Detikkasus.com | Polda Jatim – Polres
Bojonegoro – Kepolisian Resor Bojonegoro laksanakan apel gelar pasukan operasi lilin 2018 pada hari Jum’at (21/12/2018) pagi tadi di Jalan Mastumapel Kota Bojonegoro. Dalam apel gelar pasukan tersebut, Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli, SIK., MH., M.Si memimpin langsung apel gelar pasukan yang juga dihadiri oleh Forpimda Kabupaten Bojonegoro serta Pejabat Utama Polres Bojonegoro, Kapolsek Jajaran dan FKUB Kabupaten Bojonegoro.
Dalam apel gelar pasukan tersebut, sebanyak 334 orang terlibat sebagai pasukan apel yang terdiri dari anggota Polres Bojonegoro, anggota Kodim 0813 Bojonegoro, anggota Sub Denpom V/2-1, anggota Satbrimob Kompi 3 pelopor Sat Brimob Polda Jatim, anggota Dinas Perhubungan, anggota Dinas Kesehatan, anggota Kesbanglinmas, anggota BPBD Bojonegoro, anggota Satpol PP, anggota Senkom, Orari, Rapi, relawan PMI dan anggota dari Bojonegoro Kampung Pesilat serta anggota Pramuka.
Membacakan amanat Kapolri, Kapolres Bojonegoro sebagai pimpinan apel mengatakan bahwa apel gelar pasukan yang diselenggarakan secara serentak di seluruh jajaran merupakan momentum penting untuk meninjau kesiapsiagaan personel, melakukan pengecekan sarana dan prasarana pengamanan, serta guna memperkuat
soliditas para pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam pengamanan Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
Menjelang perayaan Natal dan pergantian tahun merupakan momen yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga, karena diiringi pula dengan penetapan libur nasional. Realitas ini memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan bermasyarakat, seperti terjadinya peningkatan intensitas kegiatan masyarakat, mobilitas moda transportasi,
serta peningkatan demand terhadap kebutuhan pokok khususnya bahan pangan.
“Kondisi ini memunculkan potensi
kerawanan yang harus menjadi perhatian kita bersama”, kata Kapolres.
Oleh karena itu, Kapolres mengajak seluruh pemangku kepentingan perlu melakukan konsolidasi bersama sembari mengecek kesiapan pengamanan, serta menyamakan persepsi, agar pengamanan dapat berjalan dengan lancar. Soliditas dan sinergisitas yang
baik di antara para pemangku kepentingan, menjadi salah satu kunci utama yang harus senantiasa dipelihara dan ditingkatkan.
Dalam kaitan tersebut, Polri bersama segenap jajaran TNI dan stakeholders terkait lainnya, menggelar operasi kepolisian
terpusat dengan sandi “Lilin 2018”, yang melibatkan 167.783 personel pengamanan.
“Operasi kepolisian terpusat ini
dilaksanakan selama 10 hari sejak tanggal 23 Desember 2018 sampai dengan 1 Januari 2019”, imbuh Kapolres.
Dalam pelaksanakan operasi tersebut, 13 Polda pengecualian sebagai Prioritas I,
yakni Sumut, Lampung, Banten, Metro Jaya, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Sulut, Maluku, NTT, dan Papua, dimana kegiatan operasi akan digelar selama 12 hari terhitung sejak 21 Desember 2018.
Lebih lanjut Kapolres menambahkan, Polri juga telah menginventarisir beberapa potensi kerawanan di antaranya kejahatan konvensional yang meresahkan masyarakat, potensi aksi terorisme, sweeping Ormas dan aksi intoleransi, kecelakaan moda transportasi baik darat, laut, maupun udara, ketersediaan dan stabilitas harga pangan, serta kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
Peningkatan intensitas kegiatan masyarakat, akan memunculkan potensi meningkatnya kejahatan konvensional seperti begal, premanisme, maupun aksi street crimes seperti pencurian, pencopetan, dan sebagainya.
Upaya cipta kondisi seperti Operasi Zebra dan kegiatan kepolisian yang ditingkatkan dengan sasaran kejahatan jalanan, premanisme, penertiban penyakit masyarakat, miras, dan petasan telah dilaksanakan. Namun demikian, keberadaan pos-pos pengamanan da pelayanan tetap harus dilakukan. Di samping itu pula, penegakan aturan terkait tempat hiburan dan penjualan minuman beralkohol perlu dilakukan secara bersama-sama
dengan pemerintah daerah setempat.
“Terkait dengan aksi terorisme, peran Satgas Anti Teror Polda jajaran perlu untuk ditingkatkan. Upaya-upaya preemtive
strike terhadap seluruh jaringan pelaku teror perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya aksi terorisme”, lanjut Kapolres.
Selain itu, guna meningkatkan keamanan personel di lapangan, perlu diterapkan buddy system dan peningkatan kewaspadaan personel. Terhadap potensi aksi sweeping oleh Ormas tertentu, perlu dilakukan imbauan kepada para tokoh Ormas agar tidak melakukan upaya sweeping, melainkan melaporkannya kepada pihak kepolisian. Selanjutnya, petugas kepolisian yang menerima laporan segera merespon sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Demikian pula dalam menjaga dan mencegah terjadinya kecelakaan moda transportasi baik di darat, laut, dan udara. Saya berharap, jajaran kepolisian dan stakeholders terkait dapat melaksanakan upaya proaktif, guna menjamin terwujudnya moda transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Sedangkan dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan yang banyak dipengaruhi oleh kelancaran suplai dan distribusi, saya menekankan agar seluruh jajaran terus melakukan kegiatan pendampingan dan operasi pasar secara bersama dengan seluruh instansi terkait. Jika perlu, lakukan penegakan hukum secara tegas terhadap para pelaku penimbunan, monopoli, dan mafia pangan secara tepat, yang tidak menimbulkan dampak kontra produktif.
“Terakhir, terkait dengan kelancaran arus mudik dan arus balik, dengan telah terbangunnya jalan tol di sepanjang Pulau
Jawa, maka potensi kemacetan dan kecelakaan dalam pengamanan Operasi Lilin 2018 kali ini, cenderung lebih rendah
dibandingkan sebelumnya”, ungkap Kapolres.
Usai apel gelar pasukan, Kapolres bersama Forpimda meninjau langsung pasukan apel serta sarana dan prasarana yang dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan operasi Lilin 2018. (Her)