Oleh: Irma Rizki Ani Syah dari Universitas Muhammadiyah Malang.
Detikkasus.com | “Emas” siapa yang tidak tergiur dengan barang ini? Hampir semua orang di dunia sangat menyukai dan tergiur barang ini. Apalagi kaum wanita, bisa dibilang kaum wanita adalah pengguna terbanyak didunia. Emas bukan hanya menggiurkan tapi juga harganya yg membuat semua orang bisa geleng-geleng.
Di Indonesia sendiri sebenarnya gudangnya emas, bagaimana tidak? Indonesia memiliki 5 gunung emas, yaitu Papua, Bogor, Bengkulu, Bali, Dan Banyuwangi. Dari yang terbesar yaitu Papua dan yang paling baru terdeteksi yaitu gunung Tumpang Pitu di Banyuwangi. Kali ini artikel ini akan membahas tentang gunung Tumpang Pitu
Gunung Tumpang Pitu bertempatkan didesa Pulau Merah Pancer, kecamatan Pesanggaran, kabupaten Banyuwangi. Aset Tumpang Pitu berdasarkan standar Joint Ore Reserve Committe (JORC), memiliki kualitas aset: Estimasi 99 juta ton bijih dengan kandungan rata-rata 0,8 gram emas/ton bijih dan 25 gram perak/ton bijih, 794 juta gram cadangan emas dan 862 miliar gram cadangan tembaga pada lapisan porfiri, 70 juta gram cadangan emas dan 2,2 miliar gram cadangan perak pada lapisan oksidasi, Kapasitas produksi 2,8 juta gram emas dan 136 juta gram perak pertahun.
James Francis, General Manager Operations, PT Bumi Suksesindo (BSI), operator tambang emas Tumpang Pitu, mengatakan, tidak hanya emas dan perak, di Tumpang Pitu juga terdapat tembaga. Bisa dibayangkan berapa banyak kekayaan yang sudah dimiliki sekarang.
Sementara, sampai semester I 2018, produksi emas BSI mencapai sebanyak 83.713 oz dan perak 48.226 oz. Tahun ini, target peremukan bijih, penumpukan, dan pengolahan emas sebanyak 6,2 juta ton, dari rencana semula 4,8 juta ton. Di tahun pertama produksi yakni pada 2017, sebenarnya perusahaan menargetkan 100.000 oz, namun realisasinya 142.468 oz.
Dalam hal ini Indonesia memiliki keuntungan sangat besar. Pencapaian yang terus meningkat dan pendapatan yang sangat memiliki dampak yang baik untuk daerah Banyuwangi dan sekitarnya. Namun, sayangnya banyak warga yang kurang setuju dengan adanya tambang emas ini.
Alasan warga tidak setuju
Warga sekitar PT sering melakukan demo penolakan adanya PT. Penolakan ini bertujuan karena warga ingin tumpang pitu dikelola oleh warga bukan orang asing. Pada tahun 2016 PT sudah menawarkan akan adanya kesejahteraan warga, namun warga tetep kekeh menolak karena mereka merasa hak yang seharusnya milik mereka malah menjadi milik orang lain. Namun kenyataanya, gunung Tumpang Pitu adalah aset negara bukan aset masyarakat, maka dalam hal itu masyarakat pun tetap tidak bisa mengelola tambang tanpa seijin negara.
Selain itu demo warga terjadi karena adanya provokator, dan yang sangat mengejutkan lagi, demo tersebut tejadi karena terprovoatori dari warga luar daerah Pulau Merah dan Pancer. Demo yang akhir ini terjadi dikarenakan warga mengetahui adanya pelabuhan dibelakang bukit. Dari pihak PT membenarkan dan bahkan hampir rampung, tujuan dalam pembangunan pelabuhan yaitu untuk mengirim barang berat agar tidak lewat jalur darat dan merusak jalan.
Karena maraknya demonstrasi yang terjadi di PEMKAB Banyuwangi, bupati mengadakan mediasi dengan perwakilan warga serta pihak PT. Hasil dari mediasi ini, PT tetap boleh mengelola Tumpang Pitu asalkan segala sesuatu kebutuhan serta sarana yang ada di kecamatan Pesanggaran diperbaiki, dibangunkan rumah sakit yang fasilitas dan dokternya hampir sama seperti dikota, dan pelabuhan di area Pancer harus dibesarkan.
Saham yang ada di Tumpang Pitu sebagian besar juga milik Banyuwangi
Tumpang Pitu memang dibeli oleh negara asing, namun hanya lima puluh persen saja, selebihnya milik beberapa pejabat negara, seperti bupati Banyuwangi, Sandiaga uno, dan lainnya, meskipun lima hingga sepuluh persen besarnya.
Dalam hal ini bupati Banyuwangi pernah mengatakan “saham bupati yang ada di gunung Tumpang Pitu sepenuhnya milik Banyuwangi dan akan digunakan untuk APBN dan APBD Banyuwangi”
Selain itu, aset milik luar pun juga ikut dalam pembangunan Banyuwangi, mulai pertengahan 2018 kemarin pihak PT sudah mulai menepati janjinya yaitu memperbaiki jalan diseluruh desa dikecamatan Pesanggaran. Bukan hanya jalan besar yang diperbaiki namun beberapa jalan-jalan kecil juga diaspal dan dipaping. Jalan menuju pantai pun sudah diperbaiki dengan cor beton dan hampir rampung.
PT juga memberikan fasilitas bus sekolah untuk warga sekitar, kurang lebih 4 bus yang sudah diberikan untuk warga Pesanggaran. Pihak PT juga memberikan mobil ambulance yang selalu standby 24 jam. Beberapa sekolah-sekolah juga direnovasi. Untuk pembangunan sakit pihak PT sedang memproses dan mungkin ditahun 2019 akan mulai dibangun. Selain itu pelabuhan juga sudah mulai digarap.
Kesejahterahan pegawai
Enam puluh persen pegawai PT adalah warga lokal atau warga daerah sendiri, tiga puluh persen warga luar daerah yang memiliki skill bagus, dan sepuluh persennya warga asing. Dalam hal ini PT selalu mengusahakan menggunakan tenaga lokal, entah itu hanya dibagian kantor, satpam, ataupun pekerjaan yang ringan, mengapa? Karena mayoritas warga daerah adalah tamatan SD-SMA. Maka sari itu pihak PT benar-benar mengutamkan warga sekitar
Meskipun begitu gaji bersih yang mereka dapat juga lumayan banyak sekitar 3-10juta. Bukan hanya gaji yang banyak, namun pegawai juga diberi beberapa kartu kesehatan dan asuransi. Pihak PT juga mendaftakan seluruh pekerjaanya ke NPWP, sehingga dalam hal ini warga tertib dalam mebayar pajak, dan pajak daerah Banyuwangi terdata dengan baik.
Jika warga mampu memikirkan apa yang terjadi dan apa yang sudah diberi, sebenarnya dengan adanya PT ini segala sesuatu kekurangan yang ada sudah mulai terpenuhi dengan baik. Adanya PT membawa dampak positif yaitu adanya lapangan pekerjaan untuk mereka yang hanya mampu sekolah sampai SMA. Jadi dalam hal ini sebenarnya hanya harus mengerti dampak baik kedepannya dan jangan melakukan penambangan liar. Cintai tubuhmu bukan cintai hartamu. Semoga bermanfaat.