Detikkasus.com | Artikel
Menyelesaikan skripsi harus ditempuh oleh semua mahasiswa S-1 yang ingin mendapat gelar sarjana. Dalam pengerjaan skripsi, bukan suatu hal yang mudah dilalui oleh mahasiswa banyak kendala yang dihadapi dan tentu harus ada pengorbanan yang dilalui untuk mendapatkannya. Namun ternyata mahasiswa yang telah menjalakan skripsi banyak mendapatkan gangguan psikologi atau mental.
Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi merupakan individu yang rentan mengalami stress. Mahasiswa yang mengalami stress cenderung mengalami gangguan dalam fungsi fisik, emosi, dan tingkah laku. Latar belakang yang menyebabkan stress salah satunya hubungan interpersonal yang kurang harmonis antara mahasiswa dengan dosen pembimbing yang terjadi karena adanya komunikasi interpersonal yang tidak efektif. Komunikasi interpersonal yang tidak efektif ini menyebabkan adanya kecemasan dan ketegangan yang berlebihan pada diri mahasiswa.
Bahkan dikutip oleh Detik.Com, pada 2018 sampai 2020 angka kematia mahasiswa akhir karena stress menghadapi skripsi dan dosen pembimbing sejumlah 265 juta, maka perkiraan jumlah kematian akibat bunuh diri di Indonesia sekitar 1,800 per tahun.
Bahkan ada faktor yang lain juga menurut, Teddy Cahya (Mahasiswa semester akhir tahun ajaran 2015) “Kejenuhan menjadi kendala mahasiswa saat menyusun skripsi. Hal itu membuat malas melanjutkan penulisan, sehingga kelulusan menjadi tertunda. Mahasiswa lebih memilih mengerjakan hal-hal yang menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti bermain game, ngobrol, jalan, dan sebagainya sehingga banyak mneyita waktu yang di miliki”.
Selain itu menurut saya, stress pada mahasiswa penulis skripsi ialah karena mahasiswa penulis skripsi tidak mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam proses penyusunan skripsi. Hambatan dan kesulitan mahasiswa tingkat akhir, banyak factor yang menjadi penghambat membuat mahasiswa kesulitan menyelesaikan skripsi, factor diantaranya factor internal yang berasal dari tingkat stress, diri sendiri, motivasi, perasaan, tingkat percaya diri, kematangan belajar, usia, sebuah kebiasaan perilaku yang dimilkinya. Selain itu factor eksternal diantaranya pergaulan dengan teman sebaya, lingkungan, kualitas belajar, dosen, serta fasilitas pembelajaran lainnya.
Gejala stress yang dialami mahasiswa skripsi terdiri dari: gelaja fisik, timbul dalam wujud tidur tidak teratur, makan tidak teratur, sakit kepala, mudah lelah. Gejala emosional, timbul dalam wujud kegelisahan, ketakutan berlebih dalam diri, dan mudah marah. Gejala Kognitif, timbul dalam wujud mudah lupa, mudah melkukan kesalahan, sulit menemukan ide. Gejala Interpersonal timbul dalam wujud minder, malu, lebih suka menyendiri.
Untuk menyikapi hal tersebut mahasiswa berharap agar dosen pembimbing lebih serius dalam membimbing dan diperlukan berbagai pelatihan dan ketrampilan bagi mahasiswa untuk dapat menyelesaikan skripsinya tanpa menjadikan sebagai momok yang sangat menakutkan.
Menghimbau mahasiswa semester akhir, agar dapat mempertimbangkan dalam menyelesaikan skripsi dan memahami betul mengenai teknik penulisan skripsi agar tidak terjadi hambatan yang serupa. Tetap bersemangat dalam mengerjakan dengan sungguh-sungguh juga fun agar tidak terjadi tahapan-tahapan stress yang bias mengganggu kesehatan mental.
Nama : Elma Yuni Aditya
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Universitas : Muhammadiyah Malang