Muslim berpengaruh di dunia, selain Jokowi dan Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (NU), Saiq Aqil Siradj.
Yang ketiga ini pula tidak asing lagi, yakni Pak Wiranto. Beliau kali ini juga muncul dalam daftar anggota Watimpres 2019-2024 yang dilantik Jokowi di Istana Negara. Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) ini memiliki karier yang terbilang moncer di dunia militer. Pria kelahiran 4 April 1947 ini sempat menjadi ajudan Presiden Soeharto pada tahun 1989-1993. Adapun perjalanan karier Wiranto mengalami peningkatan, ia pernah ditunjuk sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 1997-1998, kemudian menjadi Panglima TNI hingga 1999. Tak hanya berkecimpung di bidang militer, Wiranto juga sudah merasakan asam garam di dunia politik. Ia mencalonkan diri sebagai cawapres pada pemilu 2009, dan menjadi pendiri dan Ketua Umum Partai Hanura.
Selain itu, yang ke empat sosok yang terpilih menjadi salah satu Watimpres lainnya, yakni Soekarwo atau Pakde Karwo. Dalam perjalanan kariernya, Soekarwo menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur dalam dua periode. Selama kepemimpinannya, Soekarwo meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur sebesar 5,18 persen di kuartal I pada 2015 melebihi rata-rata nasional sebesar 4,71 persen.
Yang kelima adalah Agung Laksono dikenal sebagai politisi senior Partai Golkar, sebab ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar pada 1984-1989. Dalam perjalanan kariernya, Agung juga sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PPK Kosgoro 1957. Politisi kelahiran Semarang, 23 Maret 1949 ini pernah menduduki jabatan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko-Kesra) di periode kedua pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).