Detikkasus.com | Sumatera Barat
Pada pilkada mendatang, berbagai harapan ditumpangkan perantau terhadap bakal calon Bupati Tanah Datar. Sebagai warga Tanah Datar yang berdomisili di perantauan. Mereka sangat berharap adanya sosok kepala daerah yang bisa membawa Tanah Datar ke arah yang lebih baik.
Hal ini disampaikan oleh Enidar Asgani, perantau asal Nagari Labuah. Bahkan Enidar Asgani secara pribadi memberikan dukungannya kepada Wahyu Iramana Putra sebagai bakal calon Bupati Tanah Datar pada Pilkada 2020 mendatang.Menurutnya, Wahyu IP juga merupakan sosok pemimpin yang mampu membenahi Tanah Datar lima tahun kedepan. Terlebih dengan pengalaman sebagai legislatif di ibu kota provinsi Sumatera Barat, Kota Padang. Tanah Datar dengan potensi alamnya yang sangat luar biasa, maka sangat dibutuhkan “lecut tangan” seorang pemimpin yang bisa membawa Tanah Datar lebih terarah dan lebih baik. Terutama dalam sektor pariwisata. Menurutnya, Tanah Datar sangat potensial, namun kondisi saat ini hanya tidak tertata rapi. Kota juga demikian. Seperri lapangan, jaman dulu bagus sekali itu lapangan. Namanya lomba taruna. Tapi sekarang ko berantakan ya,” ucapnya. Selain itu, ia juga menyoroti kondisi tata kota, seperti kondisi pasar Batusangkar. Lebih lanjut ia mengatakan, pasar Batusangkar tidak berubah, terlebih pada pengelolaan parkir. Mungkin karena kita biasa di rantau, parkir sepertinya semberawut. Banyak hal yang bisa diperbaiki kedepan, dan kita sangat berharap sebagai perantau,” ujarnya lagi. Secara umum, perantau menginginkan Tanah Datar jauh lebih baik kedepannya. Ia menilai, Tanah Datar bisa meniru kabupaten lain yang lebih maju dalam pengelolaan kota yang ber estetika. Contohnya Sawahlunto. Di Sawahlunto itu sangat tertata rapi, kotanya. Peninggalan lama itu (sejarah) dibuat sedemikian rupa untuk objek wisata yang menghasilkan income untuk daerahnya,” tambahnya lagi. Lebih lanjut ia mencontohkan, seperti Pagaruyung yang selama ini menjadi destinasi andalan Tanah Datar juga dinilai belum rapi dan tertata dengan baik. Pagaruyung saat ini juga membutuhkan infrastruktur penunjang, seperti lokasi parkir dan berjualan yang representatif, serta tempat duduk bagi wisatawan disekitaran objek wisata Pagaruyung.
Kalau ada tempat duduk di Istano Pagaruyung, turis atau wisatawan yang capek berkeliling bisa istrahat, turis juga bakal nyaman duduk sambil minum makan dengan menikmati alam Pagaruyung,” kata wanita yang akrab disapa uni En ini. Ia juga berharap, kampung halamannya Nagari Labuah hendaknya dapat akses penerangan dari pemerintah. Karena selama ini, ruas jalan dari Silabuak hingga jorong Piliang sangatlah gelap tanpa penerangan. Desa atau Nagari Labuah penerangannya kurang. Mungkin tidak hanya Desa Labuah ya. Mungkin Desa lain juga demikian. Mungkin nanti bisa diperhatikan lebih baik,” tutupnya. (Tim)