Detikkasus.com, Kendari – Sultra. Sejumlah tim Srena Polri melaksanakan studi kelayakan perubahan tipe Kepolisian Daerah (Polda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni dari tipe B ke tipe A di Aula Dachara. Selasa, 26 November 2019.
Diketahui ketua Tim Studi Srena Polri dipimpin oleh Kepala Biro Kelembagaan dan Tata Laksana (Karo Lemtala) Srena Polri Brigjen Pol Drs. Yasdan Rivai, M.Hum, didampingi oleh Kapolda Sultra, Brigjen Pol Drs. Merdisyam, M.Si serta Wakapolda Sultra,Kombes Pol Drs. Yan Sultra Indrajaya, M.Si.
Kata ketua Tim studi Srena Polri, Brigjen Pol Yasdan Rivai, perubahan tipe Kepolisian Daerah (Polda) menjadi tipe A merupakan hal yang sudah lama dinantikan serta sempat menjadi wacana sejak era kepemimpinan Kapolda Brigjend Pol Iriyanto, S.I.K pertengahan 2018 lalu.
“Tentunya Polda Sultra sudah memenuhi berbagai syarat untuk berubah naik ke tipe yang lebih tinggi, diantaranya mulai dari luas wilayah hingga jumlah Polres dimasing-masing daerah yang memegang fungsi cukup penting dalam mendukung kinerja organisasi yakni institusi Polri,” ucapnya
Selain itu, tingkat kerawanan dan potensi yang mengancam gangguan Kamtibmas juga merupakan faktor penentu untuk naik kelas menjadi tipe A. Beberapa potensi gangguan diantaranya konflik sosial serta unjuk rasa skala besar dan adanya beberapa kelompok radikal.
Masih ketua Tim Srena Polri, perubahan tipe Polda merupakan prioritas dari Kapolri Jenderal Drs. Idham Azis, M.Si yang telah dipaparkan di Komisi III DPR RI.
“17 Polda sudah naik tipe A, alhamdulilah Polda Sultra dapat juga, kalau udah rejeki tak’kan kemana,” kata Brigjend Yasdan.
Ia menekankan kepada personel Polda Sultra harus menyiapkan dengan sebaik-baiknya perubahan tipe ini. Usulan perubahan tipe ini akan dilakukan verifikasi ke Deputi Kelembagaan dan Tata Laksana di Kemenpan RB bila menyetujui barulah perubahan tipe ini bisa terwujud.
Sementara itu Kapolda Sultra, Brigjen Pol Merdisyam dalam sambutannya dihadapan ketua Tim Srena Polri, memaparkan beberapa potensi wilayah di Sultra, mulai dari potensi sumberdaya alam dan wilayah perairan. Selain itu Kapolda menegaskan bahwa disamping tugas pokok, juga telah melaksanakan tugas lainnya dengan menggandeng pemerintah setempat.
“Potensi gangguan Kamtibmas merupakan salah satu faktor yakni potensi konflik sosial, budaya, dan ekonomi,” tuturnya. Letak geostrategis di Sultra juga merupakan sangat penting karena menjadi pintu masuk kejahatan lintas batas (trans regional crime) seperti peredaran Narkoba.
Kualitas pelayanan publik kepada masyarakat juga turut ditingkatkan oleh Polda Sultra dengan melakukan pendorong dan inovasi di Polres jajaranya. Sehingga, kini Polda Sultra memiliki 7.040 personel, terpenuhi 45,17% dari jumlah total keseluruhan.
Merdisyam menilai peningkatan tipologi telah memenuhi syarat sesuai No.4 2018 tentang perubahan kesatuan wilayah. “Kiranya bapak Kapolri dapat menyetujui untuk menjadi tipe A,” harap Kapolda Sultra. (Edi Fiat)