Polres Blora Kawal Dan Amankan Acara Tahunan Haul Syekh Abdul Qohar

Polda Jateng – Polres Blora, detikkasus.com – Ribuan warga kabupaten Blora meramaikan haul Syekh Abdul Qohar di Desa Ngampelgading, Kecamatan/Kabupaten Blora, beberapa hari terakhir ini. Saking ramainya, Kepolisian Resor Blora menerjunkan puluhan personel.

Pasalnya ribuan warga memadati kawasan makam auliya Syeh Abdul Qohar disekitar desa Ngampelgading Blora. Sehingga potensi tindak kriminal atau gangguan ketertiban menjadi perhatian serius Polisi.

Kabag Ops Polres Blora, Kompol I Gede Arde, saat dikonfirmasi Reporter Tribrata news-polresblora. go.id.Selasa(03/10/2017)mengatakan, pihaknya menerjunkan puluhan anggotanya dari berbagai fungsi. Keterlibatan seluruh fungsi Polres ini karena dalam acara akbar ini membutuhkan pengamanan ekstra.
Mulai arus lalu lintas, pengamanan, intelkam maupun penindakan tindak pidana. “Semua kita libatkan, untuk hari ini dimulai jam 10.00 WIB sampai malam semuanya terlibat,” ungkapnya.

Untuk memberikan kenyamanan pengunjung atau peziarah, sudah disiapkan pos pelayanan di kawasan makam,
Sehingga masyarakat jika terjadi hal-hal tidak diinginkan, dapat melapor ke pos tersebut.

Baca Juga:  Pemerhati Sosial Publik Aceh, Desak APH Daerah Kota Langsa Dan Daerah Aceh, Usut Sampai Tuntas.

Tujuannya untuk menjaga situasi kamtibmas dan kamseltibcar setempat, aman, lancar dan masyarakat merasa aman, nyaman, dan hikmat dalam mengikuti ziarah dan pengajian ke makam Syeh Abdul Qohar

“Hati-hati dan menjaga keselamatan diri. Jika terjadi sesuatu segera lapor ke pos pelayanan,” himbaunya.

Dalam sejarah perkembangan agama Islam di Kabupaten Blora, Syekh Abdul Qohar adalah salah satu kiai atau ulama besar yang sangat berpengaruh dalam peradaban agama Islam di Kabupaten Blora ini. Syekh Abdul Qohar merupakan keturunan Kesultanan Demak dari garis Joko Tingkir. Syekh Abdul Qohar, pada masa mudanya memiliki kebiasaan mengembara. Seolah beliau tidak menghiraukan status kebangsawanan Demak yang melekat pada pribadi beliau.

Perjalanan mengikuti arus sungaipun juga dilakukan. Sampai suatu ketika, Syekh Abdul Qohar muda bertemu dengan salah satu ulama kharismatik dari Desa Tambak Selo, sebuah desa diperbatasan Blora – Rembang saat ini. Ulama Kharismatik ini bernama Kiai Nur Faqih.

Baca Juga:  Tuntut Pembubaran BPWS, GMNI se Madura Sepakat Untuk Diperjuangkan Pada Kongres XX, Reporter Hernandi K S.Sos M.Si

 

Kemudian Syekh Abdul Qohar menimba ilmu agama Islam dengan Kiai Nur Faqih dan menetap di Kabupaten Blora. Dia bertekat untuk mensyiarkan atau menyebarkan Agama Islam. Sampai akhirnya Syekh Abdul Qohar wafat, dan dimakamkan di Desa Ngampel, Kecamatan Blora.

Dalam sebuah dialog, kiai Nur Faqih menegur kebiasaan Syeh Abdul Qohar yang menyukai aktivitas mengembara. Menghormati teguran kiai Nur Faqih Tambak Selo, Syekh Abdul Qohar meminta saran tempat tinggal untuk menetap dan melakukan syiar agama Islam.

Kiai Nur Faqih memberikan sebuah takir ( nasi yang dibungkus daun pisang ) kepada Syekh Abdul Qohar. Kiai Nur Faqih berpesan agar takir tersebut dihanyutkan di sungai, Syekh Abdul Qohar harus menetap di tempat di mana takir tersebut terhenti. Pada akhirnya takir tersebut terhenti di Desa Ngampelgading, Kecamatan Blora.

Baca Juga:  Tim Safari Ramadhan [Kontra Radikalisme] Polri Buka Puasa Bersama Tokoh Agama dan Masyarakat Kota Malang.

Di Ngampelgading, Syekh Abdul Qohar menetap ditemani salah seorang santrinya dari tanah sunda. Tidak lama berselang, Syekh Abdul Qohar menikahi putri Ki Ageng Selo yang bernama Siti Zulaikho dan memiliki dua putri. Putri pertama bernama Siti Tarwiyah menikah dengan Raden Mas Iskandar, putra Tumenggung Kedu. Putri Kedua bernama Siti Arofah menikah dengan Tumenggung Mayor Tuyuhan Putra Pangeran Sambu dari Lasem, Kabupaten Rembang.

Untuk haul Syekh Abdul Qohar dilaksanakan dalam satu hari. Semenjak tahun 2002, haul dilaksanakan dalam empat hari dengan iringan banyak kegiatan keagamaan. Hal ini mengisyaratkan bahwa animo masyarakat dalam mengenang Syekh Abdul Qohar sangatlah besar. Sebagai penyebar Islam di Blora, juga sebagai bangsawan pengembara (Arif/Humas Polres Blora)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *