Jatim | Detikakasus.com | Orang nomor satu Ketua GP ANSOR Kabupaten Sidoarjo Gus Rizza Ali F menilai Pengibaran bendera HTI Senin (22/10/2018) lalu itu merupakan upaya sistematis untuk melakukan infiltrasi dan provokasi terhadap pelaksanaan Apel Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2018.
Gelar pengibaran dan pemasangan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di tempat Apel Hari Santri Nasional 2018 terjadi di hampir seluruh Wilayah Jawa Barat, seperti Sumedang, Kuningan, Ciamis, Banjar, Bandung, Tasikmalaya, dan beberapa daerah lainnya.
Di bermacam tempat, bendara HTI tersebut sukses ditertibkan dan diberikan ke aparat keamanan sesuai SOP. Tapi yang terjadi di Garut, member Banser jadi korban dari provokasi dan infiltrasi dengan melaksanakan pembakaran bendera HTI di luar SOP yang telah ditetapkan.
“Itu berarti ada upaya sistematis untuk melakukan infiltrasi dan provokasi terhadap pelaksanaan Apel Hari Santri Nasional 2018,” jelasnya.
Untuk itu maka segala bentuk usaha yang mengarah pada tindakan makar harus ditindak tegas. Demikian disampaikan Gus Rizza Ali F selaku Ketua GP Ansor kabupaten Sidoarjo pada jum at (26/10/2018), menanggapi terkait peristiwa pembakaran bendera HTI oleh anggota Banser yang ada di jawa barat.
Tindakan Banser Garut itu didasari rasa cinta tanah air. Tidak ada landasan kebencian personal maupun kubu, apalagi dimaksudkan untuk menghina atau menodai agama. Antusias untuk mencintai tanah air ialah landasan Inti untuk melarang gerakan-gerakan yang ingin mengganti konstitusi dan bentuk negara.
Dengan begitu, bahwa pembakaran bendera HTI di Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat itu merupakan bentuk jaminan atas tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Namun demikian Gus Rizza Ali F menyesalkan kejadian itu. Atas dasar itu GP Ansor sidoarjo, Gus Rizza Ali F, menyampaikan terima kasih ke GP Ansor dan Banser kusus di kabupaten sidoarjo dan para santri juga warga sidoarjo yang tidak terprovokasi dengan melaksanakan tindakan aksi anarkis baik secara verbal maupun fisik dengan mempersekusi misalnya.
Kami juga menyesalkan aparat keamanan yang kecolongan dengan tidak melaksanakan tindakan kepada pengibaran bendara organisasi terlarang (HTI). Untuk itu GP Ansor Sidoarjo menjelaska intinya bendera bukan bedera tauhid tapi itu bendera HTI Meminta ke seluruh pihak, Intinya mohon sahabat sahabat Ansor, Banser sekabupaten sidoarjo.
Dan penduduk Nahdliyin untuk menjaga Kedamaian dan tidak terprovokasi dan sekali lagi kami menghimbau kepada warga sidoarjo untuk tidak muda terpancing dan terprovokasi berita di medsos Fb dan lainya demi menjaga kondusifitas dan supaya tidak muda terprovokasi dengan gorengan gorengan dari pihak manapun ungkap Gus Rizza Ali F.sul/zey