Tanjab Barat l Detikk – Pernyataan salah satu Komisioner KPU kabupaten Tanjab Barat blunder. Sebut debat ajang saling serang, tuai protes dan kritikan pedas dari masyarakat kabupaten Tanjab Barat.
Kritikan kembali dilontarkan ketua PC Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (Isnu) Tanjab Barat , Suheri Abdullah, SH. Dia menilai stekmen yang dikeluarkan oleh salah satu komisioner KPU tersebut tidak mencerminkan sebagai salah satu petugas penyelenggara pemilu kada.
” Tugas KPU kan jelas telah diatur dalam PKPU, jadi bukan kapasitas nya untuk menilai debat akan jadi ajang apa, tugas KPU itu penyelengara artinya mempersiapkan segala sesuatu terkait pelaksanaan debat itu sendiri, ” kritiknya.
Dia sangat menyayangkan ada komisioner KPU yang berbicara seperti itu dengan media masa. Sementara tidak paham dan mengerti dengan apa yang dia sampaikan ke publik.
” Baru di Tanjab Barat ada Komisioner KPU yang yang mengatakan bahwa debat itu jadi ajang saling serang, dan ini sangat mengejutkan kegiatan saja belum dimulai sudah bisa memprediksi, ” tegasnya.
Seharusnya KPU selaku panitia pelaksana pilkada hendaknya memeriahkan pesta demokrasi ini dengan bahasa yang tertata dan memberikan kesan sejuk kepada masyarakat, bukan sebaliknya memberikan rambu-rambu kuning peringatan.
Artinya seolah KPU sudah mengetahui apa yang akan terjadi, sementara pelaksanaan saja belum.
“kenapa komisioner KPU bisa bicara seperti itu, kemudian juga KPU disini hanya penyelengara kok,andai kata apa yang dikatakan komisioner KPU itu terjadi menurut saya itu hal biasa namanya juga debat, itu lah seninya pilkada, biar publik juga bisa menilai pemimpin mana yang menurut mereka pantas dipilih sesuai hati nurani mereka, ” sebutnya.
Dicontohkannya seperti debat pilpres beberapa waktu lalu biasa saja, mungkin publik bisa melihat dan menilai suasana debat saat itu, setelah usai debat meraka tetap mesra, kalau di atas panggung debat ya biasa untuk saling menguji kepiawaian masing -masing kandidat dalam menjawab pertanyaan ataupun bertanya pada pesaing politiknya.
Menurutnya juga, Intinya menyayangkan pernyataan komisioner KPU
Anggaran besar, tpi kegiatan cuma pencabutan nomor urut fasilitas seadanya, tanpa ada deklarasi pemilu damai. Debat kandidat satu kali itupun lokasi hanya di gedung pola, kemana dana hibah 25 milyar lebih tersebut?
” Kita Minta DPRD panggil dan juga meminta BPKP audit keuangan pilkada KPU tersebut, ” tegasnya.
Diberikan sebelumnya, salah satu Komisioner KPU Tanjab Barat, Munawir saat dikonfirmasi media terkait kenapa pelaksanaan debat kandidat yang diselanggarakan KPU Tanjab Barat hanya satu kali, apakah sudah dapat mengkafer semua visi misi Paslon yang akan diperdebatkan.
” Ajang debat ini kan sebenarnya memang ajang untuk mengupas visi -misi Paslon, tetapi setelah kita lihat dari pada ajang untuk saling serang calon Bupati lebih baik dilaksanakan satu kali, secara efesien dan itu memang kita fokuskan secara baik dan itu kita sampaikan ke panelis dan arahan panelis juga sebaiknya memang sekali dan itu tidak menyalahi aturan” jawabnya saat dikonfirmasi media melalui via telepon pribadinya.
Untuk diketahui, terkait pernyataan dan stekmen komisioner KPU Tanjab Barat ini ramai jadi perbincangan diruang publik. Selain ketua PC Isnu Tanjab Barat, sebelumnya kritikan pedas juga dikeluarkan HMI Tanjab Barat, LSM, serta pengamat politik provinsi Jambi. (Tim)