Labuhanbatu – Sumut I Detikkasus.com -, Terkait pengadaan baju seragam didalam ruangan ternyata begini penjelasan Bakaruddin Sitompul, S.Ag., M.Pd.I., Bapak Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara. “Saya awali dari adanya beberapa panggilan masuk ,dari nomor kontak yang baru bahkan berupa tulisan sebagai konfirmasi melalui whatsAAp memang itu ada”. Jum’at (7/7/2023)
Dan itu saya ketahui setelah ada salah salah seorang sahabat terdekat mengirim berita yang terbit itu padaku, dan pada waktu ada panggilan telepon dan tulisan berupa poin konfirmasi melalui whatsAAp, posisi saya waktu itu sedang lagi mengemudi kenderaan dan ternyata kecapean setelah sampai dilokasi tujuan, malah handphone waktu itu jadi kurang saya pedulikan sangking lelahnya”.
Pada intinya, “mengenai panggilan masuk dari telepon genggam dan konfirmasi melalui whatsAAp itu tidak ada unsur kesengajaan dilalaikan, karena bagi saya bersama jajaran sekolah sangat menganggap Media atau Pers itu bagian dari mitra sekolah MTsN Labuhanbatu yang kita cintai ini, dan sama-sama kita akui media pers sebagai pilar keempat”.
Bakaruddin Sitompul, S.Ag., M.Pd.I., mengatakan “Benar ada terjadi disekolah kita ini menjual seragam sekolah tetapi bukan seragam sekolah yang dilarang pada ketentuan, Permendikbud No.45 Tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah bagi Peserta Didik pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, karena kita semua tentunya taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Pakaian seragam sekolah nasional sama sekali tidak ada diperjual belikan atau diperdagangkan di sekolah kita ini, seperti “Kemeja putih, celana/rok warna biru, seragam pramuka dan peralatan lainnya tidak ada kami jual, karena memang sampai saat ini kita masih tetap taat pada ketentuan Permendikbud No.45 Tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah”.
Diruangan kantor lebih lanjut Bakaruddin Sitompul mengatakan, “Yang kita jual adalah seragam batik dan kaos olahraga sama seperti di sekolah-sekolah lainya, kalau mengenai harga pakaian batik dan kaos olahraga sebenarnya tidak terlalu mahal dan tidak mencekik leher”. Bahkan saya bukan mau pamer atau ingin riya’ ada kita bantu berbagi bentuk kemudahan terhadap siswa.
Kemudahan melalui berbagai cara seperti dicicil/diangsur bahkan akan ada yang digratiskan, apa bila siswa tersebut memang anak yatim apa lagi anak piatu. Karena siswa kita disekolah ini harus tetap bisa belajar bersama seperti teman teman sekelasnya yang lain, sebab Estafet atau tongkat kepemimpinan dimasa yang akan datang berada pada siswa kita. Sebut Bakaruddin Sitompul. (J. Sianipar)