Detikkasus.com | Artikel
Pandemi Covid-19 hingga saat ini belum memperlihatkan adanya indikasi penurunan jumlah pasien positif. Parahnya, angka pasien Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ini setiap harinya malah semakin bertambah.
Jika melihat data terbaru pada laman (https.covid19.go.id) pada Kamis (1/7) tahun ini di Indonesia angka pasien positif sudah mencapai 2.203.108 juta jiwa dengan angka kematian sekitar 58.995 jiwa. Tak hanya itu, saat dunia sempat mereda pandemi Covid-19 di sejumlah negara di Asia harus mengalami lonjakan gelombang terbaru Covid-19 yaitu ‘varian raja’ B1351 asal Afrika Selatan yang memicu penularan lebih cepat.
Dampak dari pandemi Covid-19 ini telah memukul telak produktivitas di sebagian besar perusahaan. Hal ini mengakibatkan income atau pendapatan menurun, sehingga perusahaan mau tidak mau harus memangkas atau melakukan efisiensi di berbagai anggaran. Maka dari itu, perusahaan harus melakukan penganggaran ulang untuk meminimalisir kerugian yang kemungkinan terjadi.
Dengan demikian, perlu adanya pemahaman mengenai penyiapan anggaran.
Anggaran merupakan kumpulan pernyataan mengenai perkiraan atas penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.
Perusahaan perlu untuk memahami konsep dan esensi dalam merencanakan anggaran sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan strategi dalam menghadapi persaingan bisnis. Jika tidak, perusahaan akan hanya mengandalkan anggaran tahun sebelumnya serta menaikkan target tanpa adanya evaluasi serta pengukuran kinerja.
Karena pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan, untuk dapat mencapainya maka perusahaan harus merencanakan dan menerapkan strateginya dengan cara yang terukur sehingga pendapatan sangat mungkin untuk dicapai. Namun, hal tersebut dapat terjadi sebaliknya, apabila pencapaian target pendapatan tidak tercapai akan menimbulkan risiko negatif cashflow perusahaan sehingga mengganggu kinerja perusahaan. Oleh karena itu, penyiapan anggaran sangat penting untuk mengetahui tumbuh dan berkembanganya suatu perusahaan untuk menjadi lebih baik.
Restrukturisasi anggaran diperlukan bagi perusahaan yang telah terkena dampak dari pandemi.
Penyiapan anggaran yang baru ini diperlukan agar kondisi keuangan perusahaan dapat mencerminkan sesuai kondisi yang ada di lapangan.
Seperti contoh yang terjadi pada Garuda Indonesia yang sempat mengalami insolvensi dan mendapat dana tambahan dari Pemerintah sebagai pemegang saham BUMN tersebut (Sumber: www.cnbcindonesia.com).
Hal ini dilakukan demi tujuan penyeimbangan kembali anggaran yang telah ditargetkan agar tidak melenceng jauh dari sasaran. Dengan demikian, penyiapan anggaran yang baik akan menghasilkan output yang maksimal bagi perusahaan demi kesesuaian tujuan dan pencapaian penuh walaupun dihantui dengan resiko yang ada selama pandemi.
Manfaat lain dari penyiapan anggaran ini adalah sebagai alat koordinasi kerja, penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja internal perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, sistem anggaran memungkinkan para manajer divisi untuk melihat hubungan antar bagian (divisi). Penyiapan anggaran juga bisa sebagai alat pengawasan kerja, anggaran memerlukan serangkaian standar target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat di nilai kinerjanya. Penentuan standar yang sembarangan tanpa di dasari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat.
Hal ini mengingat standar dalam anggaran yang ditetapkan secara sembarangan tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai karena terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Standar yang ditetapkan terlalu tinggi akan menimbulkan frustrasi atau ketidakpuasan. Sebaliknya, standar yang terlalu rendah akan menjadikan biaya tidak terkendali, menurunkan laba, dan menurunkan semangat kerja.
Jadi, itulah beberapa hal penting mengenai penyiapan anggaran. Dari tulisan diatas maka bisa kita simpulkan bahwa penyiapan anggaran bisa dijadikan solusi dalam menangani kondisi seperti saat ini yaitu pandemi. Hal ini bisa dilakukan untuk mempertahankan tujuan awal perusahaan agar tidak melenceng walaupun dihadapkan pada resiko yang ada.
(AR)