Polemik RUU KUHAP, Asas Dominus Litis Timbulkan Pro Kontra

Medan |Detikkasus.com -Pengamat dan praktisi hukum, Dr.Yohny Anwar. MM, MH. Menilai penerapan asas dominus litis, dikhawatirkan dapat berdampak terhadap kewenangan berlebih oleh jaksa. Tentunya, kewenangan harus ada batasnya, jangan sampai terjadi over laving kewenangan. 

“Sering terjadi dalam perkara bahwa penyidik berwenang menyatakan perkara sudah cukup bukti, namun jaksa memiliki kewenangan untuk menilai kembali, ini dikhawatirkan bisa menimbulkan gesekan antara 2 kepentingan ini, dan akan menimbulkan perdebatan yang berkelanjutan”. Jelasnya, pada wartawan minggu 9/2/2025.

Baca Juga:  Nadya Putri Amanda Resmi Dilantik Oleh Kepala Desa Kademangan

Lebih jauh, tantangan yang lain dalam hal restoratif justice, penyelesaian perkara dengan melibatkan banyak pihak. Peran jaksa sangat dominan sehingga kewenangan jaksa dalam penghentian perkara harus diperjelas. Tapi juga membuka diskusi tentang batasan kewenangan tersebut. “Itulah yang kami khawatirkan menimbulkan gesekan dalam penentuan restoratif justice. Karena kita tidak ingin ada kepentingan dan yang membonceng di sana,”sebutnya. 

Baca Juga:  Menjalin Kerjasama yang Baik Kapolsek Seririt Sambangi Pengelola Villa Putih

Solusi penerapan dominus litis, bagi polri dan jaksa. Kata, Yohny. Antara lain, kordinasi antara polisi dengan jaksa. Antara penyidik dan jaksa harus ada kordinasi, supaya ada tim terpadu penyidik dan penuntut. Dalam menangani kasus-kasus seperti, korupsi. Narkotika dan terorisme, adanya regulasi peradilan pidana. Misalnya ada revisi harmonisasi peraturan, yang mengatur hubungan kerjasama antara polisi dan kejaksaan. 

Baca Juga:  Ribuan Masyarakat Hadir Di Pengajian KHR Kholil As'ad Di Bondowoso

Adanya peraturan teknis yang lebih tegas dalam membatasi kewenangan. Selanjutnya, adanya optimalisasi, forum kordinasi criminal justice system (CJS) ini memperkuat kordinasi yang tujuannya melibatkan, Polri, kejaksaan,pengadilan dan lembaga pemasyarakatan yg membahas kasus-kasus strategis jadi harus ada semacam forum komunikasi.

(Jihandak Belang/Team Grop GWI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *