Banda Aceh |Detikkasus.com -Penyidik sub-dit II tindak pidana fismondev dit-res-krimsus polda aceh menyerahkan dua orang tersangka dan barang bukti perkara pengelolaan zakat pada badan pengelola keuangan kabupaten (BPKK) aceh tengah ke jaksa untuk disidangkan kamis 4 juli 2024.
“Kami telah merampungkan berkas kasus pengelolaan zakat pada BPKK aceh tengah dan telah dinyatakan lengkap atau P21 oleh jaksa. Saat ini, penyidik juga telah menyerahkan dua tersangka, yaitu AAW (59) dan NE (50) serta barang bukti ke kejari aceh Tengah,” kata dir-res-krimsus polda aceh Kombes Winardy, dalam keterangannya kamis 4 juli 2024.
Untuk diketahui, tindak pidana dalam pengelolaan dana zakat tersebut dilakukan dengan dengan cara mengalihkan dana zakat dari rekening baitul mal kabupaten aceh tengah ke rekening perimbangan untuk membayar kegiatan-kegiatan yang didanai oleh dana otonomi khusus aceh (DOKA), dana alokasi khusus (DAK) fisik dan non-fisik, serta dana bagi hasil pajak rokok (DBH-PR). Pada hal, semua kegiatan tersebut tidak termasuk mustahik zakat atau yang berhak menerima zakat.
Dari penyidikan diketahui, kedua tersangka secara bersama-sama telah melakukan dua kali pengalihan dana zakat dari rekening baitul mal kabupaten aceh tengah yang bersumber dari muzakki atau pemberi zakat baik yang disetorkan oleh perorangan maupun bendahara dinas/badan di kabupaten aceh tengah tanpa pengajuan dari kepala sekretariat baitul mal selaku pengguna anggaran
“Ada dua kali pengalihan dana zakat yang dilakukan kedua tersangka, yaitu pada 30 desember 2022 dialihkan dana ZIS senilai Rp.8.297.005.407, untuk membayar 64 kegiatan yang telah dibiayai dari DOKA, DAK fisik dan non-fisik, serta DBH-PR. Berdasarkan 64 lembar SP2D yang tervalidasi, dengan rincian: dana zakat Rp.6.996.864.660 dan infaq sebesar Rp.1.300.140.747. Kemudian pada 30 Januari 2023, mereka kembali mengalihkan dana ZIS Rp.12.486.728.300, untuk membayar 1 kegiatan yang didanai DAK non-fisik, yaitu tunjangan profesi guru (TPG) tri wulan IV tahun 2022. Berdasarkan 1 lembar SP2D yang sudah tervalidasi, dengan rincian: dana Zakat Rp10.530.104.357 dan infaq Rp1.956.678.943,” jelas Winardy.
Berdasarkan rincian tersebut, sambungnya, total dana ZIS yang dialihkan oleh para tersangka adalah Rp.20.783.788.707, dengan rincian: dana zakat Rp.17.526.969.017 dan dana infaq Rp.3.256.819.690.
Dalam kasus tersebut, penyidik mengamankan barang bukti berupa dokumen pemindah bukuan dana ZIS dari rekening baitul mal ke rekening perimbangan, surat perintah pembayaran dana untuk pembayaran kegiatan DOKA, DAK dan DBH-PR penyitaan khusus di PT bank aceh syariah cabang takengon, dan dokumen lain terkait pengalihan dana ZIS baitul mal kabupaten aceh tengah periode desember 2022 hingga juli 2023.
“Apa yang dilakukan kedua tersangka telah melanggar pasal 39 jo pasal 25 dan atau pasal 40 jo pasal 37 undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, dengan ancaman penjara paling lama 5 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.500 juta,” kata Winardy.
Terakhir, Winardy juga menyampaikan, penggunaan dana zakat dalam rekening baitul mal bersifat khusus. Artinya, penggunaan harus sesuai permintaan pembayaran yang diajukan kepala sekretariat baitul mal selaku pengguna anggaran untuk membayar kegiatan yang dilaksanakan oleh sekretariat baitul mal, sebagaimana yang tertera di dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Kemudian, dana zakat juga harus didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat Islam serta tidak boleh digunakan untuk kegiatan lainnya.
(Pasukan Ghoib/Bid.Humas Polda Aceh)