Detikkasus.com
SEMARANG- Situasi Pilkada Kota Semarang semakin memanas seiring meningkatnya aktivitas kampanye dari pasangan calon walikota. Para pendukung pun bersemangat dalam mendukung kandidat pilihannya, baik melalui media sosial, spanduk, hingga kegiatan di berbagai wilayah kota. Di tengah suasana kompetitif ini, pengamat Sosial Hukum Dan Politik Indonesia (PSHPI) Adi Setijawan, SH, menyampaikan himbauannya agar masyarakat tetap menjaga sikap saling menghormati demi menghindari konflik yang bisa merugikan.
Adi Setijawan menekankan bahwa Pilkada harusnya menjadi ajang yang memperkuat demokrasi dan toleransi, bukan malah menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat. “Demokrasi yang sehat adalah ketika kita bisa berbeda pilihan tanpa saling memusuhi. Pilihan mungkin berbeda, tetapi rasa persatuan dan kebersamaan tetap harus diutamakan,” ujar Adi. Ia pun mengajak semua pihak untuk melihat Pilkada sebagai kesempatan bagi warga Semarang menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik.
Selain itu, Adi mengingatkan pentingnya peran para kandidat dan tim sukses mereka. Ia menyarankan agar setiap calon memberikan contoh yang baik dalam berkampanye dengan tetap mengedepankan program, visi, dan misi mereka daripada menyerang lawan. “Para calon memiliki tanggung jawab untuk menjaga kedamaian. Jangan sampai pernyataan atau sikap mereka memicu ketegangan yang tidak perlu,” jelas Adi.
Masyarakat, lanjutnya, juga diimbau untuk tetap kritis namun bijak dalam menyerap informasi, terutama yang beredar di media sosial. “Di era digital ini, berita hoaks atau provokatif mudah menyebar. Jadi, setiap orang perlu lebih berhati-hati, jangan sampai informasi yang tidak benar mempengaruhi hubungan kita dengan tetangga atau teman,” tambahnya.
Ia berharap Pilkada Kota Semarang dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjaga persatuan selama proses pemilu. “Jika kita semua bisa menjaga suasana damai, Semarang akan dikenal sebagai kota yang dewasa dan matang dalam berdemokrasi,” tutup Adi.
(Red)