Prof Rokhmin Dahuri : “Potensi ekonomi akuakultur atau perikanan budidaya di Riau sangat besar”

Selasa, 4 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Detikkasus.com | PEKANBARU- Himpunan Mahasiswa Prikanan Indonesia menggelar seminar nasional dan Lokakarya Prikanan Wilayah I sumatra, Senin, 03/09/18 bertempat diaula Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Seminar ini mengambil tema menggali potensi Prikanan Propinsi Riau pada Sektor Budidaya air. Seminar ini dihadiri oleh semua mahasiswa Prikanan se sumatra, dan dibuka langsung Oleh Rektor UIR, dan dihadiri oleh beberapa petinggi Kampus UIR.

Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Prof Rokhmin Dahuri menjadi keynote speaker dalam acara Seminar Nasional dan Lokakarya Perikanan Wilayah Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (Himapikani

Dalam paparannya berjudul “Strategi Pembangunan Perikanan Budidaya yang Produktif, Berdaya Saing, Inklusif dan Berkelanjutan”, Guru Besar Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu mengajak mahasiswa perikanan sebagai generasi penerus untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi perikanan budidaya yang saat ini masih belum optimal digarap.

“Mahasiswa harus mencintai potensi ekonomi dan bisnis di sektor perikanan budidaya. Jangan semua ingin bekerja di sektor jasa. Kita dorong pengembangan dan penggunaan teknologi seperti yang berkembangan saat di bisnis perikanan budidaya,” ujar Ketua PDIP Riau Senin (3/9).

Baca Juga:  Pelaku Begal di Rimbo Panjang Akhirnya Tewas Setelah Dikeroyok Massa

Prof Rokhmin yang juga merupakan Duta Besar Kehormatan Jeju Island, Korea menegaskan, perikanan budidaya di Indonesia khususnya di Provinsi Riau memiliki modal dukungan sumber daya alam sekaligus potensi pasar yang terbuka lebar, baik di dalam maupun di luar negeri.

“Potensi ekonomi akuakultur atau perikanan budidaya di Riau sangat besar. Dari tiga ekosistem berupa ekosistem laut, ekosistem payau, dan ekosistem tawar, untuk potensi ekosistem payau atau tambak saja yang cocok untuk budidaya udang vaname dari data ada sekitar 38.000 ha lahan. Bayangkan jika kita berdayagunakan sekitar 15.000 ha saja, maka potensi ekonominya sudah mencapai Rp 6 triliun. Peluangnya di sana,” tegasnya.

Meski memiliki potensi yang besar, Prof Rokhmin mengingatkan pentingnya kerja sama antarsemua sektor. Ini terdiri dari pemerintah — baik pusat maupun daerah –, pihak swasta, dan para peneliti atau akademisi dalam upaya mengkonversi potensi perikanan budidaya menjadi realistis untuk dikembangkan.

Baca Juga:  Mempersempit Ruang Gerak Pelaku Kejahatan, Unit Reskrim Pantau Situasi Kamtibmas

“Itulah pentingnya kerja sama pemerintah, swasta dan akademisi atau peneliti. Pemerintah harus menyediakan infrastruktur yang mumpuni seperti jalan, penyediaan air bersih. Lalu dukungan dunia perbankan juga. Jangan pelit gelontorkan kredit,” ungkapnya.

“Sementara peran para akademisi, peneliti seperti kami harus memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat bagaimana mendapatkan benih yang berkualitas, pakan yang bergizi dan lain-lain. Satu lagi yang tak kalah penting saya kira pasarnya juga harus dijamin oleh pemerintah. Sehingga, masyarakat fokus pada produksi agar perikanan budidaya ini berkontribusi positif. Pemerintah harus mendorong melalui insentif kemudahan usaha, akses permodalan dan lain-lain,” tegasnya.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong Royong memberikan pesan khusus kepada mahasiswa perikanan untuk terus mengembangkan kemampuan dan kapasitas diri dalam upaya mengembangkan setiap potensi ekonomi bangsa.

Baca Juga:  Konsumsi Shabu, Dua Warga Kecamatan Saronggi Di Ciduk Sat Reskrim Polres Sumenep.

“Harapan saya pada saat lulus nanti, mahasiswa tidak hanya berguna untuk dirinya tapi juga bangsa dan negara. Mahasiswa harus kreatif, inovatif dan memiliki jiwa kewirausahaan,” tandas Dosen Kehormatan Mokpo National University Korea itu.

Sebagai informasi, Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (Himapikani) Wilayah I Sumatera merupakan organisasi yang terdiri dari 21 Lembaga Kemahasiswaan Perikanan (LKP). Mereka antara lain: LKP Universitas Riau (UR) Pekanbaru, LKP Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, LKP Universitas Lampung (Unila), LKP Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhoksemawe , LKP Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), dan LKP Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh Besar. Juga, LKP Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, LKP PGRI Palembang , LKP Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Kepri , LKP Universitas Jambi (Unja), dan LKP Universitas Islam Oki (Uniski).***** (roc/rpl)

Berita Terkait

Tersangka Kasus Korupsi Oknum KAU Ternyata Lulus ADM Satpol PP Langsa 
Dr. Mawardi Siregar, MA: Merasa Dikudeta dan Dibunuh Karakter oleh Rektor IAIN Langsa
Komitmen Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Medco E & P Malaka Raih PROPER Predikat Biru Dari KLHK
Kasat Pol PP Berang, Karena Adanya Kibus Di Dalam Tubuh Sat-Pol PP Kota Langsa
APDESI, SAPA, Dan Mahasiswa Aceh, Bersatu Serukan Pengelolaan Gas 3 Kg Oleh BUMG.
Calon Walikota Dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Serahkan Bantuan Pada Korban Kebakaran.
Kejati Aceh, Di Duga Tidak Bernyali Mengusut Temuan LHP-BPK, Terkait Indikasi Kasus Korupsi Di Pemkab Aceh Timur
Dalam Rangka Persiapan  Pil-Kada, PPK Nibong Lantik 161 KPPS 

Berita Terkait

Kamis, 7 November 2024 - 19:13 WIB

Tersangka Kasus Korupsi Oknum KAU Ternyata Lulus ADM Satpol PP Langsa 

Kamis, 7 November 2024 - 19:12 WIB

Dr. Mawardi Siregar, MA: Merasa Dikudeta dan Dibunuh Karakter oleh Rektor IAIN Langsa

Kamis, 7 November 2024 - 19:11 WIB

Komitmen Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Medco E & P Malaka Raih PROPER Predikat Biru Dari KLHK

Kamis, 7 November 2024 - 19:10 WIB

Kasat Pol PP Berang, Karena Adanya Kibus Di Dalam Tubuh Sat-Pol PP Kota Langsa

Kamis, 7 November 2024 - 19:09 WIB

APDESI, SAPA, Dan Mahasiswa Aceh, Bersatu Serukan Pengelolaan Gas 3 Kg Oleh BUMG.

Berita Terbaru