PRINGSEWU, Detikkasus.com – Persaingan bisnis antar Supplier Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kementerian sosial di kabupaten Pringsewu diduga menjadi salah satu faktor kericuhan penyaluran BPNT, Rabu (28/07/2021).
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pendamping BPNT di kecamatan Gadingrejo, Ngatiman saat dikonfirmasi via telepon sellulernya.
“Di kabupaten Pringsewu ada belasan Supplier mungkin ada persaingan diantara mereka sehingga seperti ini”, ungkapnya.
Lebih lanjut, menurut pendamping BPNT kecamatan Gadingrejo terkait kekisruhan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), sebenarnya mereka pihak E-Warong dan Supplier sudah ada Memorandum Of Understanding (MoU) jadi apabila terjadi permasalahan akan ada perbaikan.
Diberitakan sebelumnya keluarga penerima manfaat (KPM) di pekon Tulung Agung melakukan pengaduan ke Bupati dan Dinas Sosial kabupaten Pringsewu tentang mahalnya harga sembako di E-Warong.
Merasa dirugikan, puluhan Keluarga Penerima Mampaat (KPM) penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pekon Tulungagung, kecamatan Gadingrejo mendatangi Kantor Bupati dan Dinas Sosial (Dinsos) kabupaten Pringsewu, Senin(19/7).
Mereka melaporkan E- Warung Seribu Bambu dan pihak penyuplai BPNT, lantaran bantuan sembako yang selama ini diterima tidak sesuai jumlah nominal harga pembelian dengan uang yang ditransfer yakni Rp. 200ribu.
Sumiatun, salah satu KPM penerima BPNT mengatakan dirinya bersama KPM yang lain selama ini merasa dirugikan karena bantuan sembako yang mereka terima tidak sesuai dengan nominal harganya.
(IYAN)