Perjanjian Manusia dengan Allah SWT sebelum lahir ke Dunia, Ruh ditiupkan.

Detikkasus.com | Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dalam Alquran Surat Al-Hadid : 8

“Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah, padahal Rasul mengajak kamu beriman kepada Tuhanmu? Dan Dia telah mengambil janji (setia) mu, jika kamu orang-orang mukmin”.

Apa sebenarnya perjanjian antara Allah SWT dan manusia sebelum dilahirkan ke dunia?

Sebelum manusia lahir ke dunia ternyata manusia sudah mengadakan perjanjian dengan Allah Ta’laa, begitu Ruh ditiupkan itulah kemudian Allah mengambil perjanjian dengan setiap hambanya.

Kemudian, apa perjanjian yang terjadi antara Allah dan manusia sebelum lahir ke dunia?

“Jadi sejak kita dalam kandungan ibunda kita usia 4 bulan, ruh sudah masuk, Allah menyampaikan tawaran kepada kita untuk berkomitmen kepada Allah,”

Kata Allah apakah kamu siap menjadikan saya Tuhan yang kamu sembah? Maka dengan itu saya akan penuhi semua kebutuhanmu, kalau kamu minta saya beri, kamu sakit saya sembuhkan, kamu butuh saya anugerahkan, kamu ingin saya persembahkan, kamu ingin rezeki saya tampilkan, kamu sakit saya sembuhkan, kamu salah saya maafkan, kamu dosa saya ampuni.

Maka kita katakan “Ya Allah siap tanpa pertimbangan lagi,

Kami yakin, kami akan sembah Engkau sebagai Tuhan dan Ya Allah mohon nanti saat terlahir kabulkan setiap kebutuhan yang kami dapatkan, kalau kami butuh kami akan minta, kalau kami sakit kami akan mohon disembuhkan, kalau kami salah kami akan mohon dimaafkan, kalau kami berdosa kami mohon diampuni Ya Allah”

Baca Juga:  DPD II Golkar Kota Langsa Meriahkan Berbagai Perlombaan Sambut HUT-RI Ke 78

“Itulah perjanjian kita, maka kita katakan “syahidna” yang artinya kami bersyahadat.

Untuk itulah Nabi mengatakan setiap yang terlahir itu sudah ada fitrah di dalam dirinya kecenderungan untuk mendekat kepada Allah Subhanahuwata’ala,”

Oleh karena itu, Allah akan menetapkan kejadian-kejadian dalam setiap kehidupan manusia dengan tujuan agar meminta dan memohon hanya kepada-Nya yang setiap doa diawali dengan kata Rabb.

Mengapa Allah memilih kata Rabb untuk menamakan diri-Nya, bukan nama-nama yang terdapat pada Asmaul Husna?

Inilah rahasia terbesarnya, kata Rabb itu diambil dari satu sifat yang disebut dengan Rububiyah.

“Tidak disebutkan dalam bahasa Arab sifat yang terkait dengan rububiyah mencakup semua jenis perhatian yang mungkin diberikan, misalnya ada yang sakit disembuhkan, ada yang susah dimudahkan, ada yang butuh diberikan,”

“Jadi semua apa yang dibutuhkan dipenuhi, maka itu yang dinamakan sifat rububiyah, kalau sifatnya terbatas dengan batasan tertentu, bisa ngasih sekarang nanti belum tentu maka disebut Murabbi

Baca Juga:  Kelompok 33 PMM UMM Lakukan Perbaikan Mushola di Desa Panggungrejo

“Maka secara otomatis kejadian-kejadian yang kita alami dalam hidup itu siapapun dia, apakah anda orang paling tinggi jabatannya, orang paling kaya atau orang paling apapun di muka bumi, maka selama hidup itu akan dipaksa melalui alur hidup kita mendapatkan sebuah kejadian untuk kita memanggil dan memohon kepada Allah Subhanahuwata’ala,”

LBH Gemindo menjelaskan: Pengertian Zona Innalillahi” dan Zona Wainnailaihirojiun

” Kalau kita hanya mengedepankan Zona Innalillahi” tapi jika tidak mengingat Zona Wainnailaihirojiun kita tergolong manusia yang merugi.

Hidup di Zona Innalillahi yakni alam semesta beserta isinya air, udara dan seluruh makluk, Sesungguhnya milik Allah, ciptaan Allah

Wainnailaihirojiun mengartikan semua yang diciptakan Allah akan kembali kepada Allah untuk mempertanggung jawabkan baik buruk perbuatan ketika kita hidup di alam nyata (duniawia)

Pentingnya mengingat kematian, Karena Kematian merupakan sesuatu yang pasti, pada hakikatnya, setiap yang bernyawa pasti mengalaminya.

Di dalam surat Ali Imran ayat 185. Artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya, pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.” Kedatangan maut memang secara tiba-tiba dan tidak dapat dihentikan.

Baca Juga:  Banyak bencana alam Sektor pelayanan sosial ekstra bekerja

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 185. Artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya, pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.” Kedatangan maut memang secara tiba-tiba dan tidak dapat dihentikan.

Di dalam Surah Yunus ayat 49 dan Surah Al-Jumu’ah ayat delapan tentang ajal. Artinya, “Bagi setiap umat ada ajal, ketika ajalnya telah tiba, maka mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” Kemudian, “Walaupun berusaha lari, mereka tidak akan pernah lepas dari kematian.”

Kematian bukanlah akhir kehidupan. Ia hanya pintu gerbang menuju alam akhirat. Di sana setiap manusia akan mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya selama di dunia.
Kemudian, tiap manusia akan memeroleh balasan sesuai dengan apa-apa yang telah diperbuat. Prinsipnya, dunia adalah tempat menanam dan akhirat menjadi tempat menuai.

Penyusun : Supriyanto alias Ilyas Ketau Umum Lembaga Bantuan Hukum – Generasi Muda Indonesia Cerdas Demokrasi (LBH – Gemindo).

Semoga Ruh-ku selalu beriman kepada Allah SWT, amin.

Demikian perjanjian Manusia dengan Allah SWT sebelum lahir ke Dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *