Sherrin Tharia Harap Masukan dari Badan Ekonomi Kreatif
Jambi, detikkasus.com – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi bersinergi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi terus berupaya memperluas pangsa pasar Batik Jambi, bahkan sampai pasar internasional. Untuk itu, Dekranasda dan Pemprov Jambi menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk dengan Badan Ekonomi Kreatif. Ketua Dekranasda Provinsi Jambi, Hj.Sherrin Tharia Zola mengungkapkan, dia dan jajaran Dekranasda se Provinsi Jambi sangat berharap menerima berbagai masukan, baik kritikan maupun saran dalam peningkatan kualitas dan perluasan pangsa pasar Batik Jambi dan berbagai kerajinan Provinsi Jambi. Hal itu dikemukakan oleh Sherrin Tharia dalam Focus Group Discussion (FGD) Sinkronisasi dan Perumusan Kebijakan dalam Kerjasama Ekonomi Kreatif untuk Pelaksanaan Diplomasi Ekonomi di Provinsi Jambi, bertempat di Ball Room SwissBell Hotel Jambi, Jumat (6/10),.
Wakil Ketua II TP PKK Provinsi Jambi, Hj.Chairunnisa Erwan Malik dan Deputi Hubungan Badan Ekonomi Kreatif, Endah Wahyu Sulistianti, dan Konsultan Desainer Sari turut hadir dalam acara tersebut.
Sherrin menyatakan bahwa dengan mengundang narasumber dan Badan Ekonomi Kreatif, maka Dekranasda Provinsi Jambi akan banyak mendapat masukan tentang penegembangan industri kreatif di Provinsi Jambi.
“Harus banyak pihak yang mengkritisi Dekranasda Provinsi Jambi supaya dari kritikan itu kita akan menjadi lebih baik kedepannya. Dekranasda Provinsi Jambi dalam pengembangan ekonomi kreatif ditekankan pada industri kreatif berbasis budaya, dengan mengembangkan kemampuan SDM pengrajin melalui regenerasi pengrajin sekaligus meningkatkan desain produk kerajinan dan memfasilitasi pengembangan dan perluasan kerjasama pangsa pasar,” ujar Sherrin.
Saat ini, kata Sherrin, Dekranasda Provinsi Jambi mengutamakan pengembangan batik dengan tetap mempertahankan kearifan lokal. “Dekranasda terus mengembangkan Batik Jambi dengan menggali kekayaan budaya Jambi. Saya melihat motif yang dipamerkan di museum lebih memiliki filosofi budaya yang tinggi, ada nilai sejarah yang sangat kuat,” lanjut Sherrin.
“Belum tentu motif kekinian lebih baik, karena motif batik yang lama tidak lekang oleh waktu, dan pewarnaannya sangat indah. Di Jambi ini ada akar budaya yang sangat kuat, itu yang akan kita kembangkan, dan pada kesempatan ini juga kami menampilkan beberapa desain baju yang dapat digunakan oleh generasi muda yaitu warna pastel. Kami juga akan tetap mengembangkan warna-warna yang menjadi kiblat Batik Jambi,” terang Sherrin.
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj.Sekda) Provinsi Jambi, Erwan Malik menyatakan bahwa Pemprov menyambut baik dilaksanakannya FGD ini karena Pemerintah Provinsi Jambi memandang perlu dan mendesak untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang diyakini dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan pembangunan perekonomian di Provinsi Jambi.
“Ekonomi kreatif berkembang seiring dengan perubahan struktur perekonomian dunia yang mengalami transformasi dengan cepat, dari yang tadinya berbasis sumber daya alam sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian daerah industri dan informasi yang selanjutnya berkembang ke arah ekonomi kreatif dengan berorientasi pada inovasi dan gagasan kreatif,” ungkap Erwan.
Pj.Sekda mengatakan, Pemerintah Provinsi Jambi sangat berkepentingan untuk mengembangkan dan menerapkan konsep ekonomi kreatif karena ekonomi kreatif dapat mendatangkan dua keuntungan secara bersamaan, yaitu pertumbuhan ekonomi yang pro rakyat dan juga penguatan identitas budaya lokal yang memperkaya identitas nasional secara nyata.
“Dengan demikian, keragaman adat dan budaya yang dimiliki oleh bangsa kita akan menghasilkan produk dengan sentuhan etnik dan kultur. Saya percaya bahwa Provinsi Jambi pada masa yang akan datang tidak akan memiliki daya saing yang kuat dengan daerah lain apabila pertumbuhan ekonominya hanya mengandalkan sumber daya alam. Oleh sebab itu, konsep ekonomi kreatif akan menjadi wahana tepat dan menarik untuk memberikan nuansa yang lebih variatif yang mengombinasikan kekayaan sumber daya alam dengan sumber daya manusia yang berkualitas, teknologi inovatif, dan gagasan yang baru,” terang Pj.Sekda.
Sementara itu, Deputi Hubungan Badan Ekonomi Kreatif, Endah Wahyu Sulistianti menyatakan bahwa Batik Jambi berbeda dengan daerah lain. “Saya melihat adanya kerajinan zaman dulu yang motifnya sangat berbeda dengan daerah lain, dan jika motif ini dikembangkan, motif pewarnaan yang sangat baik sekali. Kita akan memanfaatkan kekayaan yang dimiliki ini untuk mengembangkan ekonomi yang berlandaskan kearifan lokal. Banyak sekali warna dan motif yang sangat baik, apalagi Batik Jambi memiliki cerita yang harus diceritakan karena akar budayanya yang sangat kuat,” ujar Endah.
“Saya yakin Batik Jambi yang memilki nilai budaya yang sangat kuat ini akan dapat diterima sampai ke tingkat internasional,” tutur Endah. ITA/Hms.